UKSW Salatiga
Musisi Cello Muda Berbakat Asal Belanda, Cello Biennale Amsterdam Suguhkan Konser di UKSW
Kami sangat senang berjumpa Anda semua di sini,” ungkapnya. Senada, Isaac Lottman juga menyampaikan rasa senangnya.
TRIBUNJATENG.COM - Manjakan pecinta musik klasik, suguhan Cello Concert Cello Biennale Amsterdam dihadirkan Program studi (Prodi) Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Senin (11/12/2023) malam. Sebuah festival musik internasional yang berfokus pada keindahan alunan cello ini digelar di Balairung Universitas atas kerja sama dengan Erasmus Huis.
Empat pemain cello muda berbakat tampil dalam cello concert ini yaitu Stefano Bruno, Isaac Lottman, Florianne Remme, dan Jobine Siekman. Mereka membawakan repertoar yang mencakup komposisi abad ke-16 dan ke-17, romantisme abad ke-19, hingga karya modern seperti The Beatles.

Koordinator kegiatan Leo Agung Rupiyono, M.Pd., menuturkan bahwa sajian musik ini hendak memberikan suguhan musik bertaraf internasional kepada mahasiswa dan masyarakat Kota Salatiga. “Sajian musik ini juga untuk mengedukasi masyarakat akan musik klasik dengan musik pop yang disuguhkan,” imbuh Dosen Prodi Seni Musik ini.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa kerja sama UKSW dan Erasmus Huis telah berlangsung sejak 2008. Disebutkannya, dalam tahun ini Erasmus Huis telah membawa suguhan musik sebanyak dua kali.
Sementara itu, Dekan FBS Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., dalam sambutannya mengungkapkan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada Cello Biennale Amsterdam. “Ucapan terima kasih yang spesial kepada Cello Biennale Amsterdam untuk pengalaman musik yang indah bagi kami,” tuturnya.

Erasmus Huis Project Manager Bob Wardhana dan Director Michael Neuburger turut menyampaikan terima kasihnya. Bob Wardhana menyatakan bahwa Erasmus Huis selalu membawa suguhan musik di UKSW. “Ini adalah program penutup Erasmus Huis tahun ini. Kami akan kembali ke Salatiga tahun 2024 nanti,” ucapnya yang juga mengungkap kehadiran Cello Biennale Amsterdam di kota Surabaya dan Jakarta ini.
Pengalaman mengesankan
Dalam waktu sekitar 90 menit, sajian 10 repertoar berhasil dibawakan dengan apik. Lagu yang disajikan antara lain J.S. Bach – Chorale ‘Ermuntre Dich Mein Schwacher Geist, A.Kuznetsov – From suite For Cello Quartet: II Andantino, J. Des Pres, Arr. S. Bruno – Mille Regretz, P. Van Eechaute – Piece Sonate, P. Chesnokov, Arr. Bruno – To Thee We Sing, K. Wilkomirski – Rhapsodia, Trad. Bulgarian, Arr. S. Bruno – Kaval sviri, L. Forino – Preghiere, W. Fitzenhagen – Concert – Walker, J. Lennon/P. Mccartney, Arr. D. Johnstone – Let It Be Yesterday.
Tak berhenti di situ, Cello Biennale Amsterdam juga memberikan encore dengan sajian musik “White Christmas”. Suguhan musik ini tak pelak membuat penonton hanyut dalam suasana Natal. Tak terkecuali, seluruh penonton memberikan standing ovation setelah sajian musik usai.

Di sela suguhan musik, para member Cello Biennale Amsterdam secara bergiliran menyapa penonton. Salah satunya Florianne Remme. “Ini adalah pengalaman yang mengesankan bagi kami.
Kami sangat senang berjumpa Anda semua di sini,” ungkapnya. Senada, Isaac Lottman juga menyampaikan rasa senangnya. “It’s an amazing tour,” ujarnya.
Salah satu penonton Dewi Indrawati merasa bahwa konser yang disajikan mengingatkannya akan film masa kanak-kanak yang menggunakan instrumen saja tanpa dialog. “Sajian musik ini sungguh diluar ekspektasi. Musik tanpa vokal namun sungguh membuat terpukau,” ujar warga Tegalrejo ini.
Lainnya, Yohanes Ruswanto, M.Sn., yang juga merupakan dosen Prodi Seni Musik mengungkapkan bahwa konser dengan formasi kwartet cello yang ditontonnya merupakan sajian musik yang luar biasa. “Sajian musik luar biasa dari repertoar yang dibawakan, terlebih saat memainkan lagu The Beatles. Semoga ke depan diadakan konser dengan sajian musik lainnya,” tuturnya.
Selain konser, workshop permainan alat musik gesek juga digelar Selasa (12/12/2023) di Studio Wong Pitoe Keroncong, Kalitaman, Salatiga. Dalam kesempatan ini, juga diselenggarakan jam session bersama orkes keroncong Wong Pitoe. Salam Satu Hati UKSW! (*)
ISFEST 2025 UKSW Gelar Seminar Berskala Internasional, Merespons Tantangan Global |
![]() |
---|
Kulik Narasi Berdampak Bersama Ida Bagus Ngurah Parthayana dan Gerald Vincent di PURE 2025 FTI UKSW |
![]() |
---|
UKSW dan Mitra Wujudkan Edukasi Flora Lokal Digital di Desa Wisata Menari |
![]() |
---|
Dari Metode Konvensional ke Media Digital: FTI UKSW Dampingi Guru Boyolali Tingkatkan Literasi |
![]() |
---|
Diskusi Publik KY, Profesor Maya: Kemandirian Kekuasaan Hakim Mendukung Peradilan yang Berintegritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.