Berita Internasional
Biden Nilai Tindakan Israel di Gaza Berlebihan: Banyak Orang Tak Bersalah Jadi Sekarat
Meski demikian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terus mengupayakan agar perang di Jalur Gaza Palestina bisa dihentikan.
TRIBUNJATENG.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak proposal Hamas terkait gencatan senjata.
Meski demikian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terus mengupayakan agar perang di Jalur Gaza Palestina bisa dihentikan.
"Saya berpandangan, seperti yang Anda tahu, tindakan respons di Jalur Gaza sudah berlebihan," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis (8/2).
Pernyataan Biden menjadi salah satu kritik publiknya yang paling tajam hingga saat ini terhadap pemerintahan Netanyahu.
Biden juga mengatakan telah mendorong kesepakatan untuk menormalisasi hubungan Arab Saudi-Israel, meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina, dan penghentian sementara pertempuran untuk memungkinkan pembebasan sandera yang ditawan oleh Hamas.
"Saya berusaha sangat keras sekarang untuk menangani gencatan senjata dan penyanderaan ini," terang Presiden AS, dikutip dari Reuters pada Jumat (9/2).
"Ada banyak orang tidak bersalah yang kelaparan, banyak orang tidak bersalah yang berada dalam kesulitan dan sekarat, dan ini harus dihentikan," tegas Joe Biden.
Sebagai tanda bahwa diplomasi belum berakhir, delegasi Hamas yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil Al-Hayya tiba di Kairo pada Kamis untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan mediator Mesir dan Qatar.
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan pada Rabu (7/2) bahwa persyaratan yang diusulkan oleh Hamas untuk gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama empat bulan itu adalah 'khayalan'.
PM Israel itu juga berjanji untuk terus berjuang, dengan menyatakan bahwa kemenangan sudah di depan mata.
"Operasi Israel di Rafah tanpa mempertimbangkan penderitaan warga sipil akan menjadi bencana. Kami tidak akan mendukungnya," ungkap juru bicara Gedung Putih John Kirby.
Dari penuturan warga Palestina, pesawat-pesawat Israel mengebom beberapa bagian kota pada Kamis pagi hingga menewaskan sedikitnya 11 orang dalam serangan terhadap dua rumah.
Selain itu, tank-tank juga menembaki beberapa daerah di Rafah timur, hingga meningkatkan ketakutan warga akan terjadinya serangan darat. Emad (55), ayah enam anak di Rafah yang meninggalkan rumahnya di tempat lain, mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat lagi untuk lari.
"Kami membelakangi pagar perbatasan dan menghadap ke Mediterania. Ke mana kami harus pergi?" tanya dia.
Warga lainnya, Umm Mahdi Hanoon mengatakan bahwa dia dan keluarganya kini tinggal di kandang ayam.
"Bayangkan seorang anak tidur di kandang ayam, terkadang kita berharap pagi tidak datang," katanya. (albertus/kps/tribun jateng cetak)
Kota di India Terkubur Lumpur Akibat Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 100 Hilang |
![]() |
---|
Sempat Ngamuk dan Serang Polisi, Pria Indonesia Tewas Mendadak di Penjara Malaysia |
![]() |
---|
Dendam gara-gara Sandwich Isi Terong 4 Tahun Lalu, Pria Ini Lakukan Aksi Brutal di Toko Roti |
![]() |
---|
9 Orang Tewas, Gudang Kembang Api Meledak, Apa Penyebabnya? |
![]() |
---|
Aktor Korea Selatan Ditemukan Tewas di Dalam Mobil, Kisah Masa Lalu Kembali Terungkap dan Disorot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.