Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Saya Miskin Ndak Apa-apa yang Penting Sehat" Sukarti 40 Tahun Hidup di Kolong Jembatan di Semarang

Kisah Mbah Sukarti (60) 40 tahun hidup di kolong jembatan Jalan Soekarno Hatta Semarang mengundang empati warga.

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Fitri)
Sukarti sedang menjaga warung angkringannya di kolong jembatan Jalan Soekarno-Hatta, Kamis (23/11/2023) 

TRIBUNJATENG.COM - Kisah Mbah Sukarti (60) 40 tahun hidup di kolong jembatan Jalan Soekarno Hatta Semarang mengundang empati warga.

Selama itu, ia bertahan hidup sebagai penjual angkringan di sekitar lokasi.

Mbah Sukarti adalah seorang wanita paruh baya.

Ia tampak tertidur pulas di atas dipan kayu yang terletak di pinggir Jalan Barito, Semarang Timur.

Baca juga: Sah! Harga BBM Terbaru Hari Ini Jumat 24 November 2023, Cek Pertalite Pertamax Jawa DIY Bali

Baca juga: Sah! Daftar Tarif Listrik Token Listrik PLN Jumat 24 November 2023 Beli Rp 1 Juta Dapat Segini

Baca juga: Cilacap In Fashion 2023 Jadi Ajang Bagi Dekranasda untuk Kembangkan dan Promosikan Produk Batik

Tepatnya di kolong jembatan Jalan Soekarno-Hatta.

Di sampingya, terdapat satu lemari kayu dengan baju dan celana yang menggantung, beberapa drum berisi air, dua kasur, peralatan dapur, gerobak angkringan dan satu tangga untuk naik ke kolong jembatan.

Tidak hanya itu, terdapat tiga anjing kecil yang tampak berlarian menjaga sekeliling angkringan.

Pemiliknya yaitu Sukarti (60).

Seorang paruh baya asal Kudus itu mengaku, sudah 40 tahun lamanya hidup di kolong jembatan Jalan Soekarno-Hatta.

Tidak sendirian, di tempat terbuka itu Sukarti tinggal menetap bersama suami, anak, menantu dan dua cucunya.

Meski tak punya atap dan dinding yang melindungi, dirinya menyebut, kolong jembatan dengan segala keterbatasannya itu sudah dia sebut sebagai 'rumah'.

"Saya diejek miskin tidak apa-apa, saya di sini kan cari makan, jualan. Yang penting sehat, tidak mencuri," ungkap dia, dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Sukarti mengatakan, 'rumah' yang dia tinggali itu tidak tersambung dengan aliran listrik.

Sehingga, saat malam hari dirinya harus menghidupkan aki untuk mendapatkan cahaya lampu.

Lantas, untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak dan mencuci pakaian, biasanya membeli air yang ditampung di beberapa drum besar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved