Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Inflasi Jateng Tertinggi Kedua di Pulau Jawa, Mak-mak Menjerit: Harga Beras Tak Manusiawi

Dari pendataan BPS pada Februari 2024, inflasi Provinsi Jateng secara (yoy) tembus di angka 2,98 persen

Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Dok Pemprov Jateng
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana saat mengikuti kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) beberapa waktu lalu. 

Pemprov Jateng pun mengakui hal tersebut, bahkan pada 6 Maret lalu Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana berujar, ada sejumlah komoditas yang perlu diintervensi.

Beberapa komoditas tersebut seperti beras, gula pasir, cabai, bawang, minyak goreng, kedelai, telur dan daging ayam.

Ia juga menginstruksikan seluruh pemda selalu melaporkan dan menginput data harga komoditas pangan secara berkala. 

Komunikasi intensif antar anggota Tim Pengandalo Inflasi Daerah (TPID) termasuk Satgas Pangan dan Kejaksaan  guna kelancaran pelaksanaan operasi pasar dan sidak gudang distributor juga dilakukan.

"Kami juga berkoordinasi dengan Polda untuk mengecek harga pasar, pemantauan untuk menghindari penimbunan pangan tersebut. Itu langkah yang kami lakukan dalam waktu dekat," terangnya dalam acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng Semester I Tahun 2024 dan Persiapan Menghadapi Ramadan di Kota Semarang beberapa waktu lalu.

Meski demikian, langkah Pemprov Jateng bisa dibilang belum manjur lantaran harga kebutuhan pokok masih tak terkendali.

Fakta di lapangan, harga beras premium di sejumlah pasar tradisional di Jateng masih di angka Rp 18 sampai Rp 20 ribu perkilogram.

Bahkan sempat terjadi kelangkaan stok baik di pasar tradisional maupun swalayan di sejumlah daerah.

Dari hal tersebut, masyarakat menanggapi kinerja Pemprov Jateng terkait penanganan harga kebutuhan pokok.

"Harga beras premium sekarang hampir Rp 90 ribu per 5 kilogram. Pemerintah kebanyakan koordinasi dan rapat, bukti nyatanya omong kosong, rakyat kecil seperti kami selalu kena dampaknya," kata Yanti satu di antara ibu rumah tangga asal Kabupaten Kendal menanggapi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, Senin (11/3/2024).

Yanti juga menceritakan beberapa waktu lalu kesulitan mencari beras, bahkan ia keliling ke sejumlah swalayan di sekitar tempat tinggalnya.

Dikatakannya, beberapa swalayan sempat kehabisan stok beras saat ia berkeliling.

"Mau beli beras saja susahnya minta ampun, sekali ada harga tak manusiawi. Kalau seperti itu apa yang dikerjakan pemerintah, mana kerja nyatanya," imbuhnya secara berapi-api. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved