Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Pura-pura Histeris, Ternyata Cucu Angkat Ini yang Bunuh Kakek Neneknya dengan Sadis Usai Minta THR

Akhirnya, lanjut Sugiar, pelaku mengambil paksa uang milik korban yang tersimpan di saku peci sembari membenturkan kepala korban ke lantai

Editor: muslimah
Kolase/TribunBanten.com
ZN (44) tega membunuh kakek dan neneknya Kemend (92) dan Satimah (72) di dalam rumah korban yang beralamat di Kampung Cigarukgak, Malingping, Lebak 

TRIBUNJATENG.COM, LEBAK - Cucu durhaka membunuh pasangan pasangan lanjut usia (lansia) Kemed (85) dan Satimah (62) di Lebak, Banten.

Pelaku berinisial J alias ZN (44). Dia merupakan cucu angkat kedua korban.

Alasan pembunuhan karena pelaku tak diberi uang THR.

Pelaku juga sempat pura-pura sedih hingga histeris untuk menutupi perbuatannya.

Baca juga: Pasangan Muda-mudi Diduga Mesum di Toilet Musola Digerebek Warga Tengah Malam

Baca juga: Kado Terakhir Stevie Agnecya untuk Para ART, Meninggal dalam Kondisi Tersenyum

Pasangan lansia tersebut merupakan warga Kampung Cigarukgak, Desa Kadujajar, Kecamatan Malingping, Lebak, Banten yang ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya pada Senin (25/03/24).

Keduanya ditemukan tewas bersimbah darah oleh pedagang sayur keliling, Senin (25/3/2024), sekitar pukul 10.00 WIB.

Polsek Malingping telah menangkap J sekira pukul 14.00 WIB Senin (25/03/2024).

Kapolsek Malingping, AKP Sugiar Ali Munandar menjelaskan, pelaku datang ke rumah korban dengan niat meminjam uang.

Namun, J dibuat kesal oleh kakek-neneknya yang tak memberinya pinjaman uang.

“Dugaan sementara dari hasil penyelidikan di sini, pelaku membunuh korban akibat minjam uang tidak dikasih," Sugiri, Selasa (26/03/2024).

Akhirnya, lanjut Sugiar, pelaku mengambil paksa uang milik korban yang tersimpan di saku peci sembari membenturkan kepala korban ke lantai.

"Pelaku ngambil uang dari peci korban Rp 300 ribu. Akibat kesal akhirnya pelaku membenturkan kepala korban ke lantai, makanya ada luka memar dan lainnya,” ujarnya.

Saat ini pelaku sudah dibawa dan diamankan oleh pihak Polres Lebakdan tinggal menunggu hasil dari dokter forensik untuk tahap lebih lanjut.

Kronologis

Kasat Reskrim Polres Lebak AKP Wisnu Adicahya mengatakan korban merupakan pensiunan guru agama yang tercatat masih mendapatkan tunjangan hari raya (THR).

Pelaku berinisal ZN (44) tinggal di Kecamatan Panggarangan dan bekerja sebagai kuli bangunan.

Pelaku mengunjungi korban di Kecamatan Malingping hendak meminta uang THR tersebut.

"Pada hari Minggu (25/3) pelaku mendatangi rumah korban dan meminta uang sebesar Rp 500 ribu, pelaku mengetahui bahwa korban baru saja mendapat THR," kata Wisnu kepada Wartawan, Selasa, (26/03/24).

Kesal tidak diberi uang, pelaku langsung menyerang korban dengan mengambil peci yang digunakan oleh korban untuk menyimpam uang.

"Lantaran tidak diberi, pelaku kemudian menyerang korban, pelaku juga mengambil peci yang diketahui sebagai tempat penyimpan uang. Di peci itu terdapat Rp 300 ribu yang kemudian diambil pelaku," kata Wisnu.

Dijelaskan Wisnu, pelaku memiliki motif ingin menguasai uang THR milik korban. Uang tersebut akan digunakan untuk menutupi biaya hidup. Adapun, pelaku melakukan aksinya seorang diri.

"Karena jengkel tidak diberi uang, maka pelaku melakukan penyerangan terhadap korban dengan cara menendang, tidak menggunakan alat apapun," tuturnya.

Pelaku sempat pura-pura sedih

Wisnu Adicahya mengatakan, pelaku sempat menangis histeris saat penemuan mayat korban.

"Kami mencurigai gerak-gerik pelaku, di mana saat itu pelaku menangis histeris di depan korban," kata Wisnu.

Kecurigaan itu diperkuat oleh tingkah laku pelaku saat dimintai keterangan oleh jajaran Polsek Malingping.

Bahkan beberapa keterangan yang disampaikan pelaku tidak sesuai dengan pernyataan saksi lainnya.

"Waktu diminta keterangan di polsek, perkataan pelaku tidak sesuai dengan pernyataan saksi lainnya," kata Wisnu.

Alhasil, setelah beberapa kali diperiksa, ZN mengakui bahwa mendatangi rumah korban pada Minggu (25/03/24).

"Pada hari Minggu, pelaku mengaku tidak mengunjungi korban. Pelaku berada di tempat kerjanya sebagai kuli bangunan. Namun, saksi lain melihat pelaku berkunjung ke rumah korban pada hari Minggu," ujar Wisnu.

"Setelah diselidiki, akhirnya pelaku mengakui perbuatannya, pelaku menyerang korban hingga terkapar di lantai," tuturnya.

Atas perbuatannya, pelaku ZN mengaku menyesal telah membunuh kakek dan nenek angkat yang telah membesarkannya.

"Saya menyesal waktu lihat kakek dan nenek," kata ZN.

ZN tidak menyadari jika perbuatannya membuat kakek dan neneknya terluka.

"Tidak tahu kalau ada darah keluar, iya tidak ngecek lagi waktu itu," kata ZN.

Awal mula penemuan mayat

Kedua pasangan lansia itu ditemukan tergeletak tak bernyawa oleh pedagang sayur keliling pada Senin (25/3/2024) sekira pukul 10.00 WIB.

Tetangga korban, Suheni mengungkapkan, awal mula peritwa itu terungkap saat tukang sayur keliling merasa curiga terhadap korban.

Sebab, kata dia, biasanya korban setiap harinya menyambangi pedagang sayur keliling untuk membeli kebutuhan dapur.

"Pas saat itu ada pedagang sayuran menanyakan Ibu Hj Sartimah tidak terlihat membeli sayuran," kata Suheni pada Senin (25/3/2024).

Kemudian, dia bersama pedagang sayuran mengetuk pintu rumahkorban.

Namun tidak ada suara sahutan dari dalam rumahnya.

"Lalu kami mendorong pintu rumahnya tidak terkunci dan terlihat Ibu Hj Sartimah bersama suaminya tergeletak sudah meninggal dunia," ujarnya

Mengetahui hal tersebut, Suheni langsung bergegas memberi tahu tetangga sekitar dan keluarga korban.

Sementara itu, keponakan korban, Suhendar menduga korban tewas karena tindakan perampokan.

Pasalnya, korban baru saja mengambil uang THR dan pensiunan.

"Kalau ini memang meninggalnya karena pembunuhan, maka kami dari keluarga meminta pihak yang berwenang segera menangkap pelakunya," ujar Suhendar.

Terpisah, pihak kepolisian menduga pasutri tersebut tewas karena dibunuh.

Dugaan itu muncul setelah petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Jelas itu dugaan pembunuhan karena ada beberapa luka hantaman benda tumpul. Namun, benda tumpul itu belum disimpulkan apa benda keras atau tangan," kata Kanit Krimum Satreskrim Polres Lebak, Iptu M Hazali Alfian melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Senin.

Dari pengamatan, lanjut Alfi, luka di kepala korban sudah dalam kondisi membusuk.

Hal ini juga mengindikasikan kedua korban sudah lebih dari satu hari meninggal dunia.

"Yang bisa memastikan dokter forensik dan itu kondisi lukanya sudah agak busuk, mungkin satu atau dua hari," terangnya.

Jenazah pasutri tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten untuk diautopsi.

Pihaknya juga masih mengumpulkan bukti apakah ada barang yang hilang di rumah korban.

(TribunBanten.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved