Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Sukses Sayudi, Bos Warteg Kharisma Bahari: Modal Pinjaman Mertua hingga Penguasa 800 Cabang

Berawal dari pinjaman modal dari mertua, kisah Sayudi merintis bisnis warung makan khas Tegal berbuah manis.

istimewa
Suyadi Bos Warteg Kharisma Bahari 

TRIBUNJATENG.COM - Pada awalnya, Sayudi harus meminjam modal dari orang tua pasangannya untuk memulai usaha, namun kini dia telah menjadi pemilik sukses dari serangkaian warteg.

Dengan serius menjalankan usahanya, Sayudi berhasil memiliki sebanyak 800 warteg, sehingga mendapatkan julukan sebagai Raja Warteg.

Penasaran dengan perjalanan sukses Sayudi?

lihat fotoSayudi sebagai pemilik Warteg Kharisma Bahari dan Warteg Kharisma Bahari Group
Sayudi sebagai pemilik Warteg Kharisma Bahari dan Warteg Kharisma Bahari Group

Pria yang lahir di Tegal pada tanggal 21 Juli 1973 ini, kini dikenal luas sebagai Raja Warteg berkat ketekunannya.

Dia memulai bisnis warteg yang diberi nama Warteg Kharisma Bahari sejak tahun 1996.

Sebelum membuka warteg, Sayudi sempat bekerja sebagai pedagang keliling di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

Kegiatan berdagang ini dia lakukan selama kurang lebih 7-8 tahun.

Sayudi kemudian berambisi untuk mengembangkan usahanya dan memutuskan untuk membuka warteg.

lihat fotoBermacam menu pilihan khas Warteg Kharisma Bahari
Bermacam menu pilihan khas Warteg Kharisma Bahari

Namun, dia menghadapi kendala berupa terbatasnya modal usaha.

Beraninya Sayudi meminjam modal dari mertuanya mendapat dukungan penuh.

Mereka bahkan rela menggadaikan sertifikat rumah untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

Dengan modal yang didapatkan, Sayudi membuka warteg di Jakarta Selatan.

Warteg pertama yang dia buka diberi nama Warteg MM, singkatan dari Warung Tegal Modal Mertua.

Namun, bisnisnya mengalami kebangkrutan di tengah perjalanan.

Sayudi tidak menyerah, dia kembali menjadi pedagang keliling dan mengambil pelajaran dari kegagalannya.

Dia kemudian memutuskan untuk mencoba lagi membuka warteg.

lihat fotoSuasana makan di Warteg Kharisma Bahari
Suasana makan di Warteg Kharisma Bahari

Kali ini, dia mengambil alih warteg seorang teman yang juga hampir bangkrut.

Usahanya bertahan hingga 10 tahun dan berkembang menjadi tiga cabang.

Sayudi tidak puas hanya sampai di situ, dia berinovasi dengan menjalankan bisnis waralaba.

Konsep bisnis waralaba ini muncul karena Sayudi kesulitan mengelola tiga cabangnya.

Dia menawarkan pengelolaan warteg kepada teman dan keluarganya dengan sistem bagi hasil.

Bisnis waralabanya berkembang cepat dan membentuk brand Warteg Kharisma Bahari Group.

Sayudi berhasil mengubah stigma negatif tentang warteg dengan menciptakan suasana yang lebih bersih dan nyaman.

Nama Bahari dipilih karena singkatan dari kebersihan, aman, sehat, dan rapi, mengikuti slogan kota Tegal, asal Sayudi.

Kini, Sayudi membuka kesempatan kemitraan dengan Warteg Kharisma Bahari.

Harga kemitraan ditetapkan antara Rp130 juta hingga Rp150 juta, tidak termasuk biaya sewa kios.

Bagi hasil laba bersih dibagi dua jika investor menggunakan karyawan dari Kharisma Bahari Group.

Dengan model bisnis ini, Sayudi kini mengelola lebih dari 800 outlet.

Omset warteg Kharisma Bahari mencapai Rp35 juta hingga Rp45 juta per bulan.

Ada juga warteg yang tetap beroperasi meski dilanda banjir setinggi lutut orang dewasa.

Pelanggan tetap ramai datang, beberapa bahkan rela makan di dalam air.

Kejadian ini menjadi viral di TikTok setelah diunggah oleh akun @shalllshalll.

Video tersebut menunjukkan keadaan warteg di tengah banjir, dengan pelanggan yang tetap menikmati makanannya.

Lokasi warteg tersebut berada di Sukabirus, Bandung.

Video ini memicu berbagai komentar positif dari netizen, menurut Banjarmasin Post.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved