Berita Wonogiri
Sarmo Pelaku Pembunuhan di Wonogiri Tidur di Atas Kuburan Korban Selama 3 Bulan
Pelaku pembunuhan berantai di Wonogiri, Sarmo, mengaku tidur di atas kuburan salahsatu korbannya, Sunaryo, selama sekitar tiga bulan.
TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI - Pelaku pembunuhan berantai di Wonogiri, Sarmo, mengaku tidur di atas kuburan salahsatu korbannya, Sunaryo, selama sekitar tiga bulan.
Sarmo membunuh Sunaryo pada 27 April 2022 dengan cara meracuni minuman korban yakni mencampurkan es teh dengan apotas atau obat untuk menangkap ikan.
Korban kemudian dikubur oleh Saro di kamarnya.
Sarmo pelaku pembunuhan mengakui sempat tidur di atas jasad korbannya, Sunaryo hingga tiga bulan lamanya.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri dan Klaten Tumbuk Mayat Korban Sampai Hancur: Hilangkan Jejak
Baca juga: Sarmo Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri Habisi 2 Korban pada November 2021 dan April 2022
Baca juga: 2 Korban Pembunuhan Berantai di Wonogiri Dihabisi Temannya Sendiri dengan Racun Potas
Baca juga: Terungkap, Tersangka Pencurian Gergaji di Wonogiri Ternyata Pelaku Pembunuhan Berantai
Seperti yang disampaikan Kapolres Wonogiri, AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah.
"Korban dikubur persis di bawah dipan atau kasur," kata Andi saat jumpa pers di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023).
"Persis di kamar tersangka," tambahnya.
Jasad korban dikubur dengan diberi serbuk kayu sisa penggergajian kayu.
Itu didapatkannya dari lokasi usaha penggergajian miliknya yang ada di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.
Sarmo mengaku jasad korban telah dikuburkan selama tiga bulan.
"Saya sudah biasa kalau seperti itu. Maksudnya sudah biasa tidur sendiri di tempat angker," jelasnya.
Perbuatan pelaku kemudian terdeteksi oleh aparat kepolisian.
Polisi mendatangi rumah pelaku lengkap dengan anjing pelacak.
Pelaku coba menghilangkan jejak dalam kasus pembunuhan berantai di Wonogiri.
Salah satunya dengan menumbuk potongan tulang milik korban.
"Kalau tulangnya saya tumbuk pakai potongan kayu jati. Tumbuk bakar tumbuk bakar terus sampai habis," ucap dia.
"Sekitar lima jam, sampai buktinya hilang," imbuhnya.
Selain itu, pelaku juga sempat menyiram sekitar lokasi mengubur korban dengan solar.
Itu supaya anjing pelacak tidak bisa menemukan keberadaan lokasi itu.
Racun Potas
Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D mengatakan potas itu adalah kalium sianida, racun yang sering digunakan untuk menangkap ikan.
Racun itu juga yang ramai dalam kasus kopi Sianida.
Ketika dikonsumsi, potas bisa membuat keracunan karena itu memang racun.
"Paparan racun potas bisa berakibat fatal dan cepat. Potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, yaitu zat kimia sangat beracun.
"Nah, jika terhirup dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen," kata Prof. Apt. Zullies, Sabtu (09/12/2023).
Zat kimia ini, kata dia, memiliki efek ke seluruh tubuh, terutama pada sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah yaitu sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru-paru.
Paparan racun potas bisa melalui kontak kulit, kontak mata, menghirup, atau menelan, termasuk jika dicampurkan pada makanan
Efek yang terjadi setelah terpapar racun potas dapat berlangsung dengan sangat cepat.
Terhirup gas hidrogen sianida bisa menimbulkan gejala dalam hitungan detik hingga menit.
Sementara itu kematian akibat sianida juga dapat terjadi dalam hitungan menit.
Gejala awal keracunan sianida, yaitu pusing, napas cepat, mual, muntah, leher terasa terjepit dan lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan.
Akumulasi cairan di paru-paru dapat mempersulit pernapasan dan memperburuk gejala keracunan.
"Jika gejala keracunan bertambah parah, maka efeknya adalah pingsan, koma, kejang otot, badan kejang, pupil mata melebar, kulit terasa dingin, lembap, dan mengeluarkan keringat, hingga kematian," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan, pelaku Sarmo membunuh kedua korban pada waktu yang berbeda.
Tersangka terlebih dahulu membunuh Agung Santoso pada Rabu (24/11/2021) di gubug ladang jahe di Dusun Ciman.
Antara Sarmo dan Agung memiliki hubungan kerja sama usaha grajen atau penggergajian kayu di Dusun Ciman.
Sedangkan Sarmo membunuh Sunaryo pada Rabu (27/4/2022) setelah tarawih.
Kejadian itu berawal dari Sarmo yang menggadaikan mobil Grandmax kepada Sunaryo senilai Rp48 juta.
Pelaku Sarmo saat dihadirkan di Mapolres Wonogiri mengakui perbuataanya.
Dia melakukan pembunuhan itu dengan sadar.
Sarmo diketahui melakukan pembunuhan terhadap dua orang yakni Agung Santosa warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten di tahun 2021 dan Sunaryo warga Kecamatan Jatipurno, Wonogiri di tahun 2022.

"Masalah utang piutang (korban Sunaryo) dan bisnis kerja (korban Agung Santosa)," kata Sarmo.
Sarmo mengatakan, dia menggunakan apotas untuk menghilangkan dua nyawa itu.
Racun itu dicampur ke minuman dan diberikan ke korban.
"Pak Sunaryo dicampur ke es teh, Pak Agung saya berikan ke botol air minum kecil," ujarnya.
Kedua korban itu dibunuh kemudian dikuburkan sendiri oleh Sarmo, sebelum akhirnya ditemukan tinggal kerangka pada Kamis (7/12/2023) kemarin di wilayah Desa Semagar, Kecamatan Girimarto. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul INILAH Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Wonogiri, Biasa Tidur di Tempat Angker
2 Pelajar Tewas Tenggelam saat Cari Ikan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri |
![]() |
---|
Sopir Bank Jateng Wonogiri yang Gondol Uang Hampir Rp10 M Ternyata Orang Lama Kepercayaan Bank |
![]() |
---|
Klarifikasi Bank Jateng Soal Sopir Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Akan Tindak Tegas Pengemudi |
![]() |
---|
Sopir Bank di Wonogiri Jadi Buronan Polisi Setelah Bawa Kabur Uang Rp9 M yang Baru Diambil di Solo |
![]() |
---|
Polres Wonogiri Bangun Polisi Tidur di Perlintasan Tanpa Palang Pintu Usai Kecelakaan Maut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.