Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Henky Talik Cor Mayat Istri di Rumah, 3 Hari Disiksa Sampai Mati, Anak Sesenggukan "Mamaku di Sana"

Kisah tragis pembunuhan istri yang tersembunyi selama tujuh tahun akhirnya terungkap ketika anak kandung sang pelaku berani menghadap polisi.

istimewa
Suami Bunuh dan Cor Mayat Istri di Bonotoala Tua, Makassar. 

TRIBUNJATENG.COM - Peristiwa pembunuhan istri oleh suami tujuh tahun yang lalu menjadi perhatian masyarakat.

Pelaku, bernama Henky Talik (42 tahun), berasal dari Kelurahan Bonotoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Henky telah melakukan pembunuhan terhadap istrinya, Jumiati (35 tahun), sejak tahun 2017.

Baca juga: Pengakuan Pelaku yang Habisi Pria dan Cor Mayatnya Sangat Rapi di Rumah, Motif Terungkap

Kejahatan Henky baru terungkap pada tanggal 13 April 2024 setelah diungkap oleh anak kandungnya.

Anak kandung Henky dan Jumati, F (16 tahun), mengadukan kasus ini kepada polisi.

F merasa tidak tahan lagi menyimpan rahasia mengenai ayahnya, Henky, selama bertahun-tahun.

Terlebih, dalam enam tahun terakhir, F sering kali menjadi korban perlakuan kasar dari ayahnya.

Setelah Lebaran Idul Fitri 2024, F melaporkan ayah kandungnya, Henky, ke Polrestabes Makassar atas kasus penganiayaan.

Namun, polisi terkejut saat mengetahui bahwa Henky juga telah melakukan pembakaran mayat istrinya di rumah mereka.

Fakta tersebut diungkapkan oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib.

"Anak korban melaporkan juga adanya tindakan kekerasan yang dilakukan bapaknya kepada ibunya tahun 2017. Kita lakukan tindakan, kita tangkap HT. Setelah kita lakukan pemeriksaan awal, HT mengaku telah menganiaya anak dan istri. Kita lakukan olah TKP, ternyata di belakang rumahnya ada barang bukti berupa tulang dan tengkorak manusia, pakaian dan kantong plastik untuk membungkus korban," ungkap Kombes Pol Mokhamad Ngajib dilansir dari tayangan TV One News, Selasa (16/4/2024) via TribunBogor.

Usut punya usut, aksi pembunuhan yang dilakukan Henky terjadi di bulan Agustus 2017.

Terkait motif, polisi mengurai pengakuan mengejutkan pelaku.

"Pelaku mengaku istrinya telah melakukan hubungan dengan pria lain sehingga motifnya cemburu antara pelaku ke istrinya. Telah dilakukan penganiayaan sebanyak tiga kali. Hari ketiga korban meninggal dunia," ujar Kombes Pol Mokhamad Ngajib.

Setelah aksi pembunuhan tersebut ia lakukan, Henky pun memboyong dua anaknya untuk pindah ke rumah orang tuanya.

Sementara rumah tersebut dikontrakan.

Lima tahun kemudian, polisi pun menggeledah rumah tersebut dan menemukan tulang belulang Jumiati di dapan coran tembok.

Kepada penyidik, F mengungkap kenangan pahit yang tak bisa ia lupakan.

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, F harus menyaksikan pemandangan mengerikan yakni sang ayah membunuh ibunya.

Kala itu F tak bisa berkutik melihat kebiadaban Henky Talik.

"Waktu itu saya masih kelas IV SD. Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai. Saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," ujar F kepada penyidik dikutip dari akun @jatanras_mksr.

Bukan cuma tak berdaya, F juga pasrah kala didoktrik oleh sang ayah.

Yakni agar menyembunyikan aksi pembunuhan Henky.

Padahal saat itu F terkejut karena melihat ibunya sudah jadi mayat.

"2 hari kemudian setelah pulang sekolah, saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama. Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya 'kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan'," pungkas F.

Sejak tahun 2017, F menyembunyikan tabiat sang ayah.

Namun selama itu juga F mendapatkan penyiksaan dari Henky.

"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur 5 tahun bahwa jika ada yang bertanya 'mama kamu ke mana' sampaikan bahwa mamamu pergi entah ke mana," imbuh F.

Kepada aparat, Henky santai mengakui perbuatannya.

Pun dengan tabiat Henky yang sempat menyebar fitnah istrinya kabur selama bertahun-tahun dengan pria lain.

Padahal Jumiati telah meninggal dibunuh dan dicor Henky.

Atas aksinya itu, Henky mengaku sengaja melakukannya karena cemburu.

"(Tega bunuh istri) gara-gara saya curiga (korban) ketemu mantan pacarnya, saya tanya dia (korban) tidak mengaku," pungkas Henky.

Kala ditanyai soal kronologi pembunuhan, Henky mengaku sudah lupa.

Mendengar jawaban Henky, penyidik pun tampak gusar karena pelaku terlihat santai bak tak bersalah.

"Saya kubur pakai tangan, saya pukul dada dan perut (korban)," pungkas imbuh Henky.

"Berapa kali?" tanya penyidik.

"Saya lupa. Tahun 2018. Jenazahnya saya timbun pakai pasir, saya kasih semen di dalamnya, saya cor," ujar Henky.

Setelah tabiat ayah kandungnya terkuak, F gemas ingin menghajar Henky karena telah membunuh ibunya.

Momen itu terlihat kala F bertemu dengan ayahnya, Henky di TKP pembunuhan Jumiati.

Saat Henky menunjukkan lokasi mayat Jumiati dicor, F berteriak histeris di luar rumah.

Sembari menangis, F terus memberontak hendak menghampiri sang ayah.

F pun beberapa kali menunjuk-nunjuk rumah lamanya lokasi mayat ibunya dicor.

Karenanya, F pun ditenangkan oleh penyidik dan keluarga agar bisa tenang.

"Di sana mamaku," teriak F sambil menangis di TKP, dilansir  dari Youtube Wartakotalive.com, Selasa (16/4/2024).

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 7 Tahun Suami Cor Mayat Istri di Rumah, Kini Dilaporkan Anak, Pelaku Sebar Fitnah: Kabur dengan Pria

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved