Berita Semarang
Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang Titik Awal Perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional 2024
Kota Semarang menjadi titik awal perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional 2024. Perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
"Sebanyak kurang lebih 300 orang relawan gabungan baik dari kelompok masyarakat dan pemerintah ikut berkontribusi menyiapkan jalur dan persiapan lainnya," terangnya.
Puncak Acara Pelepasan Bhikkhu Thudong 2024 dilaksanakan pada hari Kamis pagi, 16 Mei 2024 jam 08.00-09.00 WIB di Bukit Kassapa, Kalipepe, Pudakpayung, Semarang.
Kehadiran bhikkhu thudong 2024 di Kota Semarang akan dimeriahkan dengan pesta rakyat berupa penampilan seni budaya lintas agama.
Di antaranya penampilan seni budaya antara lain drum band SDN Pakintelan 2, Rebana SDN Pakintelan 1, Kuda Lumping Pakintelan, Paduan Suara warga Katolik lingkungan Yohanes de Brito dan lingkungan Maria Mediatrix, Barongsai Kelenteng Tay Kak Sie, dan Bale Ganjur dari PHDI Semarang atau Pura Agung Girinatha.
Dilepas Tokoh Lintas Agama
Upacara pelepasan perjalanan bhikkhu Thudong bakal dimeriahkan dengan kehadiran Walikota Semarang, Tokoh FKUB Jateng dan Semarang, Tokoh lintas agama, sekitar 35 orang bhikkhu anggota Sangha di Indonesia, dan siswa siswi serta mahasiswa/i dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Semarang.
Antara lain Sekolah Kuncup Melati, Mahasiswa Jurusan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan YME, FBB Untag Semarang, Mahasiswa Jurusan Studi Agama-agama UIN Walisongo, dan lainnya.
Selain itu, dipastikan akan hadir cucu Jenderal Gatot Subroto yang ingin menyaksikan langsung peristiwa bersejarah di Bukit Kassapa.
Di bukit ini, kakek beliau mendukung Bhikkhu Ashin
Jinarakkhita menorehkan jejak karya menabur benih Dharma di Nusantara pada masa awal yaitu mulai tahun 1955 sampai dengan 1964 atau sekitar 9 tahun, 10 bulan di Kota Semarang.
"Kami untuk dan atas nama Panitia Thudong 2024, mengajak warga Kota Semarang untuk turut berpartisipasi," kata Wahyudi.
Partisipasi dapat dilakukan, baik dengan bergabung dalam kepanitiaan bersama maupun mendukung persiapan acara.
Pertimbangannya, pada tahun 2023 lalu, terdapat kurang lebih 3000 warga memadati Desa Pakintelan di Gunungpati dan Desa Pudakpayung di Banyumanik.
Pada peristiwa itu, terdapat spontanitas warga yang mengambil peran untuk turut mangayubagyo.
"Ada yang menyediakan air minum, nasi bungkus, menghias bunga di pratima (altar), meminjami diesel, sound system, dan sebagainya," bebernya.
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Jumat 19 September 2025 |
![]() |
---|
Jual Beli Gadget Bekas Bisa Online dan COD di Gulabed Semarang, Begini Caranya |
![]() |
---|
Bukan Hanya Cinta! Ini 5 Hal yang Wajib Wanita Pertimbangkan Sebelum Menikah |
![]() |
---|
Dishub Kota Semarang Target Jalanan Bebas dari “Cumi-Cumi Darat”, Ini Upayanya |
![]() |
---|
Proyek Outer Ring Road Semarang Terkendala Anggaran, Masih Cari Skema Pembangunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.