Travel
Jalur Pendakian Gunung Ungaran Via Perantunan Jadi Favorit Wisata di Akhir Pekan
Basecamp jalur pendakian Gunung Ungaran via Perantunan selalu ramai pendaki saat memasuki akhir pekan.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Basecamp jalur pendakian Gunung Ungaran via Perantunan selalu ramai pendaki saat memasuki akhir pekan. Di jalur itu, pengunjung bisa memilih melanjutkan pendakian atau sekedar berkemah ria.
Basecamp Perantunan menyediakan alternatif tempat camping, bagi pengunjung yang tak ingin melakukan pendakian ke Gunung Ungaran.
Pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam memukau di basecamp Perantunan.
Bentang alam yang luas, kepadatan pemukiman di sekitar Ungaran - Ambarawa hingga objek wisata Rawa Pening.
Pengunjung juga bisa menjajal rumah liliput untuk tempat bermalam bagi yang enggan mendirikan tenda.
Wisata alam dan jalur pendakian Perantunan dibuka tahun 2018. Tetapi mulai ramai dan dikenal tahun 2020 dengan jalan menuju basecamp yang sudah mulus.
Hanya saja, terdapat beberapa titik licin menuju basecamp saat hujan tiba.
Anggota basecamp Perantunan, Juwarno mengatakan jumlah pengunjung mengalami peningkatan saat akhir pekan tiba, dengan mayoritas pengunjung dari Kota Semarang.
"Biasanya ramai mulai habis isya pas malam minggu. Sekitar 70-80 persen malah orang Semarang yang ke sini. Hujan nggak hujan tetep ke sini," kata Juwarno.
Juwarno menyebut, basecamp dengan luas sekitar 2 hektare ini telah berbenah dan memiliki lahan parkir yang luas.
Terdapat juga beberapa Rumah Liliput yang bisa digunakan pengunjung untuk bermalam bagi yang enggan mendirikan tenda.
"Kalau tahun sebelumnya kita pernah menolak pengunjung karena kekurangan lahan parkir. Tapi untuk hari ini fasilitas sudah bagus, tempat parkir sudah luas," paparnya.
Namun saat akhir pekan tiba, ia mengimbau kepada pengunjung agar melakukan reservasi terlebih dahulu. Hal itu sebagai langkah antisipasi adanya lonjakan pengunjung.
"Kalau rombongan pas weekend kalau bisa booking dulu, takutnya nanti tempatnya full. Seandainya enggak weekend, enggak booking enggak papa," tuturnya.
Kepada pengunjung di basecamp Perantunan, Juwarno berpesan agar mematuhi aturan yang ada. Termasuk, tidak boleh membuat keramaian ketika waktu telah lewat pukul 00.00 WIB.
"Kalau habis lewat jam 12 malam harus tenang. Yang ada acara bisa diberhentikan dulu takutnya ganggu yang lain,"
"Soalnya sini kan masih area camp bebas belum ada petakan. Misal area ini ada acara khusus keluarga, yang ini camp khusus umum gitu jadi enggak keganggu. Rencana nanti akan dibuat petakan." jelasnya.
*Jalur Primadona Pendakian*
Biasanya, pendakian Gunung Ungaran dilakukan melalui Basecamp Mawar yang ada di Sidomukti, Kecamatan Ungaran Barat.
Namun, dibukanya jalur pendakian via Perantunan membuat akses ke puncak Botak atau puncak tertinggi gunung Ungaran bisa dilalui dalam waktu 3 jam. Hal itu menjadi favorit bagi pendaki.
Ikhsan Kamaluddin misalnya, warga Genuk bersama ketiga temannya ini memilih jalur pendakian via Perantunan lantaran medan yang dilalui lebih landai dibandingkan jalur basecamp Mawar.
"Kalau ke Gunung Ungaran biasanya lewat Mawar, tapi ini lewat Perantunan ternyata lebih asyik. Jalurnya landai," kata Ikhsan.
Hal serupa diakui Nikita dan Zahra, yang mendaki puncak Gunung Ungaran melalui jalur Perantunan.
Dua pelajar siswa SMA asal Kota Semarang itu, mendaki bersama rombongan pada pukul 02:00 WIB pagi.
Menurutnya, akses menuju puncak jalur pendakian via Perantunan lebih mudah dan singkat.
"Suasana di sini seru asyik jalurnya, pengalamannya juga luar biasa. Meski sempet ada kabut tapi enggak begitu menggangu," ujarnya.
*Penghasilan Tukang Ojek Wisata Masih Tetap*
Akses masuk ke jalur basecamp Perantunan hanya bisa dilalui sepeda motor dengan lebar jalan sekira 2 meter. Hal itu membuat pengunjung yang membawa mobil tak bisa naik.
Alternatifnya, pengelola wisata menyediakan tukang ojek dari warga sekitar sekaligus membangkitkan potensi ekonomi.
Namun, banyaknya pendaki yang memilih parkir di basecamp Perantunan membuat tukang ojek belum merasakan dampak perubahan ekonomi yang signifikan.
Satu di antara tukang ojek bernama Tumiran (52) mengatakan tak banyak pendaki yang menggunakan jasa tukang ojek.
Diakuinya, ia paling banyak mendapat pelanggan 5 orang dalam sehari. Tumiran mematok tarif Rp 15 ribu untuk sekali ojek.
"Penghasilan belum tentu mas. Paling banyak 5 orang, itu naik turun sini. Mobilnya parkir di bawah,"
"Kadang juga ada yang enggak makai ojek, milih jalan dari bawah. Tapi biasanya nanti pas turun dari puncak pakai jasa ojek. Begitu juga sebaliknya." ujar Tumiran.
Lelaki yang sudah 3 tahun menjadi tukang ojek wisata Perantunan itu tetap bersyukur meskipun tak banyak mendapat orderan. Baginya, tukang ojek merupakan pekerjaan sampingan untuk menghidupi keluarga.
"Kalau saya petani mas. Ini cuma sampingan, tapi tetap bersyukur. Pernah juga kemarin ngantar orang sampai ke Ambarawa sampai ke Salatiga juga. Alhamdulillah," terangnya. (*)
Segini Biaya Jasa Guide dan Porter untuk Muncak ke Rinjani, 3 Hari 2 Malam Mulai dari Rp 3 Juta |
![]() |
---|
Keseruan Wisata Tur Jip di Gunung Muria, Ada Paket Jelajah Kopi |
![]() |
---|
Travelinkcenter, Cara Akademisi Jadi Penghubung Digital antara Pelaku Pariwisata dan Wisatawan |
![]() |
---|
Raperda Kepariwisataan akan Mengatur Pengembangan Desa Wisata dan Kawasan Strategis |
![]() |
---|
Wahana Favorit Wisatawan Goa Terawang Ecopark Blora di Momen Libur Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.