Berita Semarang
Lapak Penjual Ubi Cilembu Legendaris di Semarang, Bertahan di Tengah Menjamurnya Pusat Oleh-oleh
Para pelancong juga bisa menikmati ubi madu secara langsung di sejumlah lapak yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan itu
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Deretan lapak berjajar di tepian Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Semarang atau Jalan Semarang - Surakarta.
Lapak-lapak tersebut bukan lapak penjual nasi ataupun kuliner kekinian.
Bertumpuk-tumpuk ubi cilembu atau ubi madu dijajakan di lapak yang ada di tepian jalan tersebut.
Di tengah hilir mudik kendaraan, beberapa pengguna jalan nampak mampir di lapak penjual ubi itu.
Meski digerus zaman dan perkembangan pusat oleh-oleh, namun lapak-lapak tersebut masih berdiri kokoh.
Baca juga: Video Nikmatnya Makan Durian Bawor Petik Sendiri di Desa Rogoselo Pekalongan
Baca juga: Baliah Pengemis Viral Aa Kasihan Aa Ternyata Korban KDRT Suami, Punya Keluarga Kaya
"Sudah puluhan tahun ada jual ubi di sini," tutur Sutrisna (51) satu di antara pedagang ubi yang menempati satu di antara lapak di tepian Jalan Perintis Kemerdekaan, Senin (15/1/2024).
Sembari melayani pembeli, lelaki ramah yang meneruskan usaha keluarga itu mengaku hasil penjualan ubi bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Meski sepanjang jalur Semarang-Solo dibangun masif pusat oleh-oleh, namun ia tak patah arang.
Pasalnya ia sudah memiliki pelanggan setia, yang acapkali mampir saat melintas di jalur tersebut.
"Kalau bersaing dengan pusat oleh-oleh ya kami kalah, tapi kami yakin rezeki tak kemana buktinya sampai sekarang lapak kami masih berdiri," terang Sutrisna yang sudah menjual ubi cilembu sejak 2008 itu.
Ubi yang dijual di lapak para pedagang tersebut dipatok dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu perkilogram.
Para pelancong juga bisa menikmati ubi madu secara langsung di sejumlah lapak yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan itu.
Beberapa pengguna jalan yang mampir pun mengaku tak sekali membeli ubi di lapak-lapak tersebut.
Bahkan beberapa ada yang selalu mampir kala melintas di Kota Semarang.
"Bisa dikatakan lapak penjual ubi di sini legendaris. Karena sudah ada puluhan tahun, bahkan sejak saya kuliah di Kota Semarang di tahun 2003 lapak di sini sudah ada," papar Puspita warga Bandung yang mampir ke lapak penjual ubi tersebut.
Puspita juga mengatakan, tak ada perubahan pada lapak-lapak penjual ubi tersebut.
Bahkan beberapa bangunan yang terbuat dari kayu dikatakannya masih sama seperti 2003 silam.
"Sangat disayangkan, harusnya ada pembenahan. Mungkin dari pemerintah supaya lapak di sini lebih baik lagi. Mungkin dibuat lebih nyaman agar pembeli betah," imbuhnya. (*)
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Jumat 19 September 2025 |
![]() |
---|
Jual Beli Gadget Bekas Bisa Online dan COD di Gulabed Semarang, Begini Caranya |
![]() |
---|
Bukan Hanya Cinta! Ini 5 Hal yang Wajib Wanita Pertimbangkan Sebelum Menikah |
![]() |
---|
Dishub Kota Semarang Target Jalanan Bebas dari “Cumi-Cumi Darat”, Ini Upayanya |
![]() |
---|
Proyek Outer Ring Road Semarang Terkendala Anggaran, Masih Cari Skema Pembangunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.