Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Emak Viral yang Minta Sedekah Maksa Sudah Lintasi 4 Kota, Terpantau di Kantor Polisi: Ngomong Terus

Emak-emak ini masih terus jadi sorotan karena polahnya. Perjalanan meminta sedekah dari kota ke kota membuatnya terkenal

Editor: muslimah
istimewa
Pengemis yang beberapa waktu viral marah-marah karena tak diberi uang sedekah di Bekasi kini kembali viral setelah berulah di kota lain, Minggu (21/4/2024). 

TRIBUNJATENG.COM - Emak-emak ini masih terus jadi sorotan karena polahnya. Perjalanan meminta sedekah dari kota ke kota membuatnya terkenal.

Ia dikabarkan sudah melintasi empat kabupaten.

Lantas, bagaimana kabar terbarunya?

Benarkah sudah ditangkap polisi?

Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Bus Eka Tabrak Tronton di Tol Karanganyar, 1 Penumpang Bus Tewas

Baca juga: Kontraknya Bersama Timnas Diperpanjang hingga 2027, Gaji Shin Tae-yong Capai Miliaran Per Bulan

Emak-emak yang kerap mengeluarkan kata-kata kurang mengenakkan saat permintaannya ditolak tersebut dikabarkan sudah meneror empat kota.

Kota-kota tersebut adalah Tangerang, Bekasi, Bandung, dan yang terakhir kasusnya viral adalah Sukabumi.

Postingan mengenai emak-emak itu pun banyak beredar di media sosial setelah diunggah sejumlah akun Instagram dan TikTok.

Di Sukabumi, emak-emak tersebut nampak cekcok dengan sejumlah orang.

Videonya viral setelah diunggah akn TikTok @esapperdana pada Sabut (20/4/2024).

Belakangan beredar kabar emak-emak tersebut sudah ditangkap dan diamankan oleh anggota Polsek Baros.

Atas kabar tersebut, Kasi Humas Polres Sukabumi Kota Iptu Astuti Setyaningsih membantah pihak kepolisian mengamankan ibu-ibu viral tersebut.

Astuti mengaku pihaknya hanya mempersilahkan emak-emak tersebut untuk salat di Musala Polsek Baros.

“Jadi gini, kami tidak mengamankan, cuma kebetulan tadi ibu-ibu itu tidak jauh dari polsek Baros, kebetulan ibu itu mau ikut salat dan kami ajak ke musala Polsek Baros,” ujar Astuti, Selasa (23/4/2024).

Astuti mengatakan ketika petugas Polsek Baros berbincang dengan ibu-ibu tersebut yang bersangkutan tidak berhenti bicara sehingga tidak ada identitas yang didapat.

“Ibu itu ngomong terus gak berhenti-henti, identitasnya nggak ada,” kata Astuti.

Lalu selepas wanita itu salat, kata Astuti yang bersangkutan mengaku ingin pulang ke daerah Cipatat Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Petugas kepolisian kemudian mengantarkannya ke stasiun Sukabumi.

“Dan kami titipkan ke petugas di stasiun karena saat itu keretanya belum datang,” pungkas Astuti.

Pengakuan Warga

Pengunggah sekaligus perekam video bernama Esa Putera Perdana (26) mengatakan, peristiwa cek-cok dengan emak-emak itu terjadi pada Sabtu (20/4/2024) sekira pukul 09.30 WIB.

Kejadian itu menurut Esa berlangsung di depan rumahnya yang beralamat di RT 001 RW 011 Perumahan Cibeureum Permai 1, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Esa mengungkap, perempuan itu mendatangi rumahnya untuk meminta-minta dan diberi uang oleh orang tuanya sebesar Rp 5.000.

Perempuan tersebut kemudian menerima dan kembali meminta uang ke rumah sebelah Esa.

Akan tetapi pemilik rumah merasa terganggu, akhirnya terjadilah cek-cok.

Adu mulut itu kemudian memancing perhatian warga sekitar sehingga berdatangan ke lokasi kejadian.

“Setelah beberapa warga mendatangi lokasi, kebetulan Pak RT dan Pak RW datang untuk memediasi,” ungkap Esa dikutip dari Kompas.com, Senin (22/4/2024).

Menurut Esa, warga juga sempat ingin menengahi permasalahan antara perempuan tersebut dengan tetangga Esa.

Sayangnya perempuan tersebut justru menuduh dan dinilai tidak memiliki etika yang baik hingga warga sekitar mengurungkan niatnya.

Emak-emak itu bahkan justru menuduh warga yang datang sebagai musuh karena tidak memberi uang dan marah-marah.

Ketika warga menanyakan identitas seperti kartu tanda penduduk (KTP), emak-emak itu tidak bisa menunjukkan.

Meski demikian, warga mengaku tidak terpancing emosi dan dapat bicara baik-baik dengan perempuan tersebut walaupun mendapat respons negatif.

“Dari warga RT 001 RW 011 memutuskan untuk tidak melaporkan ibu tersebut lebih lanjut ke Dinas Sosial maupun Satpol PP Kota Sukabumi,” tutur Esa.

Baca juga: Viral Kades Nonaktif Ngamuk di Kantor Desa, Ngaku Masih Punya Kuasa, Dulu Gadai Mobil Operasional

Pendapat sosiolog

Sedangkan menurut Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida menilai perilaku ibu-ibu tersebut dipengaruhi oleh karakter dia sendiri.

“Saya menduga lebih karena faktor karakter si ibu yang mungkin sudah jalan sekian jauh, panas-panas, banyak rumah diketuk tapi tak banyak orang memberikan. Si ibu mungkin jadi ‘baper’,” ujar Ida saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Selain karakter, perilaku tersebut juga muncul dengan ciri-ciri masyarakat perkotaan yang cenderung tidak mudah percaya terhadap orang asing.

Terlebih, perilaku itu muncul karena situasi rumah yang perempuan itu datangi berada di perumahan dengan biasanya tertutup oleh pagar.

Tak hanya itu, perempuan itu bisa saja dipengaruhi oleh faktor ekonomi keluarga yang memaksanya untuk mencari nafkah dengan cara meminta-minta.

“Perempuan seringkali berposisi lemah dan tak berdaya, bersedia ‘pasang badan’ demi kebutuhan keluarga karena merasa bertanggung jawab atas kelangsungan keluarga,” tutur Ida.

Menurut Ida, permasalahan tersebut sebaiknya segera ditindak oleh pemangku kebijakan seperti RT atau RW secara tegas jika terjadi secara berulang dan semakin meresahkan.

Jika masalah itu terjadi di lingkungan lain, terutama ruang publik seperti perkantoran atau pasar, satuan polisi pamong praja (satpol PP), polisi, atau dinas sosial (dinsos) wilayah setempat segera untuk menindaklanjutinya segera. ( SuryaMalang.com )

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved