Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2024

Fenomena War Takjil Jadi Peluang UMKM Pacu Penjualan

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ikut menyoroti isu 'war takjil', sebagai fenomena di bulan Ramadan

Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Kawasan Pujasera di sepanjang Jalan Mayor Muin Wonosobo ramai didatangi pengunjung untuk berburu takjil, Selasa (12/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ikut menyoroti isu 'war takjil', sebagai fenomena di bulan Ramadan kali ini yang menggambarkan kegiatan berburu makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Fenomena war takjil yang pertama kali ramai di media sosial itu tidak hanya diikuti masyarakat muslim yang berpuasa, tetapi juga oleh masyarakat non-muslim yang tidak berpuasa.

Bila dilihat dari kacamata ekonomi, Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef, Eisha Maghfiruha Rachbini memandang, fenomena itu menjadi peluang bagi UMKM untuk meningkatkan penjualannya.

Menurut dia, potensi UMKM di saat Ramadan seperti ini sebenarnya lebih besar, karena di momen yang sifatnya musiman itu peluang penjualan UMKM bisa meningkat.

"Ada beberapa survei yang mungkin kita bisa lihat bahwa memang beberapa bulan dibandingkan Februari atau bulan sebelumnya, penjualan di Maret atau ke depan, mungkin awal April nanti, masih akan terus meningkat, transaksi yang tercipta akibat di masa-masa ini (Ramadan dan Idulfitri-Red)," katanya, dalam diskusi daring bertajuk

"Dinamika Lebaran dan Arah Ekonomi Prabowo-Gibran", Selasa (26/3).

Eisha menuturkan, momen Lebaran ini juga berpotensi mendongkrak UMKM kuliner dan oleh-oleh yang ada di daerah-daerah tujuan para pemudik.

Bila dilihat kenaikannya dari 2023, ia menyebut, kenaikan penjualan para pelaku UMKM dan pengusaha oleh-oleh tersebut pada tahun ini berpotensi mencapai 40-60 persen.

Dengan jumlah pemudik yang diprediksi mencapai 193 juta orang, dia menambahkan, seharusnya bisa ikut mendorong aktivitas usaha para UMKM di daerah.

Meski demikian, Eisha memberi catatan bahwa ada beberapa tantangan pada tahun ini, satu di antaranya adalah harga pangan yang sekarang tengah berada dalam posisi tinggi.

Menurut dia, pelaku UMKM kuliner membutuhkan bahan pangan untuk bahan dasar mereka berproduksi. Bahan-bahan pangan ini yang menjadi biaya input dari UMKM.

"Sehingga, mau tidak mau, dia harus meningkatkan harga jual, atau mungkin berarti margin yang didapat lebih sedikit. Itu salah satu tantangan saat ini, tingkat harga (bahan dasar-Red) yang lebih tinggi," bebernya. (Tribunnews/Dennis Destryawan)

Baca juga: Prakiraan Cuaca Boyolali Hari Ini dan Besok : Dua Hari akan Dilanda Hujan Petir Saat Jam Ini

Baca juga: Gerindra Upayakan Pertemuan Prabowo-Megawati, Hasto: Tidak Ada Masalah

Baca juga: Jadi Korban Perdagangan Orang, Mahasiswa "Magang" di Jerman Pulang Terlilit Utang

Baca juga: Jembatan Francis Scott Key Runtuh Tertabrak Kapal Kontainer Berbendera Singapura

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved