Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Israel vs Hamas Palestina

Isu Kudeta Militer Goyang Israel, Eks PM Ajak Gulingkan Netanyahu: Dia adalah Beban dan Bahaya

Israel sedang digoyang isu kudeta militer. Kondisi itu kian panas seiring kritikan keras yang dilontarkan eks Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Barak.

Editor: Muhammad Olies
Selebaran / Kantor Perdana Menteri Israel / AFP
Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Israel pada tanggal 26 November 2023 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) bertemu dengan tentara di lokasi yang dirahasiakan di Jalur Gaza. Netanyahu mengatakan kepada tentara di Jalur Gaza pada tanggal 26 November bahwa upaya Israel akan terus berlanjut “sampai kemenangan”. 

TRIBUNJATENG.COM - Israel sedang digoyang isu kudeta militer. Kondisi itu kian panas seiring kritikan keras yang dilontarkan eks Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Barak.

Ia menyentil PM Israel saat ini, Benjamin Netanyahu.

Secara terang, Barak menggambarkan Netanyahu sebagai sosok yang tidak dapat dipercaya dan hanya peduli pada kepentingannya sendiri.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Ibrani, Jumat (22/12/2023) Barak mengomentari kritik Netanyahu terhadap Perjanjian Oslo, dan wanti-wantinya terhadap pembentukan Negara Palestina.

“Netanyahu mencoba mengintimidasi Israel dengan perjanjian yang ditandatangani 30 tahun lalu dan dia secara pribadi berpartisipasi dalam penerapannya, mencoba meyakinkan mereka kalau dialah satu-satunya pahlawan yang mampu menyelamatkan mereka dari bahaya,” kata Barak dalam laporan tersebut.

Baca juga: Pilu Nasib Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Usai Dibombardir Israel Kini Jadi Markas dan Perisai IDF

Baca juga: Israel Temukan Terowongan Bawah Tanah Terbesar di Gaza, Hamas: Terlambat

Dia menambahkan dengan nada meremehkan kredibilitas Netanyahu sebagai nahkoda yang akan membuat kapal karam.

“Netanyahu memimpin Titanic Israel, dan menenggelamkan kami saat kami berada di dalamnya, dan sekarang dia menuntut untuk meletakkan tangannya di kemudi kapal penggantinya,” tambahnya.

“Kita harus menjatuhkannya, sekarang! Karena dia adalah beban dan bahaya yang mengancam Israel,” tambahnya.

Popularitas Netanyahu di kalangan Yahudi Israel berada pada titik terendah.

 "Baik lawan-lawannya maupun sekutu tradisionalnya menyerukan agar dia mengundurkan diri setelah perang saat ini berakhir," tulis laporan Memo mengutip pemberitaan media-media Israel.

Digoyang Isu Kudeta Militer

Kritik Ehud Barak ke Netanyahu itu meramaikan kabar percobaan kudeta militer di pemerintahan Israel.

Isu seputar kudeta militer ini mencuat saat Yair Netanyahu, putra Benjamin Netanyahu, menyukai unggahan media sosial yang menuduh Kepala Staf militer Israel, Herzi Halevi memulai kudeta militer de facto, Rabu (20/12/2023).

Unggahan yang di-like Yair itu mengklaim kalau Herzi Halevi sudah mengetahui sebelumnya soal rencana infiltrasi milisi perlawanan Palestina, Hamas ke Israel dalam operasi Banjir Al-Aqsa, 7 Oktober silam.

Baca juga: IDF Israel Lindas Tenda Pengungsi di Gaza dengan Buldoser, Banyak Orang Terkubur Hidup-hidup

"Unggahan itu menuduh Herzi Halevi sudah mengetahui sebelumnya soal rencana infiltrasi Hamas dan tidak memberi tahu perdana menteri," tulis berita Channel 12 melaporkan.

teri (PM) Israel Benjamin Netany
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan tengah melakukan inspeksi atau sidak ke markas pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berada di jalur Gaza Utara

Adapun unggahan di media sosial itu bertuliskan:

“Pada tanggal 7 Oktober kami berada di tengah kudeta militer yang dipimpin oleh Herzi Halevi, yang tidak memberi tahu perdana menteri tentang serangan yang akan terjadi pada pagi hari Simchat Torah,”.

“Kudeta belum berakhir atau selesai. Panglima militer dan menteri pertahanan mencegah menteri keamanan dalam negeri memasuki pangkalan militer. Benar-benar sebuah kudeta,”.

Unggahan itu, yang ditulis oleh pengguna media sosial tidak dikenal, merujuk pada klaim Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir bahwa Halevi dan Yoav Gallant yang telah membatalkan kunjungannya ke pangkalan militer.

Laporan media Israel, Ynet News melansir, petinggi Israel punya dalih atas pembatalan kunjungan ke pangkalan militer IDF tersebut.

"Tentara Israel dan kantor menteri pertahanan mengatakan kunjungan tersebut ditunda karena keterbatasan waktu, dan Ben-Gvir diminta mengatur tanggal lain," tulis laporan Ynet News.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved