Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

PM Israel Tak Gubris Seruan Amerika untuk Kurangi Serangan di Jalur Gaza

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi serangan militer di Jalur Gaza.

AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kiri, dan Joe Biden (saat masih menjabat Wakil Presiden AS) berpose untuk media sebelum pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kamis, 21 Januari 2016. 

TRIBUNJATENG.COM, YERUSALEM - Kamis (18/1/2024), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi serangan militer di Jalur Gaza.

Diberitakan sebelumnya, AS juga menyerukan agar Israel mengambil langkah-langkah menuju pembentukan negara Palestina setelah perang.

Penolakan dari PM Israel langsung mendapat kecaman dari Gedung Putih.

Baca juga: PM Israel: Tidak Ada yang Bisa Hentikan Kami

Dikutip dari AP News pada Jumat (19/1/2024), ketegangan ini mencerminkan perpecahan besar antara kedua sekutu mengenai cakupan perang Israel dan rencana Israel untuk masa depan wilayah yang terkepung.

"Kami jelas melihatnya secara berbeda," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.

PM Netanyahu berbicara hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Israel tidak akan pernah memiliki keamanan sejati tanpa jalan menuju kemerdekaan Palestina.

Awal pekan ini, AS juga mengumumkan bahwa ini adalah waktu yang tepat bagi Israel untuk mengurangi intensitas serangan militernya di Gaza.

Dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional, Netanyahu memberikan nada menantang. Berulang kali mengatakan bahwa Israel tidak akan menghentikan serangannya sampai mereka menyadari tujuannya untuk menghancurkan kelompok Hamas di Gaza dan memulangkan semua sandera tersisa yang ditahan oleh Hamas.

Dia menolak klaim yang dilontarkan para kritikus Israel bahwa tujuan-tujuan tersebut tidak dapat dicapai, dan berjanji untuk terus melakukannya selama berbulan-bulan.

"Kami tidak akan puas dengan kemenangan mutlak," kata Netanyahu.

Diketahui, perang Israel-Hamas berkecamuk setelah serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.

Sekitar 130 sandera diyakini oleh Israel masih berada dalam tahanan Hamas. Perang ini telah memicu ketegangan di seluruh kawasan, dan mengancam akan memicu konflik lainnya.

Serangan Israel, salah satu kampanye militer paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah baru-baru ini telah menewaskan hampir 25.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Bahkan menyebabkan kehancuran yang luas dan membuat lebih dari 80 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut mengungsi dari rumah mereka.

Perang menyebabkan kerugian yang sangat besar dan sebabkan meningkatnya seruan dari komunitas internasional untuk menghentikan serangan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved