Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Yaredi Meninggal 3 Minggu Setelah Insiden Kepsek 5 Kali Pukul Keningnya hingga Saraf Rusak

Yaredi Ndruru (17) murid SMK 1 Siduaori, Nias Selatan meninggal diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh kepala sekolahnya, Safrin Zebua (37),

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Dok. Polres Lamongan
Ilustrasi 

 

TRIBUNJATENG.COM - Yaredi Ndruru (17) murid SMK 1 Siduaori, Nias Selatan meninggal pada Selasa (16/4/2024) diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh kepala sekolahnya, Safrin Zebua (37).

Peristiwa tersebut terjadi pada 23 Maret 2024 saat ia dihukum oleh Safrin. Tiga minggu kemudian, Yaredi tewas dengan diagnosa saraf tidak berfungsi di bagian kening.

Sepulang sekolah, Yaredi mengeluh sakit kepala.

"Pukul 18.00 WIB saat ibunya kembali dari ladang, anakku mengeluh sakit kepala, dan ibunya memberikan obat sakit kepala padanya," kata ayah Yaredi, Ama Hasrat.

Ternyata, sakit kepala yang dialami Yaredi tidak kunjung mereda sehingga ia tidak bisa kembali ke sekolah.

Pada 29 Maret 2024, Yaredi bahkan mengalami demam tinggi dan mengigau.

Yaredi lantas baru mengakui bahwa ia dipukul oleh Safrin saat dihukum bersama dengan murid lain di sekolah.

Setelah pengakuan tersebut, Hasrat dan istrinya menanyakan kebenaran hal tersebut kepada teman-teman korban.

"Saat itulah mamaknya mulai curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakitnya yang dialami anak kami."

Pada 9 April 2024 lalu, Yaredi pun dirawat di RSUD dr Thomsen Gunung Sitoli untuk melakukan rontgen.

Kemudian, berdasarkan keterangan dokter, Yaredi mengalami luka bekas pukulan di bagian kening sehingga membuat salah satu syaraf tidak berfungsi.

Keadaan ini pun membuat kondisi korban semakin parah.

Sempat pulang, Yaredi pun kembali dirawat di rumah sakit yang sama untuk menjalani perawatan lebih intensif pada Sabtu (13/4/2024) lalu.

Sayangnya, baru dua hari dirawat di RSUD dr Thomsen, Yaredi menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (15/4/2024) pukul 19.30 WIB.

Padahal di hari yang sama, pihak kepolisian sempat ingin memintai keterangan Yaredi, tetapi tidak bisa lantaran korban masih dalam kondisi kritis.

Komentar Kepsek

Terpisah, Kepala SMK 1 Siduaori, Safrin Zebua tidak berkomentar banyak terkait kasus ini dan soal dirinya yang diduga telah menganiaya Yaredi.

Dia hanya mengatakan agar proses hukum terus berjalan.

"Sebentar ya pak, kalau memang itu benar biarlah proses hukum yang berjalan," ujar Safrin saat dikonfirmasi.
(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved