Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Bumi Disebut Akan Gelap Selama 3 Hari Mulai 8 April 2024, Benarkah?

Bumi disebut-sebut akan gelap selama tiga hari mulai 8 April 2024. Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan, narasi tersebut hoaks.

Agatha Bunanta
Ilustrasi gerhana matahari total 

TRIBUNJATENG.COM - Bumi disebut-sebut akan gelap selama tiga hari mulai 8 April 2024.

Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan, narasi tersebut merupakan hoaks.

Sebelumnya, unggahan dengan narasi Bumi akan gelap selama tiga hari mulai Jumat (8/4/2024), ramai di media sosial X dan TikTok.

Baca juga: Pakar: Gempa Tuban Fenomena yang Jarang Terjadi

Menurut akun X @infoastronomy, gelapnya Bumi berkaitan dengan adanya Gerhana Matahari.

Sementara itu, akun TikTok @your_fave_shop menyebutkan bahwa kegelapan akan menyelimuti Bumi ketika planet ini melintasi sabuk foton.

Penjelasan astronom

Marufin menjelaskan bahwa tidak ada mekanisme kelangitan saat ini yang bisa menyebabkan Bumi mengalami kegelapan selama tiga hari.

"Apalagi jika disebut kegelapan terjadi karena Bumi melintasi sabuk foton," jelas Marufin kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2024).

Ia menjelaskan, sabuk foton yang dimaksud warganet dalam unggahan adalah partikel gelombang elektromagnetik yang mengangkut sifat-sifat kuantum, termasuk partikel cahaya sebagaimana yang dilihat manusia sehari-hari.

Menurut Marufin, apabila Bumi melintasi sabuk foton, terlepas bahwa konsep sabuk foton itu tak dikenal dalam astronomi, hal itu tetap akan membuat Bumi terang benderang.

"Jadi ketahuan kalo pembuat hoaks ini tidak mengerti konsep fisika modern, khususnya fisika kuantum," kata dia. 

Jadwal Gerhana Matahari Total

Marufin menerangkan, gerhana Matahari total (GMT) akan terjadi pada Jumat, 8 April 2024 berdasarkan waktu universal atau pada Sabtu, 9 April 2024 berdasarkan waktu Indonesia.

Menurutnya, dampak gerhana hanya mencakup sebagian kecil dari wajah Bumi ketika siang hari yang mengalami gerhana Matahari total.

Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya diameter fisik Bulan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved