Nasib Transpuan Semarang Jelang Coblosan: Jadi Bahan Diskriminasi
Kelompok transpuan juga rawan memperoleh diskriminasi. Terutama untuk kepentingan kelompok kanditat supaya mampu mendulang suara
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Iwan Arifianto
Ketua Persatuan Waria Semarang (Pewaris) Silvi Mutiari saat menata baju pengantin pesanan pelanggannya. Ia mengaku, menjelang coblosan timses dan caleg enggan mendekati kelompoknya, Kota Semarang, Selasa (13/2/2024).
Terpisah, Perempuan Pekerja Pembela HAM dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Nurul Safaatun mengatakan, para kelompok minoritas seperti transpuan, pekerja seks perempuan (PSP) dan kelompok minoritas lainnya banyak yang apatis terhadap pemilu 2024.
"Mereka ada hak pilih tapi kadangkala mereka menganggap memilih tak mengubah keadaan mereka," paparnya.
Ia menambahkan, nantinya siapapun yang terpilih bisa mengangkat hak asasi manusia sebagai isu prioritas.
"kemudian penanganan kekerasan terhadap kelompok minoritas juga harus prioritas," imbuhnya. (iwn)
Halaman 2 dari 2
Baca Juga
Gagal Menang Lagi, Tapi Akhirnya PSIS Semarang Pecah Telur Dapat Poin 1 di Kandang Persipal Palu |
![]() |
---|
Pesona Bangunan di Kampung Tua Bang Inggris Semarang, Potensi Wisata Sejarah yang Layak Dikembangkan |
![]() |
---|
Dua Kasus Pedofil Semarang Bermodus Incar Anak SD Pulang Sekolah |
![]() |
---|
"Awalnya Kami Target 3 Poin" Respons Pelatih PSIS Semarang Setelah Raih Poin Perdana |
![]() |
---|
Imbang Lawan Tuan Rumah Persipal Palu, PSIS Semarang Akhirnya Catatkan Poin Pertama Musim Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.