Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Mistis

Cerita Mistis Pengunjung Hotel Angker Surabaya Dilarang Berjalan di Koridor Saat Malam Hari

Cerita Mistis Pengunjung Hotel Angker Surabaya Dilarang Berjalan di Koridor Saat Malam Hari

Penulis: non | Editor: galih permadi
Accor
Cerita Mistis Pengunjung Hotel Angker Surabaya Dilarang Berjalan di Koridor Saat Malam Hari 

Cerita Mistis Pengunjung Hotel Angker Surabaya Dilarang Berjalan di Koridor Saat Malam Hari

TRIBUNJATENG.COM - Inilah cerita mistis larangan kepada para pengunjung hotel angker di Surabaya untuk berjalan di koridor pada malam hari.

Di Surabaya terdapat sebuah hotel tua yang kini bernama Hotel Majapahit.

Hotel Majapahit didirikan pada 1910 oleh seseorang berkebangsaan Armenia Lucas Martin Sarkies.

Setahun kemudian Hotel Majapahit akhirnya beroperasi dengan nama Hotel Oranje.

Sebelum menjadi resmi berganti nama menjadi Hotel Majapahit, hotel ini memiliki sejarah yang panjang.

Bangunan hotel ini kerap  berganti nama sesuai sejarah dan aksi yang melibatkan hotel berumur 112 tahun tersebut.

Hotel Oranje berganti menjadi Hotel Yamato di masa pendudukan Jepang.

Saat itu bangunan ini beralih fungsi menjadi penjara wanita dan anak-anak Belanda sebelum mereka dikirim ke kamp di Jawa Tengah.

Pada 1945 hotel ini berganti menjadi Hotel Merdeka untuk mengenang perjuangan arek-arek Suroboyo.

Usai deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, residen Belanda kembali ke Surabaya dan tinggal di hotel ini.

Kisah heroik pecah pada 19 September 1945 dan hotel ini menjadi saksi bagaimana arek-arek Suroboyo memperjuangkan kemerdekaan yang nyaris direbut kembali oleh Belanda.

Memiliki predikat hotel bintang lima hotel ini terkenal kesederhanaannya.

Di dinding penerima tamu lobi hotel, tampak foto Hotel Oranje pada 1910.

Hotel dengan 143 kamar ini didominasi warna putih dengan perabotan bergaya tradisional.

Konon, para pegawai hotel ini melarang pengunjung untuk berjalan di koridor pada malam hari.

Pasalnya di malam hari kerap terjadi penampakan hantu orang-orang Belanda yang sedang berpesta.

Cerita lain mengatakan bahwa di lobi hotel ini terdapat penampakan hantu anak kecil Belanda di teras atas ruangan tersebut.

Sementara, di restoran kerap muncul penampakan hantu wanita dengan gaun putih dengan kepala yang miring ke kiri.

Di area kolam renang disebut sering muncul penampakan kepala hantu yang tidak memiliki badan.

Meski banyak cerita mistis tentang hotel ini, kisah nyata sejarah terdapat pada kamar nomor 33 Hotel Majapahit.

Kamar tersebut pernah dijadikan pusat komando tentara Belanda.

Di kamar ini pula dilengkapi pintu darurat menuju ke perkampungan.

Di kamar yang sama, tokoh arek Suroboyo, Roeslan Abdul Gani meminta penjelasan mengapa  bendera Belanda berkibar di hotel tersebut.

Puncaknya, aksi heroik perobekan bendera Belanda terjadi.

Roeslan Abdul Gani yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Wakil Perdana Menteri dan Duta Besar untuk PBB adalah saksi hidup peristiwa bersejarah tersebut.

Pada 1998, Cak Roes, begitu ia biasa disapa, kembali ke hotel ini untuk memasang plakat bersejarah aksi perobekan bendera yang dipasang di depan hotel sebagai monumen bersejarah. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved