Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Sembahyang Penyeberangan Jembatan 7 Bintang Jadi Daya Tarik Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal 

Perayaan ulang tahun atau Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun 2575/2024 di Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal berlangsung sangat meriah, Sabtu (29/6/2024) malam

|
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m nur huda

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Perayaan ulang tahun atau Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun 2575/2024 di Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal berlangsung sangat meriah, Sabtu (29/6/2024) malam.

Ribuan warga keturunan Tionghoa dari dalam dan luar Kota Tegal berbondong-bondong untuk mengikuti sembahyang atau ritual Penyeberangan Jembatan 7 Bintang atau Pai Tou. 

Mereka ada yang berasal dari Bandung, Tangerang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Lasem, Surabaya, Mojokerto, dan luar Jawa seperti Palembang. 

Warga keturunan Tionghoa melakukan ritual penyeberangan jembatan 7 bintang di Halaman Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Sabtu (29/6/2024) malam.
Warga keturunan Tionghoa melakukan ritual penyeberangan jembatan 7 bintang di Halaman Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Sabtu (29/6/2024) malam. (Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin A)


Kegiatan tersebut juga menyedot perhatian warga lokal yang bukan keturunan Tionghoa. 

Warga keturunan Tionghoa, Aris Sugeng (27) mengatakan, ia datang dari Kelenteng Tek Hay Bio Semarang karena penasaran dengan ritual penyeberangan jembatan 7 bintang. 

Sepengetahuannya, ritual tersebut di kelenteng se- Jawa hanya ada di Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal

"Setahu saya mengikuti kirab di kota-kota, penyeberangan jembatan 7 bintang hanya di Kota Tegal. Saya baru pertama ini ke Tegal setelah sering melihat di Youtube," katanya. 

Aris mengatakan, ritual inilah yang menjadi daya tarik warga keturunan Tionghoa sepertinya untuk datang ke Kota Tegal

Ia percaya dengan melewati jembatan 7 bintang maka akan memasuki harapan atau keberuntungan. 

Kemudian meninggalkan yang buruk dan akan mendapatkan keberkahan.

Filosofinya ada di gapura jembatan, masuknya pintu naga dan keluarnya pintu macan. 

"Lalu di punggung umat yang melewati jembatan akan diberi stampel. Istilahnya kita terbebas dari marabahaya dan memperoleh keberuntungan," ujarnya. 

Hal itu juga dipercaya oleh Lia (74), warga keturunan Tionghoa yang jauh-jauh datang dari Bandung bersama 7 teman dan kerabatnya. 

Ia datang untuk meminta rezeki dan agar mendapatkan kelancaran usaha. 

"Saya datang menyeberangi jembatan 7 bintang demi minta rezeki dan minta supaya lancar segala-galanya," ungkapnya. 

Perayaan tersebut tidak hanya diramaikan oleh warga keturunan Tionghoa, tetapi ratusan warga lokal juga sangat antusias untuk berdatangan. 

Seperti Rosita (53) warga Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, yang sengaja datang bersama cucu dan keluarganya. 

Ia mengaku selalu datang saat ada ramai-ramai di kelenteng sembari momong cucu.

Termasuk penasaran ingin melihat berbagai kegiatan seperti pertunjukan barongsai dan Kirab Gotong Toa Pe Kong. 

"Senang karena bagus dan cukup menghibur. Sambutan dari warga kelenteng juga sangat ramah," katanya. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Tri Dharma Tegal, Gunawan Lo Han Kwee mengatakan, penyeberangan jembatan 7 bintang ini merupakan sembahyang kepada Dewa Rasi Bintang Utara.

Tujuannya untuk menolak semua bala dan petaka sehingga kedepan bisa hidup lancar dan tidak ada beban di belakang. 

"Biar semua keburukan, kejelekan, apapun itu hilang. Makannya saat lewat jembatan ini tidak boleh lihat ke belakang. Kita lupakan semua yang di belakang untuk maju ke depan," jelasnya.

Gunawan mengatakan, ia sangat senang atas antusias warga yang hadir dalam perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun. 

Tamu dari luar kota ada sebanyak 70 kimsin atau rupang dewa, dari Jawa Timur, Jawa Barat dan paling jauh Palembang. 

Selain itu banyak juga warga setempat yang bukan keturunan Tionghoa datang untuk meramaikan. 

"Ini memang kita lihat luar biasa untuk kebersamaannya, memang kita sekarang lagi mengangkat moderasi beragama. Apapun suku agamanya kita tetap saling mendukung, saling menyukseskan acaranya supaya hidup kita rukun aman dan damai," ujarnya. 

Gunawan berharap, melalui kegiatan sejit ini semua umat khususnya di Kota Tegal bisa selalu hidup damai.

Termasuk agar terhindar dari bencana dan malapetaka.

"Kegiatan tahun ini memang lebih ramai dan luas. Karena itu harapannya juga bisa meningkatkan perekonomian UMKM melalui pasar kuliner dan hotel-hotel jadi ramai," ungkapnya. (fba)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved