Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Bocah SMP Cabuli Anak TK di Lahan Kosong, Ini Alasan Saksi Hanya Bisa Merekam dan Berteriak

Seorang bocah laki-laki yang masih duduk di bangku SMP (14) diduga melakukan pencabulan terhadap bocah perempuan berinisial S (6).

Penulis: Alifia | Editor: galih permadi
Shutterstock
Ilustrasi. 

Bocah SMP Cabuli Anak TK di Lahan Kosong, Ini Alasan Saksi Hanya Bisa Merekam dan Berteriak

TRIBUNJATENG.COM- Seorang bocah laki-laki yang masih duduk di bangku SMP (14) diduga melakukan pencabulan terhadap bocah perempuan berinisial S (6).

Kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (23/1/2024) di tepian Kali Cipinang, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur pada sore hari.

Dikutip dari Kompas.com melalui Sumarsono selaku Ketua RT setempat ia mengungkap bahwa tidak ada suara teriakan atapun minta tolong dari korban, justru ia mendengar dari saksi yang berteriak.

Baca juga: Viral Bakso Beranak Seharga Rp 477 Ribu di Restoran Raffi Ahmad dan Nagita, Begini Penampakannya

Baca juga: Teriak Histeris, Video Pinkan Mambo Cekcok dengan Arya Khan Kecewa Bahas Cerai

"Enggak ada mendengar suara apa pun dan suara minta tolong. Justru yang minta tolong itu saksinya," ungkap Sumarsono (62) selaku Ketua RT setempat di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024).

Diketahui jika saksi tersebut merupakan seorang Perempuan hamil yang tengah mencuci baju di lantai dua rumahnya.

Di rumah tersebut terdapat sebuah jendela yang mengarah ke kebun kosong, tempat dimana terjadinya kasus pencabulan tersebut terjadi.

Diungkapkan oleh Sumarsono jika saksi tak bisa melerai aksi tak senonoh tersebut lantaran saksi merupakan seorang wanita hamil.

Untuk bisa menuju ke lokasi kejadian, saksi harus turun dan berjalan memutar ke arah belakang rumahnya dengan jarak yang terbilang jauh bagi seorang Perempuan hamil.

Sehingga saksi segera merekam tindakan tak senonoh tersebut sebagai bukti, sembari berteriak meminta pertolongan.

Mendengar teriakan saksi, terduga pelaku dan korban akhirnya bubar.

"Dia itu inginnya enggak melakukan itu (merekam aksi sebagai bukti) karena enggak baik," jelas Sumarsono.

"Karena dia tidak berdaya menolong, karena faktor hamil, dia putuskan untuk merekam (dan meneriaki pelaku)," imbuh dia.

Diketahui jika Sumarsono tidak ada dalam lokasi kejadian, ia mengetahui adanya tindakan senonoh yang dilakukan oleh anak SMP terhadap anak korban berinisial S melalui rekaman yang diambil oleh saksi saat kejadian.

Saksi memberikan bukti berupa rekaman tersebut, lantaran saat ia berteriak tidak ada warga yang memahami maksud teriakan saksi.

"Dia teriak minta tolong, tapi orang sekitar enggak ada yang paham, mungkin karena menggebu-gebu. Akhirnya saya ditunjukkan videonya," kata Sumarsono.

Diketahui jika Sumarsono enggan mengungkapkan apakah tindakan tidak senonoh tersebut ada unsur paksaan atau tidak, meskipun pihaknya telah melihat video yang telah direkam oleh saksi.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved