Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Ada 6 Kasus Pneumonia Mycoplasma di Indonesia, Seluruhnya Anak-anak Usia 3 - 12 Tahun

Kemenkes mengatakan, terdapat enam kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia. Kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae sendiri sedang mengalami kenaikan di C

Editor: m nur huda
pixabay.com
Ilustrasi paru-paru yang mengalami pneumoniae - Kemenkes mengatakan, terdapat enam kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, terdapat enam kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia. Kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae sendiri sedang mengalami kenaikan di China, Belanda, serta Denmark.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, keenam kasus terinfeksi Mycoplasma pneumoniae itu dirawat di dua rumah sakit Jakarta.

“Saat ini ada enam kasus mycoplasma yang pernah dirawat di beberapa rumah sakit. Yang 5 (pasien) di Medistra dan satu di Rumah Sakit JWCC,” ujar Maxi dalam konferensi pers, Rabu (6/12).

Baca juga: Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Mycoplasma Pneumonia di Semarang

Baca juga: Anak Pilek, Demam, dan Napas Cepat? Waspada Pneumonia

Meski begitu, kini keenam pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh.

“Kami dapat laporan dari RS yang menangani mereka, semua (pasien) sudah sembuh,” ungkapnya.

Maxi melanjutkan, pneumonia mycoplasma di Indonesia menginfeksi anak-anak dengan rentang usia 3-12 tahun.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, penyakit pneumonia sejatinya bukan termasuk penyakit baru.

Menurutnya, penyakit pneumoniae sebenarnya menjadi salah satu penyebab kematian anak sejak tahun 1992 di Indonesia.

"Pneumoniae sebenarnya penyakit yang banyak sekali terjadi di Indonesia sebelumnya salah satu penyebab kematian pada era tahun 92-an tapi ini bukan sesuatu yang baru," katanya usai menghadiri Apresiasi dan Penyerahan Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Reformasi Birokrasi (RB), dan Zona Integritas (ZI) Tahun 2023, di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (6/12/2023).

Dia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan anak dan tetap menggunakan masker mencegah penularan pneumoniae lebih luas. Pemerintah bahkan telah memiliki program mitigasi dan evaluasi menekan kasus pneumoniae.

"Sebenarnya asal higiene, menggunakan masker dan sebagainya sih semua bisa terevaluasi dan terjaga dengan baik. Kita sudah mitigasi, penyakit ini sebenarnya sudah ada di dalam platform evaluasi rutin dalam penanganan kasus-kasus di rumah sakit," katanya.

Sejauh ini, Kemenkes mencatat, dari enam kasus itu, seluruhnya merupakan anak-anak, berusia paling muda 3 tahun, dan paling besar 12 tahun.

Enam pasien mycoplasma pneumoniae menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, ingus, sakit kepala, hingga sesak ringan. Keenam kasus mycoplasma pneumoniae tersebut saat ini sudah sembuh.

Lima dari enam pasien yang sempat terinfeksi bakteri itu sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Dua dari lima pasien ini menjalani rawat inap pada 12 Oktober 2023 dan 25 Oktober 2023.

Sisanya, menjalani rawat jalan pada November 2023. Kemudian, satu kasus mycoplasma pneumoniae menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jakarta Woman and Children’s Clinic atau JWCC.

Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Mycoplasma Pneumonia di Semarang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyebut belum ada kasus Mycoplasma Pneumonia di Ibu Kota Jawa Tengah. Dinkes tetap mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit dari China tersebut.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, Dinkes meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut, terutama di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) yang berhubungan langsung dengan perjalanan luar negeri. 0intu-pintu perjalanan luar negeri harus diwaspadai.

"Di Semarang belum ada kasus, di Indonesia juga belum. Namun, pintu-pintu perjalanan luar negeri diwaspadai," tutur Hakam, Rabu (6/12/2023).

Menurutnya, saat musim hujan atau musim dingin banyak virus dan bakteri yang tumbuh. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat bisa menjaga kesehatan, khususnya anak-anak apabila mengalami demam tinggi dan batuk  bisa segera periksa di fasilitas kesehatan.

"Jika ada gejala demam tinggi batuk seperti tanda Covid segera datang ke fasilitas kesehatan bisa ke puskesmas untuk dilakukan swab atau rumah sakit," jelasnya.

Hakam menyebut, pneumonia dan Covid adalah penyakit yang menyerang paru-paru. Namun, bedanya, Covid disebabkan oleh virus, sedangkan pneumonia disebabkan jamur atau bakteri.

"Bisa sangat menyerang anak. Jadi, jika mulai flu dan pilek langsung konsultasi saja ke rumah sakit atau puskesmas," ucapnya.

Sementara, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta Dinkes untuk melakukan monitor ketat terkait penyakit pneumonia. Diketahui, penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini sudah merebak di Tiongkok dan banyak menimpa anak-anak.

Meski belum ada laporan resmi soal kasus pneumonia dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes), dia mendorong Dinkes bisa melakukan tahapan-tahapan pencegahan agar masyarakat terhindar dari pneumonia.

"Kami sedang minta kepada Kepala Dinkes Kota Semarang untuk mencari informasi terkait pnemonia. Kalau gak salah menyerang paru-paru, sehingga saya minta untuk dicari informasi kemudian bagaimana langkah-langkah dari Kota Semarang melalui Dinkes. Tapi, sampai sekarang juga Pak Hakam (Kepala Dinkes Kota Semarang) belum melaporkan atau belum ada hal-hal yang terkait dengan pneumonia di Kota Semarang," paparnya.

Selain pneumonia, Ita menambahkan, awal musim hujan ini masyarakat juga diminta untuk waspada terkait penyakit demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan Leptospirosis. Masyarakat juga diharapkan bisa menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

“Kalau sekarang ini malah concernnya ke masalah demam berdarah, diare ISPA, leptospirosis. Jadi ini yang waspada karena ini musim hujan ya sepertinya iklim ini fluktuatif. Jadi kita harus siaga,” tuturnya. (eyf/aditya/inten/yohanes/andi/kps/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved