Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru 2024

Alasan Ilmiah Mengapa Tahun Baru Sering Hujan di Indonesia

Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena hujan pada tahun baru di Indonesia, baik dari segi astronomis maupun meteorologis.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
net
Alasan Ilmiah Mengapa Tahun Baru Sering Hujan di Indonesia 

Alasan Ilmiah Mengapa Tahun Baru Sering Hujan di Indonesia

TRIBUNJATENG.COM - Tahun baru adalah momen yang diharapkan oleh banyak orang, karena merupakan awal dari halaman baru dan harapan baru.

Namun, di Indonesia, sering timbul pertanyaan mengapa tahun baru selalu hujan yang deras dan angin yang kencang.

Apakah Anda pernah penasaran, mengapa tahun baru selalu hujan?

Ilustrasi Hujan Deras di Semarang
Ilustrasi Hujan Deras di Semarang (TRIBUN JATENG/GALIH PERMADI)

Baca juga: Sejarah Pesta Tahun Baru: Sudah Dirayakan Sejak 4.000 Tahun yang Lalu

Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi, baik dari segi astronomis maupun meteorologis.

Berikut ini adalah penjelasan ilmiah mengapa tahun baru selalu hujan:

Faktor Astronomis

Secara astronomis, tahun baru yang kita rayakan berdasarkan kalender Masehi selalu jatuh pada tanggal 1 Januari.

Tanggal ini merupakan salah satu titik balik matahari (solstice) di belahan bumi utara, yaitu saat matahari berada di titik terendah di langit.

Di belahan bumi selatan, termasuk Indonesia, hal ini berarti matahari berada di titik tertinggi di langit.

Ketika matahari berada di titik tertinggi di langit, maka radiasi matahari yang diterima oleh bumi juga semakin besar.

Hal ini menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat, sehingga udara menjadi lebih panas dan lembab.

Udara panas dan lembab ini kemudian naik ke atas, dan bertemu dengan udara dingin di lapisan atas atmosfer.

Akibatnya, terjadi kondensasi uap air menjadi awan dan hujan.

Faktor Meteorologis

Secara meteorologis, tahun baru yang kita rayakan juga bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia.

Musim hujan di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson, yaitu angin yang bertiup secara periodik mengikuti perubahan musim.

Ada dua jenis angin muson yang berpengaruh di Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.

Angin muson barat bertiup dari arah barat laut ke tenggara, membawa uap air dari Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.

Angin muson barat ini berlangsung dari bulan November hingga Maret, dan menyebabkan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Angin muson timur bertiup dari arah tenggara ke barat laut, membawa uap air dari Benua Australia.

Angin muson timur ini berlangsung dari bulan April hingga Oktober, dan menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

Pada bulan Desember hingga Januari, angin muson barat mencapai puncaknya, sehingga curah hujan di Indonesia juga meningkat.

Selain itu, ada juga fenomena lain yang memperkuat angin muson barat, yaitu fenomena El Nino dan La Nina.

El Nino adalah kondisi saat suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik bagian timur meningkat, sehingga mengurangi tekanan udara di atasnya.

Hal ini menyebabkan angin pasat yang bertiup dari timur ke barat melemah, dan angin muson barat yang bertiup dari barat ke timur menguat.

Akibatnya, hujan di Indonesia menjadi lebih banyak dan lebih lama.

La Nina adalah kondisi sebaliknya dari El Nino, yaitu saat suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik bagian timur menurun, sehingga meningkatkan tekanan udara di atasnya.

Hal ini menyebabkan angin pasat yang bertiup dari timur ke barat menguat, dan angin muson barat yang bertiup dari barat ke timur melemah.

Akibatnya, hujan di Indonesia menjadi lebih sedikit dan lebih singkat.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahun baru selalu hujan karena faktor astronomis dan meteorologis.

Faktor astronomis adalah posisi matahari yang berada di titik tertinggi di langit, yang menyebabkan udara panas dan lembab naik dan berubah menjadi awan dan hujan.

Faktor meteorologis adalah angin muson barat yang bertiup dari arah barat laut ke tenggara, yang membawa uap air dari Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.

Angin muson barat ini mencapai puncaknya pada bulan Desember hingga Januari, dan dapat diperkuat oleh fenomena El Nino dan La Nina.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved