Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

"Kering dan Tak Lucu" MUI dan NU Dorong Zulhas Minta Maaf Soal Candaannya yang Bawa Ritual Agama

Ia berpendapat, candaan yang dibuat Zulhas kering dan tidak lucu. Ia juga menyebutkan apa yang disampaikan Zulhas tidak pas

Editor: muslimah
Kompas.com/Istimewa
Zulkifli Hasan 

TRIBUNJATENG.COM - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan alias Zulhas tengah ramai menjadi perbincangan publik karena melontarkan candaan politik berbau agama.

Menanggapi hal itu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data-Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Puadi mengatakan, pihaknya belum mendengarkan pernyataan yang diucapkan oleh Zulhas itu.

"Informasinya belum kami dapatkan," katanya, Kamis (21/12) malam, dikutip dari WartaKotalive.com.

Menurut dia, pihaknya baru mendapatkan informasi mengenai masalah itu dari awak media.

"Untuk saat ini kami sambil menunggu saja informasi selanjutnya. Kami akan pelajari informasi tersebut," ujarnya.

Puadi menuturkan, temuan tersebut tak lantas dinilai oleh Bawaslu sebagai dugaan pelanggaran pemilu. Ia berujar, informasi itu masih harus banyak dipelajari terlebih dahulu.

"Ya, pelajari informasi itu, karena kan suatu hal menjadi temuan itu kan 90 sekian persen itu harus dibuktikan," ucapnya.

Baca juga: Napi Lapas Wonogiri Kendalikan Pengiriman 2 Kilogram Ganja ke Karanganyar

Cerita Seorang Guru Pinjam Rp 500 Ribu Jadi Rp 240 Juta, Pinjol Harus Dislepet

Sebagaimana diketahui, pernyataan Zulhas itu viral di media sosial.

Ia menyebut ada kelompok tak berani melafalkan 'Aamiin' karena fanatisme terhadap capres tertentu.

Bukan hanya itu, Zulhas juga mengatakan ada yang tidak berani menggunakan telunjuk satu jari dalam gerakan tahiyat ketika salat.

Candaan itupun mendapatkan respons dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis.

Ia berpendapat, candaan yang dibuat Zulhas kering dan tidak lucu. Ia juga menyebutkan apa yang disampaikan Zulhas tidak pas.

Cholil pun meminta pria yang menjabat sebagai Mendag itu untuk mencari candaan dan humor yang tak menyerempet masalah agama seperti itu. Atas polemik tersebut, Cholil meminta Zulhas meminta maaf kepada publik karena membuat gaduh.

"Minta maaf karena sudah bikin gaduh, dan tak mengulangi menyinggung soal agama dalam pencapresan," tegasnya, saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (21/12).

Senada dengan Cholil, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrurrozi atau Gus Fahrur, juga menyarankan Zulhas untuk minta maaf.

Mulanya, ia menilai, sebetulnya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu sedang bercanda.

Meski demikian, Gus Fahrur beropini bahwa candaan dengan ritual keagamaan merupakan sesuatu yang tidak tepat bagi seorang tokoh. Ia menilai, seorang tokoh hendaknya lebih berhati-hati dalam berkampanye.

Gus Fahrur juga meminta agar polemik ini tidak dibesar-besarkan, misalnya dengan melaporkan Zulhas ke pihak Kepolisian. Hal itu karena pernyataan tersebut hanya sebatas candaan. "Jadi itu hanya bercanda, karena tidak mungkin seorang muslim melecehkan agamanya sendiri," tukasnya, ketika dihubungi, Kamis (21/12).

Ia mengingatkan, pada tahun politik, sebaiknya kampanye tidak perlu tidak membawa sumber-sumber agama serta tak perlu mempolitisasi agama. "Jadi mari berkampanye dengan lebih baik, lebih sehat, lebih santun agar tidak memancing keributan," imbaunya.

Gus Fahrur juga menilai, ada baiknya Zulhas mengakhiri polemik tersebut dengan meminta maaf dan melakukan klarifikasi.

"Agar ini tidak berkelanjutan., saya kira Pak Zulhas cukup memberikan klarifikasi dan meminta maaf. Dan saya kira tidak perlu dibesar-besarkan lagi, semoga ke depan pemilu lebih aman dan tertib," paparnya. (Tribunnews/Deni/Rahmat Fajar Nugraha/WartaKotalive.com/Alfian Firmansyah)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved