Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Elpiji Melon Sulit Ditemukan di Jepara Sebulan Terakhir

Keberadaan elpiji bersubsidi 3 kg di Kabupaten Jepara kian sulit ditemukan, menyusul keterbatasan pasokan, sementara permintaan masyarakat relatif

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/ Budi Susanto
Tumpukan gas melon atau LPG 3 kilogram bertuliskan hanya untuk masyarakat miskin di salah satu warung di wilayah Kaligetas Kota Semarang, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Keberadaan elpiji bersubsidi 3 kg di Kabupaten Jepara kian sulit ditemukan, menyusul keterbatasan pasokan, sementara permintaan masyarakat relatif tinggi.

Hal itu diungkapkan satu pedagang elpiji melon di Kecamatan Jepara, Muhammad Yusuf Fahmi.

Menurut dia, peminat elpiji bersubsidi itu semakin banyak, tetapi tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup.

"Saat permintaan gas kecil ukuran 3 kg banyak, stoknya terbatas," katanya, kepada Tribunjateng Minggu (25/2).

Menurut dia, keberadaan elpiji melon sempat kosong hampir satu bulanan pada awal tahun.

"Kalau Januari sempat saya tidak dapat kiriminan ya hampir satu bulanan," ujarnya.

Berkait dengan harga, Yusuf menjual elpiji bersubsidi itu Rp 18 ribu, sedangkan elpiji ukuran besar 12 kg dibanderol Rp 215 ribu.

"Kalau harga masih stabil, tapi stok itu yang susah saat ini," ujarnya.

Ia menyebut, pembeli yang biasanya datang ke tempatnya rata-rata masyarakat biasa untuk gas ukuran kecil, sedangkan untuk gas ukuran besar biasanya pemilik usaha makanan.

Meski demikian, Fahmi menuturkan, sempat terjadi pergeseran konsumen, di mana pengguna elpiji non-subsidi menukarkan tabungnya untuk bisa mendapatkan elpiji melon. "Ada yang datang bawa gas besar, terus minta tuker gas kecil," tuturnya.

Di tempat Yusuf saat ini sudah tidak memiliki stok elpiji melon. "Ini kosong semua, adanya cuma yang besar 12 kg, itupun beberapa. Kata agen besok Rabu baru dikirim," bebernya.

Hal serupa disampaikan konsumen elpiji melon, Suharsono, warga Desa Potroyudan, Kecamatan Jepara, yang mengaku kesulitan mendapatkan komoditas itu.

Menurutnya, keberadaan elpiji bersubsidi itu cukup aneh, lantaran ketika stok melimpah peminat kurang banyak, tapi saat kurang menjadi kesulitan untuk mendapatkan.

"Kalau pas banjir banyak gas 3 kg sampai tidak laku, kalau habis gini sampai tidak bisa masak," tukasnya.

Suharsono menyatakan, sudah mencoba mencari berkeliling se-Kecamatan Jepara, tetapi tak juga mendapatkan elpiji melon.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved