Target 1,5 Miliar Wisatawan Lokal, Kemenparekraf Upayakan Penurunan Harga Tiket Pesawat
target wisnus tahun ini sebanyak 1,2 miliar hingga 1,5 miliar dinilai hanya dapat tercapai apabila harga tiket pesawat domestik dapat turun.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong adanya pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) tahun ini sebanyak 1,2 miliar hingga 1,5 miliar.
Menparekraf, Sandiaga Uno menyampaikan, target tersebut dapat tercapai apabila harga tiket pesawat domestik dapat turun. Pasalnya, sudah lebih dari 9 bulan ini Kemenparekraf mendapat keluhan harga tiket pesawat domestik masih tinggi.
"Tahun ini kami didorong untuk pergerakan wisnus 1,2 miliar sampai 1,5 miliar pergerakan. Ini bisa tercapai kalau tiket pesawatnya lebih terjangkau," katanya, dalam Weekly Briefing Kemenparekraf, dikutip dari Kanal YouTube Kemenparekraf, Selasa (23/1).
"Beberapa rekan juga menanyakan ke kami apakah ada kemungkinan harga tiket pesawat domestik turun. Ini yang perlu kita cari solusi bagaimana langkah-langkah kita ke depan," sambungnya.
Menurut dia, Kemenparekraf telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan tentang tingginya harga tiket pesawat domestik. Koordinasi juga dilakukan untuk mendorong segala kemungkinan untuk menurunkan tiket pesawat domestik.
"Karena ini (harga tiket pesawat domestik tinggi-Red) memberatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami akan berupaya secara maksimal untuk menekan biaya tiket pesawat domestik, dan lebih terjangkau bagi masyarakat yang ingin healing ke destinasi unggulan," tuturnya.
Berdasarkan identifikasi Kemenparekraf, penyebab harga tiket pesawat domestik tinggi di antaranya kurangnya jumlah pesawat, minimnya jumlah penerbangan, dan sedikitnya ketersediaan kursi.
Sandi juga mengungkapkan biaya bahan bakar dan beberapa biaya penunjang lain juga berkontribusi pada mahalnya harga tiket pesawat domestik. "Berapa persen kenaikannya ini sangat tinggi kalau dibandingkan sebelum pandemi," bebernya.
Ia menyebut, rute pesawat paling mahal ada di Indonesia Timur, serta sebagian di destinasi wisata unggulan seperti di Sumba, NTB. Sebagai contoh, harga tiket pesawat rute Denpasar ke Sumba termurah masih Rp 2,525 juta.
Kemudian, harga tiket rute Jakarta-Medan masih dibanderol di atas Rp 1 juta. Bahkan, Denpasar-Lombok yang secara geografis jarak antarbandaranya relatif dekat, harga tiket termurahnya masih dibanderol Rp 1,061 juta.
Apabila harga tiket pesawat domestik terus tinggi, Sandi menyatakan, akan berdampak negatif pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurut dia, upaya mengatasi tingginya harga tiket pesawat domestik dilakukan melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, serta maskapai penerbangan.
Selain itu, dia menambahkan, perlu juga adanya kebijakan insentif dari pemerintah daerah. "Kami ingin agar (harga tiket pesawat-Red) lebih terjangkau, dan lebih banyak opsi penerbangan ke destinasi wisata," tandasnya. (Kontan.co.id/Ratih Waseso/Tribunnews/Bambang Ismoyo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.