Mahasiswa UNS Mendorong Petani Membuat Sendiri Pupuk Organik Cair

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR -- Fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dan mengancam produksi tanaman dan kesejahteraan petani.

Melihat hal tersebut, mahasiswa KKN 15 UNS periode Januari – Februari 2024 yang diketuai oleh Nifa Nurfiana menggelar Pelatihan Pembuatan dan Pengaplikasian Pupuk Organik Cair (POC) kepada Kelompok Tani (Poktan) Makmur Satu di Desa Wonosari, Gondangrejo, Karanganyar.

Pelatihan yang diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 25 Februari 2024 tersebut diharapkan dapat meminimalisir efek rumah kaca yang berasal dari budidaya pertanian.

Hendricus William Siswantoro dan Mufidah Anggi Wiyanti selaku penanggungjawab Program Kerja Pelatihan Pembuatan dan Pengaplikasian POC menyatakan bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat merusak struktur tanah dan meningkatkan efek rumah kaca yang keduanya mampu mendorong perubahan iklim.

“Sebenarnya, penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus itu tidak ramah lingkungan. Karena dapat mengemisikan dinitrogen oksida atau N2O yang merupakan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Selain itu, pupuk kimia dapat meningkatkan kadar asam di tanah sehingga tanah menjadi tidak subur,” ujar Mufidah.

POC adalah larutan hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan kotoran manusia.

POC memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk kimia antara lain mampu menyediakan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan, memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, menyehatkan lingkungan dan juga menekan biaya pembelian pupuk.

Berbeda dengan pupuk kimia, pembuatan POC menggunakan bahan-bahan alami yang ada di lingkungan sekitar seperti sampah organik rumah tangga dan beberapa jenis tanaman.

Hendricus selaku penanggung jawab pembuatan POC menjelaskan bahwa bahan utama POC yang dibuat adalah daun kirinyuh, daun kangkung pagar, daun johar, dan batang pisang yang dimana bahan-bahan tersebut mudah ditemui di Desa Wonosari.

Penggunaan POC pada sektor pertanian dapat meminimalisir terjadinya perubahan iklim karena penyediaan unsur hara bagi tanah terjadi secara bertahap sehingga mampu mengurangi efek gas rumah kaca.  

“Tentunya, dengan meningkatkan penggunaan POC dapat mengurangi efek gas rumah kaca, karena menggunakan bahan alami.

Sehingga,  unsur hara yang terkandung seperti nitrogen tidak terbuang karena diserap secara bertahap oleh tumbuhan maupun tanah.

Berbeda dengan pupuk kimia, di mana nitrogen yang terkandung di dalamnya tidak seluruhnya diserap oleh tanaman maupun tanah sehingga akan terbuang dan bereaksi dengan oksigen kemudian menjadi N2O. Nah, N2O ini merupakan gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global” pungkas Hendricus.

Pembuatan dan Pengaplikasian POC

Dosen pendamping lapangan, Komariah, STP, MSc, PhD selanjutnya menjelaskan bahwa pembuatan dan pengaplikasian POC juga menjadi bentuk perhatian generasi muda terhadap perubahan iklim.

Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan dalam membuat POC merupakan bahan alami sehingga tidak membahayakan.  

“Pelatihan pembuatan dan pengaplikasian POC menjadi ajang belajar bagi masyarakat dan mahasiswa. Masyarakat menjadi tahu mengenai manfaat-manfaat tanaman di sekitar seperti kirinyuh, johar, dan kangkung pagar.

Bukan hanya sekedar tahu tetapi juga bisa mengembangkannya menjadi sebuah produk POC. Sedangkan bagi mahasiswa dapat menjadi tempat berlatih untuk membuat pupuk organik,” imbuhnya.

Masyarakat mengikuti pelatihan pembuatan POC dengan sangat antusias. Tidak jarang, mereka mengajukan pertanyaan selama sesi penjelasan.

Bahkan ada beberapa warga yang tidak ingin melewatkan tahap-tahap pembuatan POC sehingga mengabadikannya melalui telepon genggam dari awal hingga akhir sesi. Pada sesi terakhir, setiap masyarakat yang hadir mendapatkan satu botol POC siap pakai hasil produksi KKN 15 UNS Periode Januari - Februari 2024.

Waluyo selaku Ketua Kelompok Tani Makmur 1 berharap dengan adanya pelatihan ini dapat membantu masyarakat untuk mengatasi jumlah pupuk subsidi yang terbatas, serta menjadi inovasi yang patut dikembangkan oleh masyarakatnya.

“Harapannya POC yang dibuat ini dapat membantu kekurangan pupuk yang terjadi, dan juga mengubah pola pikir petani untuk beralih ke pupuk organik. Masyarakat di sini hanya tahu nama tanamannya saja tetapi tidak tahu manfaatnya yang ternyata sangat bermanfaat dan fungsinya sangat luar biasa bagi mereka.

Inilah terobosan yang harus kita kenalkan kepada masyarakat secara umum. Agar mereka tidak tergantung kepada pupuk subsidi, tetapi lebih jauh dapat memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di alam secara maksimal,” terang  Waluyo.

Selain program pelatihan pembuatan dan pengaplikasian POC, dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat pada ranah pertanian dan meningkatkan perekonomian desa, KKN 15 UNS Periode Januari - Februari 2024 juga menyelenggarakan beberapa program kerja lainnya.  

Pada lingkup peningkatan pemahaman masyarakat Desa Wonosari dalam bidang pertanian dan iklim, diselenggarakan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan penanggung jawab Yoga Warana Tama. Kemudian, pelatihan penanaman tanaman obat kKeluarga (TOGA) dengan penanggung jawab Saeful Bahri.

Sedangkan pada bidang peningkatan perekonomian desa terdapat empat program kegiatan yaitu, pelatihan pembuatan minuman berbahan dasar lidah buaya dengan penanggung jawab Nifa Nurfiana.

Pelatihan pembuatan Ecoprint pada tas dengan penanggung jawab Galuh Intan Kumalasari;

Pembuatan rancangan Desa Wisata Wonosari dengan penanggung jawab Fauzan Hariawan; dan pelatihan teknik dasar pengambilan gambar guna mendorong pemasaran digital dengan penanggung jawab Alfina Ayu Saputri. (*)

Baca juga: Hasil Babak I Skor 0-0 Persis Solo Vs PSM Makassar Liga 1, Tonton Live Streaming di Sini

Baca juga: Prakiraan Cuaca Magelang, Selasa, 5 Maret 2024 Hujan Petir di Waktu Siang Hari

Baca juga: Sikap Aneh Didot Alfiansyah, Pernah Pura-pura Tak Kenal Ayah Korban Sebelum Beraksi

Baca juga: Tabel Pinjaman Akulaku 2024, Pinjaman Online KTP Langsung Cair