Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kompetisi Sepak Bola Usia Dini Milklife Soccer Challenge 2023 Kembali Digelar, Tim Putri dan Putra

Milklife Soccer Challenge 2023 putaran ketiga kembali digelar di Supersoccer Arena Rendeng Kabupaten Kudus.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
Rifqi Gozali
sejumlah pemain putri dan putra tengah bermain sepak bola dalam kompetisi Milklife Soccer Challenge 2023 di Supersoccer Arena Rendeng Kudus, Jumat (15/12/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Milklife Soccer Challenge 2023 putaran ketiga kembali digelar di Supersoccer Arena Rendeng Kabupaten Kudus.

Berbeda dengan putaran pertama dan kedua, pada putaran ketiga ini melibatkan pemain putra untuk meningkatkan akselerasi pemain putri dalam bertanding di lapangan.

Kompetisi ini digelar selama tiga hari sejak 15 sampai 17 Desember 2023. Tercatat ada sebanyak 478 anak dari Kudus dan Jepara yang menjadi peserta dalam ajang tersebut.

Anak sebanyak itu terdiri atas 324 pemain putri dan 154 pemain putra. Setiap laga 2x10 menit satu tim diperkuat oleh lima pemain putri dan dua pemain putra.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, dilibatkannya pemain putra dalam setiap ini untuk meningkatkan kualitas permainan pesepak bola putri usia dini dalam bertanding.

Dengan dilibatkannya pemain putra ini diharapkan para pemain putri mampu mengembangkan teknik bermain sepak bola serta berani, sigap, hingga kompetitif di lapangan hijau.

Selain melibatkan pemain putra, dalam kompetisi yang ketiga ini dalam satu tim bukan merupakan perwakilan SD maupun MI seperti dua putaran sebelumnya. Mereka yang bertanding merupakan hasil talent scouting pada putaran kedua yang digelar akhir Agustus 2023.

Salah seorang pemain putri Asyifa Sholawa Farizqi mengaku lebih tertantang saat dirinya setim yang di dalamnya ada laki-laki. Begitu juga saat bertanding, dia harus lebih memiliki mental karena di tim lawan juga diperkuat dua pemain putra.

“Kalau dengan perempuan mentalnya biasa saja. Lebih tertantang dengan adanya pemain putra,” kata Asyifa.

Dia merasa dengan adanya tambahan komposisi pemain putra membuat latihan menjadi lebih akseleratif.

Meskipun dia butuh adaptasi karena pada kompetisi putaran ketiga kali ini dia digabung dengan sejumlah anak dari beberapa sekolah untuk memperkuat tim Gatotkaca.

Memang dalam kompetisi putaran ketiga kali ini anak-anak digabung dalam sejumlah tim yang menggunakan nama pewayangan. Hal itu untuk menumbuhkan kecintaan dan kearifan budaya lokal bangsa. Selain Gatotkaca, nama tim lainnya yaitu Nakula, Sadewa, Arjuna, Srikandi, sampai Shinta.

Sementara pelatih yang mendampingi jalannya kompetisi sejak awal Timo Scheunemann mengatakan, memang ada perbedaan antara pemain putra dan putri.

Ekosistem sepak bola bagi pemain putra sudah terbangun sejak dini. Maka tidak jarang bagi para pemain putra belia sudah memiliki dasar permainan lebih unggul dibanding putri.

“Pemain putra mereka akan dengan sendirinya akan mencari SSB. Kalau pemain putri, kan jarang. Di sekolah tidak main. Akhirnya kan hanya ada satu dua saja pemain putri yang masuk SSB, dan jarang tim yang khusus perempuan,” kata Timo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved