Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Longsor di Tambang Emas Gorontalo: 10 Orang Tewas, 22 Selamat, 33 Belum Ditemukan

Tim gabungan berhasil mengevakuasi 10 korban meninggal dan 22 korban selamat. Kini, tim sedang berupaya mencari 33 orang yang belum ditemukan.

(AFP PHOTO)
ilustrasi mayat 

TRIBUNJATENG.COM - Minggu (7/7/2024), longsor menerjang tambang emas tradisional di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo

Data terkini, longsor ini menewaskan 10 orang.

Menurut Komandan Regu (Danru) Tim Alpha Basarnas Gorontalo Salama, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.00 Wita.

Baca juga: Petugas dan Relawan Bertaruh Nyawa demi Temukan Korban Longsor Tambang Pasir Lumajang

Longsor menghantam titik tambang dan kamp para penambang.

longsor di kawasan pertambangan emas tradisional
Tim gabungan pencarian dan pertolongan tengah mengevakuasi korban bencana tanah longsor di kawasan pertambangan emas tradisional di Bone Bolango. Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Gorontalo merilis masih mencari 22 orang lagi yang dinyatakan hilang dalam bencana ini.(DOK. KPP PROVINSI GORONTALO)

"Jadi proses pengerjaan tambang itu dia nonstop, jadi mereka tidurnya di lubang tambang itu, mereka tidak tahu di luar itu malam atau siang," ujarnya, Minggu, dikutip dari Tribun Gorontalo.

Lukman Muli (35) merupakan salah satu penambang yang selamat dari longsor.

Pria asal Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, ini menceritakan, saat longsor menghantam, dirinya dan rekan-rekannya sedang tidur di kamp yang terbuat dari papan.

Kamp Lukman ditempati 20 orang.

"Tidur semua kita saat itu," ucapnya, Senin (8/7/2024), dilansir dari Tribun Gorontalo.

Dini hari itu, hujan deras mengguyur area tambang.

Tiba-tiba, Lukman mendengar gemuruh dari luar.

Para penambang pun segera membuka paksa kamp.

Dinding dari papan ditendang untuk akses menyelamatkan diri.

Menurut Lukman, dari 20 orang yang berada di kampnya, ada empat orang yang tidak berhasil menyelamatkan diri.

Setelah menyelamatkan diri, Lukman harus berjalan kaki sepanjang 23 kilometer untuk menuju jalan raya.

"Saya jalan kaki terus sampai di bawah," ungkapnya.

Saat ini, ratusan personel tim gabungan dikerahkan untuk mencari dan menolong para korban.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Gorontalo Heriyanto menuturkan, tim terkendala oleh jarak.

Ia menerangkan, lokasi tambang rakyat tersebut berada 23,7 kilometer dari Posko SAR induk.

Itu pun dengan kondisi medan yang sulit dilalui.

Anggota tim gabungan pun harus berjalan kaki karena putusnya jembatan yang biasa dilalui sepeda motor untuk mengangkut penumpang ke lokasi tambang.

"Mari kita doakan semoga Operasi SAR yang kami laksanakan berlangsung lancar dan aman tanpa kendala berarti, dan Insya Allah seluruh korban dapat segera ditemukan," tuturnya, dikutip dari Antara.

Hingga Senin ini, tim gabungan berhasil mengevakuasi 10 korban meninggal dan 22 korban selamat.

Kini, tim sedang berupaya mencari 33 orang yang belum ditemukan. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Maut di Tambang Emas Gorontalo, Longsor Menerjang pada Dini Hari Saat Korban Tidur"

Baca juga: Suprapti 5 Hari Menunggu di Lokasi Tambang Pasir Longsor, Berharap Anaknya Ditemukan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved