Berita Semarang
Pengusaha Truk Merugi Imbas Banjir, Momen "Panen" Ramadan Hanya Mimpi
Kondisi banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa hari ini membuat pengusaha angkutan barang merugi.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kondisi banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa hari ini membuat pengusaha angkutan barang merugi.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Agus Pratiknyo mengatakan aktivitas pengiriman barang yang tersendat karena banjir, membuat pelaku bisnis ini merasakan dampak signifikan.
"Dampak banjir ini tentunya signifikan bagi kami dan tentu tidak hanya pengusaha truk, tetapi juga semua pengusaha angkutan barang via darat. Adanya banjir, terutama di jalur Pantura Demak-Kudus ini bukan pertama kali, melainkan dalam jangka waktu yang sangat dekat kejadian lagi. Otomatis ada pengaruh," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Agus Pratiknyo saat dihubungi Tribun Jateng, Senin (18/3/2024).
Baca juga: Solusi BNPB Atasi Banjir Pantura Karanganyar Demak, Perkuat Tanggul Perpanjang Rekayasa Cuaca
Agus menyebutkan, ramadan ini sebenarnya menjadi masa "panen" bagi pengusaha angkutan darat di mana mereka harus mengejar setoran sebelum libur lebaran.
Namun di tengah kondisi banjir yang terjadi, membuat mereka kesulitan mengejar target.
"Sebenarnya bulan ini adalah bulan di mana kami para pelaku usaha angkutan darat itu ibaratnya harus ngejar setoran atau panen, karena bulan depan harus ada pembatasan untuk menyambut lebaran. Ternyata ada (banjir) ini. Ini kasihan sopir.

Sopir yang katakanlah biasanya bisa mengirim dua rit, ini hanya satu rit," ungkapnya.
Ditambah lagi, kata dia, kerugian materi juga tidak dapat dihindari.
Agus mengatakan kondisi banjir yang terjadi membuat pengusaha justru harus menambah biaya untuk operasional mencapai 5 persen.
"Kerugian kami dalam kondisi seperti ini adalah kondisi materi, dalam kalau ingin tetap bisa jalan otomatis harus cari jalur alternatif. Jalur alternatif, otomatis menambah biaya untuk solar dan sopir.
Sekali jalan saja kami bisa menambah hampir Rp 500.000, itu lumayan signifikan bagi kami. Penambahan cost itu antara 5 persenan untuk dampak banjir ini," jelasnya.
Agus menyebutkan, dengan adanya penambahan ongkos ini pihaknya sendiri tidak bisa begitu saja menaikkan tarif ke konsumen.
Sebab kondisi banjir terjadi ini menurutnya merupakan bencana yang tidak terduga.
"Kami anggap sebagai force majeure dan pelaku usaha angkutan darat jarang yang serta merta menaikkan harga. Kecuali nego, minta kepada customer untuk membantu subsidi biaya jalur alternatif. Tapi rata-rata customer tidak ada yang mau tau," ujarnya.
Sementara itu, ia meminta agar pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap nasib para pengusaha angkutan barang.
Gagal Penuhi Target Emas, Kontingen Catur Jateng Sebagai Tuan Rumah Pomnas XIX Hanya Raih Segini |
![]() |
---|
BSB Village Gelar Pasar Rasa, Buka Akses Danau dan Lepas 16.000 Benih Ikan |
![]() |
---|
Siap-siap! Warga Diminta Tampung Air di Tandon, 2 Hari Ada Perbaikan Intake Jatibarang Semarang |
![]() |
---|
Momen Langka Terpidana Korupsi Mbak Ita dan Suami Diizinkan Ke Luar Lapas Semarang Hadiri Pernikahan |
![]() |
---|
Bus Trans Semarang Tanpa Penumpang Kecelakaan Tunggal Saat Uji Coba di Mijen: Diduga Rem Blong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.