Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Pilu Breelyn Menderita Radang Otak Karena saat Bayi Dicium Orang Pembawa Virus Herpes

Seorang anak bernama Breelyn terkena radang otak parah dua hari setelah dilahirkan usai dicium oleh orang asing pembawa virus herpes.

Editor: rival al manaf
istimewa
Tangkapan layar seorang anak bernama Breelyn terkena radang otak parah sejak beberapa hari ia baru dilahirkan usai dicium oleh orang asing.(YouTube) 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang anak bernama Breelyn terkena radang otak parah dua hari setelah dilahirkan usai dicium oleh orang asing pembawa virus herpes.

Breelyn yang saat ini berusia delapan tahun, awalnya lahir sebagai bayi yang sehat dan bahagia.

Namun ia jatuh sakit beberapa minggu setelah dilahirkan.

Baca juga: Pemkab Jepara Upayakan Angka Stunting Jepara Turun, Dengan Terjunkan Ratusan Tim TPK

Baca juga: Karyawan Baru PT Lingga Jati Group Diklat di Rest Area 429 Ungaran, Husen : Ingat Filosofi Mencintai

Saat Breelyn berusia dua hari, seseorang yang bahagia atas kelahirannya mencium mulutnya begitu saja.

Dua minggu setelah dicium seorang pria yang tak dikenali tersebut, Breelyn mengalami kejang-kejang.

"(Breelyn) lahir dengan sehat. Dia baik-baik saja. Dan pada usia dua hari, seseorang begitu senang melihatnya sehingga mereka mencium mulutnya, dan dua minggu kemudian dia mulai mengalami kejang,” kata ibu Breelyn dikutip dari Unilad (21/5/2024).

Kejang yang dialami Breelynn diketahui menyebabkan banyak kerusakan pada otaknya, serta memicu munculnya ensefalitis jenis herpes simplex encephalitis (HSE).

Penyebab Breelyn menderita HSE

Seseorang yang mencium Breelyn belakangan diketahui menderita sakit flu sehingga membuat bayi Breelyn terkena virus herpes simpleks atau herpes simplex virus (HSV).

Ibu Breelyn yang tidak disebutkan namanya itu kemudian menjelaskan bagaimana ciuman itu menyebabkan cedera otak yang kemudian menyebabkan kejang.

Awalnya, kata dia, infeksi HSE tersebut masuk ke dalam cairan otak dan menyerang otak Breelynn.

"Virus tersebut menyerang bagian kiri otaknya. Saat kami menyadarinya, virus mulai bergerak ke sisi kanan otak."

"Kurang lebih, ensefalitis menggerogoti jaringan otaknya," ujarnya. '

Ibu Breelyn mengungkapkan, 60 persen otak bagian kiri putrinya itu rusak, sementara otak bagian kanannya mengalami kerusakan 10 persen.

Diperkirakan tidak akan hidup hingga dewasa

Saat ini, kondisi anak tersebut jauh lebih baik daripada yang diharapkan mengingat tingkat kerusakan otaknya.

Namun, Breelyn diperkirakan tidak akan hidup hingga ia menginjak usia dewasa.

Penyakit ini disebut-sebut sangat langka, yang hanya diderita oleh satu dari 500.000 orang per tahun.

Meski demikian, ibu Breelyn mengatakan bahwa dia telah memaafkan orang yang telah menyebabkan putrinya menjadi sakit.

“Anda tahu, itu adalah sebuah kecelakaan dan mereka tidak sungguh-sungguh melakukannya,” katanya.

Mengenal herpes simplex encephalitis

Dilansir dari laman EncephalitisInternational, herpes simplex encephalitis (HSE) adalah jenis encephalitis infeksius yang terjadi karena tertular virus herpes simpleks (HSV).

Jika sudah terinfeksi, HSV ini kemudian memasuki otak penderita.

Virus ini dibagi menjadi dua, yakni HSV1 dan HSV2.

HSV1 dikaitkan dengan infeksi mulut dan tenggorokan yang pada awal tertular tidak muncul gejala.

Sementara, HSV2 dikaitkan dengan herpes genital karena ditularkan melalui aktivitas seksual.

Infeksi jenis HSV ini terutama sering terjadi pada remaja dan orang dewasa.

Pada HSV 1, virus ini menempel dan memasuki saraf sensorik di tenggorokan kemudian berpindah ke sel saraf yang disebut “ganglia”.

Di sini, virus membentuk infeksi laten (tersembunyi) dan menginfeksi penderita seumur hidup.

Dari waktu ke waktu, virus ini dapat aktif kembali dan menimbulkan lesi yang dapat dikenali seperti luka dingin di sekitar bibir dan hidung.

HSV ini kemungkinan menyerang otak melalui aliran darah atau saraf yang terhubung, namun belum diketahui secara pasti.

Kerusakan yang diakibatkan oleh infeksi virus ini dan peradangannya sering kali cukup parah.

Biasanya, virus ini pada awalnya hadir di bagian otak yang disebut korteks limbik.

Kemudian, menyebar ke lobus frontal dan temporal otak yang ada di dekatnya.

Kerusakan jaringan di area-area ini bersama dengan pembengkakan otak akibat peradangan, yang menyebabkan banyak gejala.

Biasanya, penyakit ini dimulai dengan gejala 'mirip flu' yang sangat umum dan diikuti oleh kerusakan neurologis.

Gejala dari penyakit ini seperti sakit kepala, kebingungan, mual, demam, kejang, dan mengantuk. Jika tidak diobati, gejala-gejala tersebut cenderung semakin berkembang dan menjadi tambah parah hingga pada gilirannya menyebabkan kematian. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes"

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved