Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kisah Kosmonot Terdampar di Ruang Angkasa Selama 311 Hari

Sergei Krikalev, mantan kosmonot Uni Soviet, pernah terdampar di ruang angkasa selama 311 hari.

net
Ilustrasi luar angkasa 

TRIBUNJATENG.COM - Sergei Krikalev, mantan kosmonot Uni Soviet, pernah terdampar di ruang angkasa selama 311 hari.

Peristiwa itu terjadi setelah Krikalev meluncur dari Kosmodrom Baikonur (sekarang Kazakhstan) pada 18 Mei 1991, demikian dilansir dari Kompas.com, Jumat (24/3/2024). 

Krikalev diberangkatkan ke stasiun luar angkasa MIR bersama rekan senegaranya, Anatoly Artsebarsky, dan astronot berkewarganegaraan Inggris, Helen Sharman.

Baca juga: Pesawat Setan Ini! Kata-Kata Terakhir Kosmonot Uni Soviet Sebelum Jatuh dari Ruang Angkasa

Ia seharusnya menjalankan misi di stasiun ruang angkasa MIR selama lima bulan, namun dirinya terjebak di sana selama hampir setahun.

Krikalev tidak bisa pulang ke Bumi

Awal mula Krikalev terdampar di ruang angkasa terjadi saat kosmonot asal Kazakhstan yang seharusnya menggantikan dirinya tidak jadi diberangkatkan dengan alasan kurang berpengalaman.

Nasib Krikalev semakin tidak jelas ketika situasi politik di negaranya sedang kacau-balau karena kebijakan Glasnot yang diinisiasi Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev menjadi bumerang bagi pemerintahannya.

Glasnot adalah kebijakan keterbukaan pada semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi.

Krikalev baru kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992 setelah negaranya bubar pada 25 Desember 1991.

Ia menjadi satu-satunya warga Uni Soviet terakhir yang tersisa setelah negaranya yang sebelumnya besar dan adidaya runtuh.

Pengakuan Krikalev

Setelah kembali ke Bumi, Krikalev mengaku merasa senang dan beruntung ketika menjalankan misi di MIR.

Hal yang ia sukai adalah sensasi merasakan nol gravitasi di ruang angkasa yang membuat tubuhnya seakan-akan tidak memiliki bobot.

"Anda merasa seperti burung yang bisa terbang," ujar Krikalev dikutip dari IFL Science.

Kendati demikian, perasaan senang itu tidak bertahan lama usai kabar kekacauan politik di Uni Soviet terdengar hingga ke telinga Krikalev yang berada di luar Bumi.

"Itu adalah proses yang panjang dan kami mendapatkan berita, tidak sekaligus, tetapi kami mendengar tentang referendum, misalnya," kata Krikalev.

Krikalev mengaku, ia tetap menjalankan misi di MIR ketika negaranya bergejolak. Ia lebih mengkhawatirkan kondisi keluarga dan temannya yang berada di Bumi.

 Gorbachev sempat mengumumkan bahwa seorang kosmonot asal Kazakhstan akan menggantikan Krikalev setelah misinya selesai.

Kabar ini disampaikan untuk menenangkan Uni Soviet yang karut-marut.

Namun, karena tak seorang pun di Kazakhstan yang dilatih sebagai kosmonot, ini artinya Krikalev harus tinggal di ruang angkasa lebih lama lagi.

Krikalev mengaku ragu bisa bertahan

Saat terkatung-katung di ruang angkasa selama ratusan hari, Krikalev menuturkan ada titik ketika ia merasakan keraguan.

Ia mempertanyakan kemampuannya bertahan di MIR dalam waktu yang lebih lama.

"Apakah saya bisa menyesuaikan diri dengan masa tinggal yang lebih lama untuk menyelesaikan program ini?" imbuh Krikalev.

Krikalev sebenarnya dapat kembali ke Bumi menggunakan kapsul Soyuz, namun ia tidak mau meninggalkan MIR begitu saja.

Menurut Krikalev, bila MIR tidak ada yang mengoperasikan dan memperbaiki, ini akan menjadi perjalanan akhir bagi stasiun ruang angkasa tersebut.

Di sisi lain, waktu kepulangan Krikalev ke Bumi semakin tertunda lantaran Uni Soviet yang sudah bubar membuat kondisi perekonomian Rusia memprihatinkan.

"Argumen terkuatnya adalah ekonomi karena ini memungkinkan mereka untuk menghemat sumber daya di sini," kata Krikalev.

"Mereka mengatakan bahwa ini sulit bagi saya-tidak terlalu baik untuk kesehatan saya. Namun, sekarang negara ini sedang dalam kesulitan, kesempatan untuk menghemat uang harus menjadi prioritas utama," sambungnya.

Diminta bertahan lebih lama

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/12/2021), Krikalev mengatakan, ia diminta tetap berada di ruang angkasa sampai jangka waktu yang tidak ditentukan ketika Uni Soviet dilanda kekacauan.

Cathleen Lewis, sejarawan yang meneliti program luar angkasa di Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, AS, mengatakan Krikalev sebenarnya tahu apa yang terjadi di negaranya dari orang-orang di negara Barat.

Tetapi, warga Uni Soviet tidak pernah memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi, termasuk sang istri yang bekerja sebagai operator radio untuk program ruang angkasa Uni Soviet.

"Saya mencoba untuk tak membicarakan hal-hal buruk dengannya dan saya rasa dia pun demikian," kata Terekhina

"Dia selalu berkata pada saya, semuanya baik-baik saja, jadi sangat sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya dia rasakan di dalam hati," tambahnya.

Kelilingi Bumi sebanyak 5.000 kali

Krikalev akhirnya pulang ke Bumi pada 25 Maret 1992.

Jika total, Krikalev sudah mengitari Bumi sebanyak 5.000 kali.

Meski terkatung-katung di ruang angkasa, Krikalev menyatakan, ia siap melakukan perjalanan lain.

Perkataan tersebut ditepati Krikalev ketika melakukan perjalanan ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2000.

"Senang sekali bisa kembali ke Bumi, meskipun kami harus beradaptasi kembali dengan gravitasi, kami dapat membebaskan diri dari beban psikologi," kata Krikalev.

"Saya tidak akan menyebut momen itu sebagai euforia, tapi yang jelas itu sangat menyenangkan," tuturnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Kosmonot yang Terdampar di Ruang Angkasa Selama 311 Hari"

Baca juga: India Sukses Luncurkan Pesawat Luar Angkasa Ke Matahari, Perjalanan Selama 125 Hari

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved