Kesehatan
Apa Itu Kecubung? Tanaman Hias yang Mengandung Zat Berbahaya Efeknya Mirip Narkoba, Bisa Bikin Teler
Apa Itu Kecubung? Tanaman Hias yang Mengandung Zat Berbahaya Efeknya Mirip Narkoba, Bisa Bikin Teler
Penulis: non | Editor: galih permadi
Apa Itu Kecubung? Tanaman Hias yang Mengandung Zat Berbahaya Efeknya Mirip Narkoba, Bisa Bikin Teler
TRIBUNJATENG.COM - Apa Itu Kecubung? Tanaman Hias yang Mengandung Zat Berbahaya Efeknya Mirip Narkoba, Bisa Bikin Teler
Apa Itu Kecubung?
Kecubung merupakan tanaman semak yang termasuk pada suku terong-terongan.
Kecubung memiliki nama latin Datura metel L dan masuk dalam Solanaceae family.
Kecubung sering dijadikan tanaman hias lantaran memiliki bentuk bunga yang khas dan cantik.
Tanaman ini memiliki bunga menyerupai trompet berwarna putih atau ungu, serta buah yang berbentuk bulat dan berduri.
Kecubung dapat di temukan di daerah tropis termasuk di Indonesia.
Kecubung banyak dijumpai di daerah berhawa sejuk. Di beberapa daerah, kecubung dinamai dengan kucubung (Sunda) dan kacubung (Madura).
Kecubung berdiri tegak dan umumnya tumbuh hingga ketinggian 2-5 kaki.
Tanaman kecubung diketahui mengandung beragam senyawa aktif dan sering dijadikan sebagai obat alternatif.
Namun mempunyai zat beracun yang bisa menimbulkan beberapa gejala berbahaya apabila dikonsumsi.
Terlebih apabila disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika.
Zat yang terkandung dalam buah kecubung yang paling berbahaya adalah skopolamin.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), tanaman kecubung memiliki efek lebih berbahaya dari ganja, sabu, ekstasi, heroin dan kokain.
Kecubung bisa membuat orang menjadi seperti zombie.
Kecubung memiliki bahaya yang mengintai, yaitu bisa membuat keracunan.
Bahkan kecubung dapat membuat manuasia menjadi layaknya zombie.
Melansir Alodokter, berikut bahaya dan gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat mengonsumsi kecubung:
1. Halusinasi
Mengonsumsi bagian mana pun dari tanaman kecubung dapat membuat orang yang mengonsumsi berhalusinasi.
Hal ini disebabkan oleh kandungan alkaloid tropana dalam kecubung yang memiliki efek antikolinergik.
Sehingga dapat meracuni sistem saraf dan menimbulkan gejala berupa halusinasi dan kejang.
2. Kecanduan
Selain halusinasi, kecubung juga sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika karena dapat menciptakan efek rasa senang berlebih atau euforia.
Efek rasa senang ini dapat membuat kecanduan karena pengguna ingin mengulangi perasaan senang tersebut.
Biji buah kecubung merupakan bagian yang paling sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika.
3. Delirium
Dampak lain dari efek antikolirgenik pada keracunan sistem saraf adalah linglung atau delirium.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit untuk fokus dan berpikir.
Penderitanya juga akan menjadi gelisah dan terkadang sulit mengenali orang di sekitarnya.
4. Dehidrasi
Keracunan sistem saraf akibat kandungan alkaloid tropana dalam kecubung juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).
Dehidrasi akibat keracunan alkaloid tropana dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa haus, mulut kering, kulit kering, dan mata kering.
5. Takikardia
Bahaya mengonsumsi kecubung selanjutnya adalah peningkatan frekuensi detak jantung atau takikardia.
Seseorang dikatakan mengalami takikardia ketika denyut jantungnya lebih dari 100 kali per menit.
Kondisi yang juga dikenal sebagai jantung berdebar ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, bahkan kematian.
Selain itu mengonsumsi kecubung juga dapat mengakibatkan demam, sakit kepala, sakit perut, diare, muntah, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan. (*)
tribunjateng.com
TribunEvergreen
kecubung
efek kecubung
mabuk kecubung
kecubung itu apa
kecubung narkoba
Seorang Lansia Masuk Rumah Sakit gara-gara Ikuti Saran Chat GPT |
![]() |
---|
Pejuang Dua Garis Biru, Ini Biaya Program Bayi Tabung di Kota Semarang |
![]() |
---|
Angin Segar Profesi Bidan di Kendal, Diizinkan Buka Praktek Mandiri Setelah 9 Tahun Vakum |
![]() |
---|
Khasiat Minuman Jahe Merah Hangat untuk Kesehatan Tubuh |
![]() |
---|
"Dokter yang Tidak Terus Belajar akan Tertinggal" Kadinkes Singgung Regulasi Sistem Pelayanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.