Mata Lokal Memilih
Pernyataan Sikap Para Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Katolik, Desak Pemerintah Gelar Pemilu Adil
Para petinggi kampus dari Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) mendesak pemerintah menyelenggarakan pemilu sesuai prinsip Luber Jurdil.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Para petinggi kampus dari Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) mendesak pemerintah menyelenggarakan pemilu sesuai prinsip Luber Jurdil.
Desakan itu tak lepas dari fenomena politik Indonesia yang kian memprihatinkan.
Mereka merasa demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi, justru tercederai oleh politik merebut kekuasaan.
"Kami para rektor/ketua Perguruan Tinggi Katolik Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) sangat resah dengan kondisi di tanah air tercinta atas rusaknya tatanan hukum dan demokrasi Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024," kata Rektor Universitas Atma Jaya Jogja sekaligus koordinator APTIK, Sri Nurhantanto saat menyampaikan pernyataan sikap didampingi para rektor dan ketua Perguruan Tinggi Katolik anggota APTIK di Universitas Widya Mandala Surabaya, Sabtu (3/2/2024).
Baca juga: Fix, Alumni UI Deklarasi Dukung Ganjar
Baca juga: 5 Berita Unik Pekan Ini, Nomor 3 Mobil Tersangkut di Jembatan Gantung Karena GPS
Sri Nurhantanto kemudian menyoroti fenomena praktik penyalahgunaan kekuasaan yang kini semakin menyimpang. Termasuk praktik penegakan hukum yang semakin tumpul ke bawah.
"Praktik penyalahgunaan kekuasaan, kolusi, korupsi dan nepotisme serta penegakan hukum yang semakin menyimpang dari semangat reformasi dan konstitusi negara telah mengoyak hati nurani dan rasa keadilan bangsa Indonesia," tambahnya.
Menurut dia, langkah yang diambil para petinggi kampus APTIK sudah tepat. Namun, dukungan dari kampus-kampus lain perlu diterbitkan.
"Dengan serangkaian tuntutan ini, para pemimpin perguruan tinggi berharap dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih transparan, adil, dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi," tegasnya.
Di forum ini, APTIK juga menekankan agar aparat negara, seperti ASN, TNI, dan Polri selalu bersikap netral dan tidak memihak pada pihak tertentu.
"Penyelenggara pemilu mengadopsi prinsip luber jurdil guna menjamin hak setiap pemilih untuk menggunakan suaranya tanpa tekanan," ujarnya.
Rektor Soegijapranata Catholis University, Ferdinandus Hindiarto yang hadir pada pertemuan menyebut presiden dan seluruh jajaran pemerintahan seharusnya menjalankan tugas sesuai dengan prinsip-prinsip dan etika.
"Ini mencakup memegang teguh sumpah jabatan, memerangi kolusi, korupsi, dan nepotisme, serta menegakkan hukum tanpa menggunakan sistem tebang pilih," katanya, Sabtu (3/2/2024).
Ia juga mengingatkan negara untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak kebebasan berekspresi setiap warganya sebagai bagian hak asasi manusia.
"Fokus pada pendekatan damai tanpa kekerasan selama kampanye, pelaksanaan pemilihan umum, dan pasca-pemilu menjadi poin kelima yang disorot," sambungnya.
Berikut pernyataan sikap APTIK merespons demokrasi Indonesia menjelang pemilu 2024:
Bawaslu Kabupaten Tegal Catat Sejumlah Peristiwa Selama Proses Pilkada 2024 |
![]() |
---|
3 Siswa TK di Rembang Dikeluarkan dari Sekolah Karena Orangtua Beda Pilihan Bupati Dengan Yayasan |
![]() |
---|
Respati-Astrid di Bawah Paslon Nomor Urut 1 Hasil Survei Litbang Kompas, Jokowi: Nggak Papa |
![]() |
---|
KPU Kabupaten Tegal Gelar Lomba Selfie Pilkada di TPS, Hadiah Total Jutaan Rupiah, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
Pejabat Daerah, TNI, Polri Tidak Netral Terancam Pidana, DPC PDIP Banyumas: Rekam Simpan Viralkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.