Berita Ungaran
Pupuk dan Kartu Tani Masih Jadi Persoalan, HKTI Upayakan Jadi Jembatan Antara Petani dan Pemerintah
Kartu Tani dan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan bagi sejumlah petani saat ini.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Kartu Tani dan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan bagi sejumlah petani saat ini.
Satu di antara masalah yang umum dialami petani yaitu sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi jika terdapat error pada Kartu Tani atau petani itu sendiri yang tidak membawa kartunya menebus.
Padahal, pemerintah sudah mendata dan menyiapkan jumlah pupuk bersubsidi untuk para petani.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah, Bambang Raya Saputra.
Menurut dia, kesalahan para petani saat ini yaitu Kartu Tani yang dimilikinya justru diberikan kepada kepala-kepala kelompok tani.
“Seharusnya dipegang sendiri, ditebus sendiri. Namun yang terjadi Kartu Tani diminta semua, (pupuk bersubsidi) dijuali sama orang lain,” kata Bambang kepada Tribunjateng.com seusai Rapat Koordinasi dan Pelantikan Pengurus DPC HKTI Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah di Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang pada Sabtu (3/2/2024) sore.
Dia berharap, HKTI bisa menjadi jembatan bagi hubungan antara pemerintah dengan petani yang sering terputus tersebut.
Dengan itu, Kartu Tani yang selama ini dinilai kurang efektif bisa menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
Namun demikian, Bambang juga berharap adanya kebijakan lain oleh pemerintah yang baru terkait kesejahteraan dan kemudahan bertani bagi petani seiring dengan Pemilu 2024.
“Barangkali setelah pemerintah berganti ini ada kebijakan lain atau Kartu Tani dihapus, tapi kita belum tahu. Kita tunggu sebentar lagi pemerintah sudah ganti mudah-mudahan ada perbaikan,” imbuh Bambang.
Sebagai informasi, 35 pengurus DPC HKTI di Jawa Tengah yang dilantik juga diharapkan bisa terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan para petani.
Bambang mengatakan, para pengurus HKTI terdiri dari sejumlah kalangan dan tidak hanya petani saja.
“Siapa pun bisa berjuang mensejahterakan petani, misalnya wiraswasta, dari eksekutif dan lain-lainnya.
Petani sendiri saat ini belum mampu memperjuangkan dirinya sendiri, maka kita-kita ini tampil untuk berjuang.
Sehingga para anggota HKTI ini juga harus dalam kondisi settle (mapan),” kata Bambang.
Demi Tol Jogja-Bawen, Nasib Ratusan Makam Leluhur Harus Tergusur Proyek Nasional |
![]() |
---|
Detik-detik Kebakaran di Semarang, Rumah Kosong Milik Warga Ludes Dilahap Api |
![]() |
---|
Drama Korupsi PTSL: 5 Pejabat Desa Papringan Tersangka, Kecamatan Kaliwungu Sigap Ambil Alih Kendali |
![]() |
---|
Sering Kebanjiran Sejak 1978, Hartoko Harap Pembongkaran Jembatan Kaligung Jadi Solusi |
![]() |
---|
Jeritan Orang Tua di Balik Atap Roboh SDN Kawengen 02 Semarang, Anak Lelah dan Ngaji Terlantar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.