DPRD Prov Jateng
Tantangan Jateng Jadi Lumbung Beras, Ketua DPRD Jawa Tengah: Lahan Berkurang oleh Pembangunan
Untuk mengembalikan kejayaan seperti di masa lalu, menurut Sumanto, Jawa Tengah harus fokus pada pelestarian lahan pertanian.
Harga Beras Sering Fluktuasi, DPRD Jawa Tengah Ungkap Penyebabnya di Bidang Pertanian
Sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, fluktuasi harga beras masih menjadi isu hangat. Masyarakat mempertanyakan langkah-langkah pemerintah ambil untuk menangani berbagai masalah di sektor pertanian, salah satunya soal harga beras.
Di tengah tantangan produksi pertanian di Indonesia, khususnya beras, ada dua provinsi yang menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan beras nasional. Keduanya yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang telah lama masyhur sebagai pusat produksi beras utama.
Hal tersebutlah yang Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, sampaikan dalam program Dialog NTV Prime bertema ‘Jawa Tengah Penyangga Produksi Beras Nasional’ pada Rabu, 29 Mei 2024 lalu.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sumanto sudah memiliki perhatian khusus terhadap peningkatan produksi pertanian, terutama beras, yang berawal dari Kabupaten Karanganyar.
“Saya sudah di DPR sejak era reformasi tahun 1996 dan 1998. Menjadi anggota DPR di Kabupaten Karanganyar selama tiga periode sebelum dapat tugas oleh partai untuk ke provinsi,” ujar Sumanto.
Selama menjabat di DPRD Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah, Sumanto konsisten mendorong kemajuan industri pertanian, termasuk peternak, nelayan, dan pelaku UMKM agar mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Sebagai politisi yang berasal dari keluarga petani, Sumanto sangat memahami permasalahan dan tantangan yang para petani hadapi.
“Saya ini anak petani. Jadi saya tahu betul sejarah pertanian sejak ayah saya hingga kakek saya,” terangnya.
"Dulu swasembada pangan sudah dicanangkan. Sampai sekarang masih ada swasembada pangan. Kita bisa, tapi belum pernah benar-benar merasakannya,” ungkapnya.
Harga beras sering tinggi, Sumanto ungkap penyebabnya di bidang pertanian
Belum tercapainya swasembada pangan, menurut Sumanto, penyebabnya ialah banyaknya masalah klasik yang masih melanda dunia pertanian di Indonesia, mulai dari masalah pupuk, pengairan, dan lain sebagainya.
"Masalah pupuk. Bahkan masalah pupuk ini semakin sulit dari waktu ke waktu. Kemudian masalah pengairan. Dari zaman kakek saya sampai sekarang masih sulit,” ucapnya.
“Saya berpikir bagaimana caranya meningkatkan sektor pertanian. Dan harga beras yang setiap tahun terus mengalami masalah yang sama,” sambungnya.
Melihat kondisi ini, Sumanto meminta pemerintah agar fokus menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.