Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Masih Ingat Neno Warisman yang Dulu Berdoa Ancam Allah? Nasibnya Kini Tumbang di Pileg 2024

Sosok kontroversial, Neno Warisman, yang dikenal sebagai pengkritik tajam Presiden Joko Widodo dan menjadi salah

Editor: muh radlis
youtube
Neno Warisman 

TRIBUNJATENG.COM - Sosok kontroversial, Neno Warisman, yang dikenal sebagai pengkritik tajam Presiden Joko Widodo dan menjadi salah satu donatur terbesar gerakan #2019GantiPresiden, mengalami kegagalan telak pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 atau Pemilu 2024.

Neno Warisman, yang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu menjadi salah satu penggerak tagar #2019GantiPresiden dari kubu Prabowo-Sandiaga, kini harus menelan kekalahan di arena politik.

Meskipun begitu, keberadaannya dalam dunia politik masih menimbulkan berbagai perbincangan.

Sebagai salah satu figur yang mendeklarasikan gerakan tersebut, Neno Warisman tidak hanya mengemukakan kritik terhadap pemerintahan Jokowi, tetapi juga menjadi salah satu donatur terbesar.

Pada 2018, gerakan #2019GantiPresiden menggelar deklarasi akbar di sisi selatan Monas, Jakarta Pusat, di mana Neno Warisman menjadi salah satu pihak yang turut berkontribusi, bahkan menjadi donatur terbesar.

Inisiator gerakan, Mardani Ali Sera, mengungkapkan bahwa Neno Warisman merupakan salah satu donatur utama yang mendukung gerakan tersebut.

Neno Warisman juga dikenal sebagai sosok yang memiliki aktivitas di luar politik.

Dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 21 Juni 1964, Neno Warisman dikenal sebagai seorang penyanyi dan bintang film era 1980-an sebelum terjun ke dunia politik.

Selain itu, keputusannya untuk memakai jilbab dan aktif dalam kegiatan sosial, religi, dan pendidikan, menunjukkan peran multifaset yang diemban Neno Warisman.

Neno juga terlibat dalam sosialisasi program Pendidikan Anak Dini Usia (PAUD) Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1991.

Lantas bagaimana kabar Neno Warisman sekarang?

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 atau Pemilu 2024, perempuan bernama asli Titi Widoretno Warisman itu maju jadi Caleg DPR RI.

Wanita kelahiran 21 Juni 1964 itu maju sebagai caleg Partai Gelora dari Dapil Jatim III meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah mengajak masyarakat Banyuwangi mengantarkan Neno Warisman ke Senayan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) periode 2024-2019 pada 14 Februari.

Fahri bersyukur dengan bergabungnya sosok Neno Warisman ke Partai Gelora. Sebab, menurutnya, tidak mudah mengajak sosok seniman yang memiliki idealisme tinggi seperti Neno Warisman.

Menurutnya, Neno memiliki kesamaan pandangan politik yang sama dengan Partai Gelora sehingga dia bersepakat untuk maju menjadi calon legislatif (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur (Jatim) III.

“Bu Neno yang akan memimpin di Jatim. Apalagi, di Banyuwangi dia memiliki kedekatan, leluhurnya berasal dari sini,” katanya melalui keterangan persnya, Kamis (8/2/2024).

Dia mengatakan itu dalam acara konsolidasi dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gelora Indonesia Kabupaten Banyuwangi di salah satu cafe di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jatim beberapa waktu lalu.

Update terbaru, Neno Warisman gagal lolos ke Senayan.

Hal tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Neno Warisman merupakan satu dari 45 Caleg artis yang gagal masuk ke DPR RI pada Pileg 2024.

Pada 2019 sempat muncul pro kontra di masyarakat terkait Neno.

Puisi yang dibacakan Neno dalam acara Munajat 212 pada Kamis (21/2/2019) terkait politik jelang Pilpres 2019 menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) menyebut puisi yang dibacakan aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman pada Malam Munajat 212 adalah hal yang keliru.

"Oh, itu keliru," kata JK usai Forum Silaturahim Gawagis Nusantara, di Hotel Whyndam, Surabaya, Sabtu (23/2).

JK menyebut jika puisi itu memiliki konteks kampanye. Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut itu menyebut doa dan puisi penyanyi dan bintang film era 80-an itu adalah penyampaian kampanye yang salah.

"Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru," katanya.

Ahli semiotika Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi mengatakan puisi yang dibacakan Neno Warisman pada acara Munajat 212 menyampaikan pesan semiotis bahwa Neno berada dalam bahaya. Iwan mengatakan Neno mengutip doa Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar dalam puisinya.

"Neno dan pihak yang terepresentasi oleh kehadirannya sedang berada dalam keadaan berbahaya, seperti Perang Badar," kata Iwan dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (23/2).

Iwan melanjutkan Perang Badar adalah perang antara kaum muslimin dan kafir. Lewat puisinya, Iwan menyebut Neno telah mengkategorisasikan golongan muslimin dan kafir.

"Jadi, yang dihadapi Neno terdefinisi sebagai kaum kafir," imbuhnya.

Namun demikian, Iwan menyatakan puisi tersebut justru akan membuat orang mempertanyakan apakah betul kelompok lawan merupakan kaum kafir.

Sebab, isu pengkafiran kelompok lain tersebut, merupakan hal yang paling tidak disukai publik.

"Doa Neno, di situ, menjadi tidak 'memanggil'. Alih-alih memanggil, ia justru berpotensi menjauhkan. Dalam konteks politik, doa itu menjadi tindakan kontraproduktif bagi kelompok Neno sendiri," paparnya.

Diketahui, Neno membacakan puisi yang sebagian isinya adalah meminta kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) nanti. Isinya adalah:

"... Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu..." ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Ingat Neno Warisman? Pengkritik Jokowi dan Donatur Terbesar 2019GantiPresiden, Tumbang di Pileg 2024

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved