Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sempat Ditolak Warga, Pengungsi Rohingya Matikan Lampu Kapal Lalu Berhasil Mendarat di Aceh 

Sejumlah 180 pengungsi Rohingya berhasil mendarat di tepi pantai Laweung, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (10/12/2023) sekira pukul 03.00 WIB.

Editor: m nur huda
AFP
Seorang pengungsi Rohingya yang baru tiba berjalan ke pantai setelah masyarakat setempat memutuskan untuk mengizinkan mereka sementara mendarat untuk mendapatkan air dan makanan di Ulee Madon, provinsi Aceh, Indonesia, pada 16 November 2023. Sekitar 250 pengungsi Rohingya mencapai Indonesia bagian barat dengan kapal kayu yang penuh sesak perahu pada 16 November 2023, sehingga jumlah pengungsi yang dilaporkan oleh pejabat setempat tiba pada minggu ini menjadi hampir 600 orang. (Photo by amanda jufrian / AFP) 

TRIBUNJATENG.COM - Sejumlah 180 pengungsi Rohingya berhasil mendarat di tepi pantai Laweung, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (10/12/2023) sekira pukul 03.00 WIB.

Mereka berhasil mendarat di tepi pantai Laweung setelah sebelumnya sempat ditolak oleh warga setempat.

Seratusan pengungsi Rohingya tersebut menaiki satu kapal dan ditampung sementara di tepi pantai di gampong tersebut.

Warga Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga (Laweung) kemudian menyuarakan penolakan kedatangan pengungsi Rohingya tersebut.

"Masyarakat menolak etnis Rohingya ditampung sementara di tepi pantai Gampong Blang Raya," kata Keuchik Blang Raya, Rijalul Fitri kepada Serambinews.com, Minggu (10/12/2023). 

Ia menyebutkan, dirinya saja saat hendak menghadiri pertemuan dengan Dinas Sosial Pidie dan UNHCR, warga melarang dia datang pada rapat tersebut.

"Tapi, saya nekat datang pada rapat tersebut meski dilarang warga. Saat rapat digelar, warga langsung bersuara yang menolak Rohingya ditampung di pantai Blang Raya," ujar Rijalul.

Menurutnya, penolakan warga telah terjadi sejak awal etnis Rohingya mendarat dengan satu kapal, sekitar pukul 02.00 WIB. 

Saat itu, warga menarik kembali kapal ditumpangi etnis Rohingya ke laut. 

Sehingga kapal berisi Rohingya pergi, dan tidak jadi mendarat.

Saat itu, kata Rijal, ketika melihat kapal Rohingya pergi warga pun pulang. Kapal yang membawa Rohingya itu sempat mematikan lampu saat meninggalkan tepi pantai Blang Raya.

"Saya mengetahui kembali Rohingya telah berada di tepi pantai Blang Raya ketika diberitahukan petani tambak,” urai dia.

“Ternyata kapal yang membawa Rohinya mendarat di Gampong Tuha Biheu, kecamatan sama. Kemudian Rohingya jalan kaki sekitar 25 meter di bawah guyuran hujan ke Blang Raya," jelasnya. 

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pidie, Muslim kepada Serambinews.com, Minggu (10/12/2023), menjelaskan, saat ini 180 Rohingya yang terdampar di Blang Raya telah dipindahkan sekitar 100 meter di tepi pantai Gampong Batee, Kecamatan Muara Tiga. 

Pemindahan Rohingya lantaran terjadi penolakan oleh warga Blang Raya.

Sementara warga Gampong Batee memberikan waktu tiga hari kepada etnis Rohingya untuk ditampung sementara di gampong tersebut. 

"Alahdulillah, warga Gampong Batee telah memberi izin ditampung tiga hari Rohingya di pantai Gampong Batee," jelasnya.

Dikatakan dia, imigran Rohingya tinggal di tepi pantai diterangi genset dan akan dialiri listrik. 

Di lokasi penampungan itu tidak ada dapur umum, setiap hari Rohingya disediakan nasi bungkus yang ditangani UNHCR.

Kata Muslim, saat ini tidak ada lokasi lain di Pidie untuk menampung Rohingya.

Sehingga Pemkab Pidie tidak bisa mengevakuasi Rohingya. 

Pemkab masih menunggu intruksi dari Menkopolhukam untuk pemindahan Rohingya, baik di Kamp Mina Raya dan Kecamatan Batee.(*)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Warga Blang Raya Laweung Tolak Keberadaan Imigran Rohingya, Ini Respon Pemkab PIdie

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved