Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kronologi 7 Siswa Keracunan Massal Usai Makan Jajanan di Sekolah

Sedikitnya 7 orang siswa mengeluhkan gangguan pencernaan diduga keracunan makanan usai menyantap jajanan.

Editor: raka f pujangga
Bagus Puji Panuntun
Sejumlah siswa SDN Bojong II, Desa Bojong, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengalami keracunan massal, Selasa (27/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG BARAT - Sedikitnya 7 orang siswa mengeluhkan gangguan pencernaan diduga keracunan makanan.

Keracunan massal itu terjadi di SDN Bojong II, Desa Bojong, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Geja yang timbul di antaranya sakit perut, muntah-muntah, dan sakit kepala usai mengonsumsi jajanan.

Baca juga: Diduga Keracunan Gas, 75 Warga di 2 Desa Dilarikan ke RS

Para siswa yang mengeluhkan dugaan keracunan itu langsung dilarikan ke Puskesmas Rongga untuk mendapatkan penanganan medis.

"Betul kita terima informasi pada hari ini pukul 10.45 WIB bahwa ada beberapa anak sekolah dari SDN II Bojong berobat ke Puskesmas Rongga diantar oleh guru mereka," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, Maisara SR Hanif saat dikonfirmasi, Selasa (27/2/2024).

Selanjutnya, Puskesmas Rongga melakukan penyelidikan epidemiologi lanjutan untuk mengetahui apa penyebab keracunan massal yang dialami sejumlah siswa tersebut.

"Dari hasil pemeriksaan, seluruh pasien ini mengaku memakan jajanan merek Daya yakni jajanan berupa aci ditaburi cabe pedas kering," ungkap Maisara.

Para siswa tersebut mengonsumsi jajanan itu saat jam istirahat dan membelinya dari pedagang asongan yang berjualan di sekitar sekolah.

Baca juga: 32 Peserta Pengajian di 2 RT Keracunan Usai Santap Arem-arem, Dinkes Sragen: 3 Orang Dirawat Inap

"Dari pengakuan penjual, jajanan itu dibeli dari warung mainan grosir di Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor," ujar Maisara.

Ketujuh anak tersebut sudah diberikan penanganan berupa pengobatan dan penanganan medis lanjutan.

"Kita sudah koordinasi dengan pihak sekolah, orangtua murid. Kita juga sudah melakukan penyelidikan epidemiologi kepada para siswa terdampak," tandasnya. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved