Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jokowi Berpeluang Punya Posisi Bergengsi di Golkar

Golkar kemungkinan besar bakal langsung memberikan posisi bergengsi bagi Jokowi sebagai upaya membalas budi

Editor: Vito
facebook/Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan memilih Partai Golkar untuk kendaraan politiknya di masa depan. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Partai Golkar diperkirakan bakal memberi kemudahan jalan bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika memutuskan bergabung, sebagai upaya balas budi atas keuntungan elektoral yang didapatkan pada pemilu 2024.

Pengamat politik Jannus TH Siahaan mengatakan, Golkar kemungkinan besar bakal langsung memberikan posisi bergengsi bagi Jokowi sebagai upaya membalas budi, karena merasa mendapatkan dampak positif dari keputusannya mendukung paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pilpres 2024.

"Bagi Partai Golkar, efek ekor jas Jokowi sangat berpengaruh pada raihan suara Partai Golkar hari ini," katanya, dalam pernyataannya, dikutip Selasa (5/3).

Saat ini, perolehan suara Golkar pada pemilihan legislatif 2024 sebesar 11,58 juta atau 15 persen. Perolehan suara mereka berada pada posisi kedua di bawah PDI Perjuangan.

Jannus menyatakan, kemungkinan internal Partai Golkar tidak bakal bergejolak jika Jokowi memutuskan bergabung. Sebab, Golkar diperkirakan juga mendapatkan keuntungan elektoral jika Jokowi bergabung.

"Apalagi jika kemudian Jokowi memang memutuskan akan bergabung dengan Partai Golkar sebagai solidarity maker dan pemersatu, maka Jokowi boleh jadi malah dianggap sebagai hero atau pahlawan," bebernya.

Akan tetapi, Jannus menilai, untuk saat ini kemungkinan Jokowi menduduki posisi ketua umum Partai Golkar cukup kecil.

Peluang Jokowi duduk di posisi dewan pembina Golkar sebagai politikus senior dinilai paling memungkinkan dan sepadan.

"Sementara chance Jokowi diterima Partai Golkar sangat bergantung pada posisi Jokowi nantinya. Untuk menjadi ketum tampaknya cukup berat, karena posisi Jokowi sudah bukan lagi presiden setelah Oktober 2024," ucapnya.

"Tapi sebagai anggota dewan pembina, tampaknya peluang Jokowi sangat besar di satu sisi, dan peluang diterima oleh Partai Golkar secara aklamasi juga sangat besar di sisi lain," sambungnya.

Jannus menuturkan, jika Jokowi bergabung dan kemudian menduduki posisi ketua umum, hal itu dikhawatirkan bakal menimbulkan gejolak di internal partai berlambang pohon beringin itu. Sebab, di dalam Golkar juga terdapat faksi-faksi politik.

"Walaupun meraih suara nomor dua terbanyak, di dalam Golkar sendiri kurang terlalu solid. Jadi masih sangat mungkin Jokowi untuk masuk dan menjadi solidarity maker di dalam Partai Golkar untuk meredam perpecahan faksi-faksi yang ada di dalam Golkar selama ini," sambungnya. (Kompas.com/Aryo Putranto Saptohutomo)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved