Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Malam Takbir Meriah di Kudus: Desa Kutuk Kembali Bergema dengan Sound Horeg

Desa Kutuk, Kabupaten Kudus, merayakan malam takbir Idul Fitri 2024 dengan semarak luar biasa.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
Rezanda Akbar
Beberapa truk sound horeg yang sudah terparkir di beberapa gang Desa Kutuk Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Sound horeg akan digunakan pada saat malam takbir untuk memeriahkan acara 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Tiap malam sebelum lebaran masyarakat di Indonesia melaksanakan takbiran, termasuk di Kabupaten Kudus

Perayaan malam takbir di Desa Kutuk, Undaan, Kabupaten Kudus pada 2024 ini digelar secara meriah. 

Lantaran tiap masjid dan musala di Desa Kutuk telah menyiapkan sound horeg yang didatangkan dari Jawa Timur.  

Nantinya sound horeg akan pawai di Desa Kutuk dan dikumpulkan di lapangan Desa Kutuk pada saat malam takbir. Untuk saat ini, diperkirakan sebanyak 20 sound horeg ikut memeriahkan malam takbir

"Kami menyewanya tiga harian sampai malam takbir. Ini memang digunakan untuk malam takbir, sound horeg itu perwakilan dari permushala dan masjid untuk dibawa takbir keliling," ujar Muhammad Nuryadi Perwakilan Mushala Rodutuluma, RT 05 RW 1 Desa Kutuk, Senin (8/4/2025). 

Untuk harga sewanya mencapai Rp15juta hingga Rp50juta. Tergantung jumlah sound dan lampu-lampunya. 

Sebelumnya, Imam telah membayar uang muka pada tahun kemarin, baru dilakukan pelunasan dari dana iuran warga. 

"Iuran warga dari pemuda juga para orang tua ikut membayar, kalau masyarakat yang tidak mampu kami tidak bebankan," katanya. 

Sementata itu, Kepala Desa Kutuk, Supardiyono saat dihubungi mengatakan malam takbiran menyambut hari raya Idul Fitri tahun 2024 ini diperkirakan meriah. 

Ada 20 masjid musala akan mengikuti kirab keliling Desa Kutuk pada malam takbiran lusa.

"Sepertinya tahun ini akan lebih meriah ketimbang tahun kemarin karena terkendala Covid-19, hari ini sudah masuk sekitar 20 sound horeg," ujarnya. 

Dia mengatakan biaya mendatangkan sound horeg murni dari swadaya masyarakat. 

"Itu sewanya ada yang Rp 30 juta, ada yang Rp 50 juta, rata-rata Rp 50 jutaan, itu biaya dari swadaya dari iuran pemuda itu sendiri di masing kelompok masjid dan musala," kata dia.

Selain kirab sound horeg dan ogoh-ogoh, kata dia juga ada pesta kembang api.

"Rencana juga ada kembang api malam penyematan pembukaan ada pesta kembang api, kalau kembang api Rp 100 juta dari dermawan di desa ini," pungkas dia. (Rad) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved