Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kisah Norman Pria Asal Kudus, Berawal dari Sales Kini Naik Kelas Jadi Bos Roti

Berangkat dari pengalamannya sebagai seorang wiraniaga atau sales roti, kini Norman sukses secara

|
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Berangkat dari pengalamannya sebagai seorang wiraniaga atau sales roti, kini Norman sukses secara mandiri sebagai pengusaha roti.

Dengan dibantu oleh 6 karyawan, produksi roti milik Norman per hari bisa sampai 4.000 buah.

“Saya jadi sales roti di salah satu produsen roti di Desa Mijen itu kurang lebih selam 3 tahun.

Setelah itu saya buka usaha roti sendiri,” kata Norman saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya di RT 7 RW 6 Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Minggu (21/4/2024).

Norman menceritakan, selama menjadi sales roti dia tidak tinggal diam.

Dia juga menyimak bagaiman cara membuat roti dan belajar pemasarannya.

Dari situlah terbersit dalam benak agar bisa membuka usaha sendiri. Dia ingin mandiri dan selebihnya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Setelah cukup niat dan tekad, akhirnya pada 2012 Norman memulai usaha produksi roti perdana.

Saat itu dia menggunakan alat bekas untuk memproduksi roti. Alat itu dia dapat dari produsen roti yang telah gulung tikar.

“Waktu ada yang jual dengan harga murah, soalnya barang-barangnya bekas.

Mulai dari alat pengaduk adonan, oven, dan loyang,” kata Norman.

Alat-alat produksi roti yang digunakan Norman memang tidak bertahan lama.

Dia menyadari hal tersebut karena memang alatnya bekas. Alhasil Norman kembali berpikir untuk membeli alat baru demi keberlanjutan usaha produksi roti.

Akhirnya dia meminjam modal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).

 

“Saya waktu itu pinjam Rp 15 juta untuk beli alat pengaduk adonan, oven, dan loyang,” kata Norman.

Dengan alat yang baru lalu Norman bisa lebih tenang dalam menjalankan usaha roti.

Setidaknya tidak ada bayang-bayang alat rusak.

Dari situlah usahanya kian berkembang. Kemudian pada 2014 usaha rotinya mendapat legalitas Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus.

“Waktu itu juga mendapat sertifikat halal sekaligus,” kata Norman.

Setelah 12 tahun menjalankan usaha Norman kini telah memiliki 6 karyawan.

Mereka bekerja sejak pukul 08.00 sampai pukul 15.00. Untuk kuantitas produksi dalam sehari rata-rata bisa mencapai 4.000 buah roti.

Macam-macam jenis roti yang diproduksi yaitu roti bolu, roti tape, roti pisang, roti nanas, dan donat.

Untuk yang donat dia memproduksi kalau ada pesanan saja. Untuk harga roti buatanya yaitu berkisar Rp 1.000 sampai Rp 20.000.

“Soalnya donat rotinya mudah lembek. Kalau sehari tidak laku kami rugi.

Makanya kami buat kalau ada yang pesan,” kata Norman.

Roti buatannya dipasarkan di sejumlah pasar di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara.

Mulai dari Pasar Jetak, Pasar Jember, Pasar Mayong, dan Pasar Pancur.

Selain itu dia juga memiliki 4 wiraniaga yang bertugas memasarkan roti buatannya ke warung atau ke toko kelontong.

Dalam menjalani usaha sebagai produsen roti Norman tidak kerepotan untuk bahan baku berupa tepung terigu. Sudah ada distributor langganan yang siap memasok.

Dalam sehari rerata dia menghabiskan 1 kuintal tepung terigu.

Hanya saat-saat tertentu produksinya melonjak sampai menghabiskan 1,5 kuintal tepung terigu dalam sehari.

Lonjakan produksi itu biasanya terjadi saat bulan Syawal, Zulhijah, atau jelang bulan Ramadan.

“Saat-saat bulan itu banyak warga yang menggelar hajatan misalnya pernikahan atau kenduri mendoakan orangtua yang telah meninggal,” kata Norman.

Sementara Pimpinan Cabang BRI Kudus Iman Indrawan mengatakan, KUR merupakan satu di antara produk pinjaman dari BRI yang bisa menjadi tumpuan modal bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baginya Norman merupakan salah satu pelaku UMKM yang berhasil berkat sokongan KUR.

Iman melanjutkan, KUR sendiri merupakan produk pinjaman dari BRI berbasis analisis atau ketentuan yang berlaku dari pemerintah maupun BRI. Di BRI sendiri akan tiga macam pinjaman KUR.

Pertama yaitu KUR Mikro Bank BRI dengan plafon maksimal Rp 50 juta per debitur. Selanjutnya yaitu KUR Kecil Bank BRI yaitu kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan plafon di atas Rp 50 juta sampai Rp 500 juta.

Terakhir KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yaitu pinjaman untuk membiayai pemberangkatan calon TKI ke negara penempatan kerja dengan plafon maksimal Rp 25 juta.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved