Lezatnya Kuliner Lebaran Nasi Pindang dan Soto Kerbau Legendaris Khas Kudus
Di dalamnya terdapat aneka macam makanan khas Kota Kretek seperti Soto Kerbau dan Pindang Kerbau Legendaris.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Di Kabupaten Kudus terdapat salah satu pusat kuliner yang tetap buka saat libur Lebaran.
Bernama pusat kuliner Kudus Taman Bojana, terletak di sebelah kantor bupati Kudus kawasan Alun-alun Simpang Tujuh.
Di dalamnya terdapat aneka macam makanan khas Kota Kretek seperti Soto Kerbau dan Pindang Kerbau Legendaris.

Satu di antaranya warung makan Ibu Noor'in yang menawarkan makanan khas Kabupaten Kudus sejak 1960.
Kuliner Soto Kerbau dan Pindang Kerbau di warung Noor'in menjadi salah satu yang terlaris di kawasan Pusat Kuliner Taman Bojana.
Cita rasa khas Soto Kerbau dan Pindang Kerbau Ibu Noor'in masih dijaga dengan baik selama 64 tahun menjadikan kesan tersendiri bagi pecinta kuliner.
Tak heran jika warung makan Ibu Noor'in laris manis diburu pengunjung hingga menghabiskan ratusan porsi makanan setiap harinya.
Soto dan Pindang Kerbau racikan Ibu Noor'in saat ini dikelola oleh putranya Bambang Mariyanto (63) bersama istri Endang Pujiati (52) sebagai generasi kedua.
Resep makanan yang diturunkan dari sang ibunda masih dijaga dengan baik agar cita rasa khas Soto Kerbau dan Nasi Pindang Ibu Noor'in terus dikenal dari tahun ke tahun.
Bambang Mariyanto bercerita, Soto Kerbau dan Pindang Kerbau Bu Noor'in hadir di Kabupaten Kudus berpindah-pindah sejak 1960.
Awalnya mangkal di Jalan Pemuda depan Toko Muria di pojok selatan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Selang beberapa tahun setelahnya, harus pindah ke komplek kuliner Ramayana, dilanjutkan pindah ke Taman Bojana pada 1997.
Ciri khas soto dan pindang kerbau Noor'in diracik dengan memanfaatkan 11-12 macam bumbu rempah yang dihaluskan. Mulai dari kunir, laos, serei, kemiri, santan atau kelapa, bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, merica, lengkuas, hingga jahe.
Khusus pindang kerbau ditambah kluwek, daun mlinjo, dan porsi santan lebih banyak.
Bambang diajarkan oleh ibundanya untuk mempertahankan resep awal yang diwariskan kepadanya. Supaya kuliner racikannya memiliki daya tarik khas di era kuliner serba modern.
"Kami sebagai generasi kedua berusaha untuk menjaga warisan resep dari ibu. Ini yang menjadi ciri khas rasa dibadingkan dengan kuliner yang sama di tempat lain," terangnya, Selasa (9/4/2024).
Pada hari-hari biasa, Bambang bisa menghabiskan 2-3 kilogram daging kerbau dengan jumlah lebih dari 100 porsi per hari.
Momentum Ramadan dan libur Lebaran bisa meningkat tiga kali lipat hingga 500 porsi dengan 9 kilogram daging kerbau habis dalam sehari.
Satu porsi Soto Kerbau atau Pindang Kerbau dibandrol Rp 20.000, disajikan dalam keadaan hangat dengan kuah kental yang gurih.
Pindang Kerbau disajikan di atas lembaran daun pisang dilengkapi bawang goreng.
Wangi yang dihasilkan dari kuah Pindang Kerbau menjadi ciri makanan khas Kota Kretek.
Belum lagi rasa unik yang dihasilkan dari perpaduan kuah lengkap dari racikan belasan rempah dipadukan dengan rasa khas dari daging kerbau.
Sementara rasa gurih dengan kaldu khas daging kerbau pada Soto Kerbau menjadi daya tarik yang berbeda bagi penikmat kuliner.
Daging kerbau yang dimasak original hingga daging empuk menjadi pelengkap rasa dari Soto Kerbau.
Kedua menu kuliner tersebut menjadi primadona bagi masyarakat di semua momentum. Termasuk menjadi kuliner andalan saat Hari Raya Idulfitri.
"Saat Lebaran pasti peminatnya lebih banyak dari pada hari biasanya, 500 porsi habis dalam sehari. Pembelinya tidak hanya dari warga Kudus saja, ada juga dari luar kota/provinsi yang sengaja meyempatkan mampir," ujarnya.
Bambang menyebut, Soto Kerbau dan Pindang Kerbau konon sudah ada sejak zaman Sunan Kudus.
Dua kuliner tersebut dipercaya ada sebagai makanan khas Kota Kretek hasil ajaran Sunan Kudus terkait toleransi umat beragama.
Sehingga warga Kudus diajarkan untuk tidak menyembelih sapi diganti dengan kerbau.
"Kalau ramai pasti, mulainya sejak Ramadan, arus mudik, hingga arus balik. Yang mampir banyak juga dari luar kota, penasaran dengan rasa makanan khas Kabupaten Kudus," tuturnya.
Satu di antara penikmat kuliner Soto Kerbau dan Pindang Kerbau adalah Abdul Latif (30).
Dia bersama keluarganya tidak pernah absen mencicipi kuliner khas Kudus setiap tahunnya saat mudik lebaran ke Kota Kretek.
Kata Latif, selama merantau di Kalimatan tidak pernah menemukan makanan khas Kudus di tanah perantauan.
Kesempatan mudik dijadikan momentum untuk bernostalgia dengan makanan khas Kudus sampai puas.
"Soto Kerbau dan Pindang Kerbau ini tidak kami temukan di perantauan. Makanya ketika pulang mudik Lebaran, pasti kami sempatkan untuk mencicipi semua makanan khas Kudus. Biasanya selama beberapa hari sampai kembali ke perantauan lagi," kata dia.
Latif bersama 17 anggota keluarga besar sudah merantau di Kalimantan selama beberapa tahun.
Setiap tahunnya menyempatkan pulang ke Kudus dengan mengendarai kapal untuk menjenguk orangtua dan nenek di Kirig, Kecamatan Mejobo.
Kesempatan mudik digunakan untuk menjajaki aneka kuliner hingga tempat-tempat wisata yang disajikan di Kota Kretek. Sebagai bekal berlabuh kembali ke tanah rantau.
"Setiap mudik pasti kami sempatkan mampir. Karena bagi saya soto dan pindang kerbau ini rasanya mantab, berbeda dengan kuliner lainnya. Tentunya tidak bisa ditemukan di sembarang daerah, apalagi di Kalimantan," tuturnya. (Sam)
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.