Nasib Transpuan Semarang Jelang Coblosan: Jadi Bahan Diskriminasi
Kelompok transpuan juga rawan memperoleh diskriminasi. Terutama untuk kepentingan kelompok kanditat supaya mampu mendulang suara
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Iwan Arifianto
Ketua Persatuan Waria Semarang (Pewaris) Silvi Mutiari saat menata baju pengantin pesanan pelanggannya. Ia mengaku, menjelang coblosan timses dan caleg enggan mendekati kelompoknya, Kota Semarang, Selasa (13/2/2024).
Terpisah, Perempuan Pekerja Pembela HAM dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Nurul Safaatun mengatakan, para kelompok minoritas seperti transpuan, pekerja seks perempuan (PSP) dan kelompok minoritas lainnya banyak yang apatis terhadap pemilu 2024.
"Mereka ada hak pilih tapi kadangkala mereka menganggap memilih tak mengubah keadaan mereka," paparnya.
Ia menambahkan, nantinya siapapun yang terpilih bisa mengangkat hak asasi manusia sebagai isu prioritas.
"kemudian penanganan kekerasan terhadap kelompok minoritas juga harus prioritas," imbuhnya. (iwn)
Berita Terkait
Baca Juga
Ini Penyebab Festival Layang-Layang Internasional di Kota Semarang Batal Digelar Bulan Agustus |
![]() |
---|
Alasan Wahid Pria Semarang Cosplay Jadi Tokoh Utama One Piece di Upacara HUT RI |
![]() |
---|
Sakral Sekaligus Unik: Warga Pakai Kostum Wayang Upacara 17 Agustus di Tengah Danau Rawa Pening |
![]() |
---|
Cara Naik Trans Semarang Cuma Bayar Rp 80 Ribu, Hanya Sampai 18 Agustus |
![]() |
---|
Identitas Mayat di Reservoir PDAM Semarang: Ternyata Korban Sudah Hilang Sejak 2 Pekan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.