Berita Kudus
Dampak Gagal Panen Akibat Banjir, Harga Beras di Kudus Capai Rp 16 Ribu
Akibat banjir di sejumlah daerah penghasil beras di Provinsi Jawa Tengah, harga beras di Kabupaten Kudus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp16.000.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Akibat banjir di sejumlah daerah penghasil beras di Provinsi Jawa Tengah, harga beras di Kabupaten Kudus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp16.000/kilogramnya.
Kenaikan tersebut diduga beberapa sawah mengalami gagal panen atau puso akibat padi terendam oleh air banjir.
Kenaikan harga beras akibat gagal panen itu, dimulai sejak awal bulan Januari hingga saat ini.
Semula harga beras Rp12.800/kilogramnya ditingkat pengecer, harga itu terus meroket hingga saat ini mencapai Rp16.000/kilogram.
Tingginya harga beras, tersebut membuat gusar para masyarakat khususnya di Kabupaten Kudus. Harga beras yang mencapai Rp16.000 itu dinilai terlalu memberatkan masyarakat.
"Harga segitu terlalu mahal, berat buat saya kalau penghasilannya kurang memang berat. Sehari saya masak itu satu kilo untuk keluarga," ucap Sunami, Warga Loram Wetan saat membeli beras di Pasar Baru Kabupaten Kudus, Kamis (8/2/2024).
Dia berharap, harga beras bisa kembali normal lagi dan meminta pemerintah untuk ikut andil mengontrol harga beras di pasaran.
"Harapannya ya dikurangin harganya, kasian rakyat kecil. Minta tolong sama pemerintah untuk ikut mengatur harga," kata Sunami.
Selain dari masyarakat, para pedagang juga berharap agar harga beras bisa kembali normal lagi.
Dari kabar yang dia dapatkan, bahwa harga beras yang naik disebabkan gagal panen dari sejumlah petani di sekitaran Kabupaten Kudus.
"Sehingga stok berasnya itu sulit katanya karena gagal panen itu. Kalau saya jual itu Rp15.500 tapi kalau sudah sampai ke warung-warung atau eceran sudah sampai Rp16.000-an," kata Munawaroh, pedagang beras di Pasar Baru Kudus.
Munawaroh mengonfirmasi, bahwa harga beras naik per bulan Januari 2024. Dia menjual beras di harga Rp12.800 sampai Rp13.000 terus naik sampai sekarang Rp15.500 sampai Rp16.000-an.
"Mintanya pemerintah itu ikut campur biar harga turun. Kalau harga tinggi lakunya sulit, jadi perputaran uangnya juga lambat terus banyak yang komplain," ungkapnya. (Rad)
Pemkab Kudus Kucurkan Rp 9,3 Miliar untuk Perbaikan 58 Sekolah |
![]() |
---|
Ranperda Produk Halal di Kudus, Sutejo: Kami Sedang Bahas dengan OPD |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Siap-siap Sulap eks Stasiun Wergu Jadi Pusat Kuliner, Pengelolaan Tunggu Investor |
![]() |
---|
Nida Saidatul Iza Anggota PAW DPRD Kudus, Dorong Generasi Milenial Makin Melek Politik |
![]() |
---|
Beda Nasib dengan Pati, Kenaikan PBB-P2 di Kudus Hanya 10-30 Persen, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.