Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

May Day 2024

Kesaksian Aziz, Peserta Aksi May Day di Kota Semarang: Saya Dipukul, Dijambak dan Ditarik Petugas

Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka saat menyuarakan nasib buruh dalam aksi May Day di depan Kantor DPRD dan kompleks Pemprov Jateng.

Penulis: budi susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Aziz saat bersitegang dengan pihak kepolisian dalam aksi May Day di depan komplek Pemprov Jateng dan DPRD Jateng, Rabu (1/5/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka saat menyuarakan nasib buruh dalam aksi May Day di depan Kantor DPRD dan kompleks Pemprov Jateng.

Pasalnya, aksi tersebut diwarnai kericuhan antara massa dan petugas dari Kepolisian.

Bahkan water canon, tembakan peringatan hingga personil lengkap juga dikerahkan dalam aksi tersebut.

Beberapa mahasiswa mengaku terkena pukulan dan diinjak oleh petugas saat mencoba masuk ke halaman kompleks Pemprov Jateng.

Aziz satu di antaranya, kaos yang ia kenakan juga berantakan. Dengan wajah lesunya ia menceritakan insiden yang dialaminya saat menyerukan nasib para buruh.

"Kami hanya ingin masuk ke halaman Kompleks Pemprov Jateng. Namun kepolisian tak mau membuka gerbang," paparnya, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Aksi May Day di Semarang Diwarnai Chaos, Water Canon Hingga Tembakan Peringatan Dikeluarkan Petugas 

Baca juga: Video May Day, Serikat Pekerja Demo di DPRD Karanganyar Keluhkan Gaji 2 Bulan Belum Dibayar


Aziz mengaku massa hanya ingin menyuarakan dan membacakan tuntutan langsung di halaman Kantor Gubernur Jateng.

Menurutnya hal tersebut penting, karena massa membawa aspirasi masyarakat khususnya kaum buruh dan pelajar.

Ia berujar ketika gerbang masuk ditutup dan massa tak diizinkan masuk, berarti Pemprov Jateng dan DPRD tak mau mendengar aspirasi masyarakat.

"Hal tersebut memicu kami untuk membuka pintu dan masuk ke dalam, guna menyampaikan tuntutan secara langsung," terangnya.

Namun Aziz dan rekan-rekannya justru mendapatkan tindakan represif dari petugas keamanan.

Bahkan ia mengaku dipukul, dicakar, dijambak hingga ditarik oleh petugas berseragam lengkap.

Aziz juga menyaksikan rekan-rekan seperjuangan diinjak-injak tak berdaya oleh petugas.

"Seharusnya Kepolisian hanya menjaga, namun tindakan represif yang kami dapatkan," tuturnya.

Pihak kepolisian, kata Aziz juga menyampaikan fakta terbalik.

Menurutnya pihak kepolisian menyatakan massa saling dorong sendiri atau terhantam massa lainnya.

"Padahal tidak ada hal seperti itu, karena faktanya kami dipukuli. Meski demikian kami tidak akan berhenti, kami akan terus menyuarakan suara rakyat," tandasnya.

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved