Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Timnas Malaysia

Kritik Keras Sepak Bola Malaysia yang Amburadul, Safee Sali Malah Dituding Mencoreng Citra Negara

Kritik Keras Sepak Bola Malaysia yang Amburadul, Safee Sali Malah Dituding Mencoreng Citra Negara

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Instagram Safee Sali
Kritik Keras Sepak Bola Malaysia yang Amburadul, Safee Sali Malah Dituding Mencoreng Citra Negara 

Kritik Keras Sepak Bola Malaysia yang Amburadul, Safee Sali Malah Dituding Mencoreng Citra Negara

TRIBUNJATENG.COM - Sepak bola Malaysia sedang semrawut dan diambangĀ sanksi dari FIFA.

Legenda sepak bola Malaysia, Safee Sali, yang mengkritik kondisi tersebut, justru dituding mencoreng citra negaranya.

Diketahui sebelumnya, sepak bola Malaysia geger setelah, Paulo Josue, membeberkan masalahnya ke publik.

Pemain Timnas Malaysia, Fergus Tierney setelah mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia di Piala AFF U23 2023, Jumat 18 Agustus 2023.
Pemain Timnas Malaysia, Fergus Tierney setelah mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia di Piala AFF U23 2023, Jumat 18 Agustus 2023. (Instagram /@famalysia)

Baca juga: Jadwal Lengkap Piala AFF U19 2024, Saatnya Timnas Indonesia Kembalikan Kejayaan 11 Tahun Silam

Kapten Kuala Lumpur City (KL City), Paulo Josue, mengaku tak menerima gaji selama tujuh bulan atau sejak Desember 2023.

Penyerang berusia 35 tahun kelahiran Brasil itu mengaku hampir lupa kapan terakhir kali menerima pembayaran dari klubnya.

Kini pemain naturalisasi Timnas Malaysia itu terpaksa hidup hanya dengan sisa tabungannya.

Safee Sali Keras Mengkritik

Masalah tunggakan gaji yang dialami Josue itu mengundang perhatian Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Malaysia (PFAM) Safee Sali.

Dalam unggahan di Instagram-nya, mantan penyerang Timnas Malaysia itu menyatakan kekecewaan mendalam atas musibah yang menimpa Josue.

Safee mendukung aksi blak-blakan gelandang naturalisasi Harimau Malaya tersebut untuk menyuarakan nasibnya.

Dia berharap pihak yang bertanggung jawab dapat memantau permasalahan tersebut dan dapat mengambil tindakan lebih proaktif.

"Sudah tujuh bulan gajinya tak terbayar, Paulo Josue akhirnya angkat bicara!"

"Saat kami angkat bicara seperti ini, malah dituding ingin menjatuhkan atau mencoreng citra sepak bola itu sendiri. Tetapi kalau kasus seperti ini terjadi, siapa yang mau disalahkan?"

Safee menuntut FAM untuk peduli pada masalah ini dan melakukan tindakan lebih proaktif untuk menyelesaikan masalah tunggakan gaji.

"Banyak klub lain yang juga gagal dalam masalah gaji," imbuhnya.

Sebagai pemimpin wadah para pemain profesional, meski tak lagi bermain di Liga Malaysia, Safee berjanji akan terus berjuang demi kesejahteraan para pesepak bola.

"Semangat saya terhadap olahraga ini tidak akan pudar."

"Saya tahu kerja keras setiap pemain, ambil tanggung jawab atau tinggalkan olahraga ini. Dalam hidup ini, Anda punya pilihan," tegasnya.

Sanksi FIFA Membayangi Federasi

Pengamat olahraga asal Malaysia, Datuk Pekan Ramli, menyebut kasus Paulo Josue, bisa berdampak pada pemberian sanksi dari FIFA.

Datuk Pekan Ramli juga mengingatkan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (Football Association of Malaysia/FAM) mengenai potensi hukuman gara-gara tak mampu mengatasi masalah tunggakan gaji pemain di liganya.

Menurutnya, persoalan tunggakan gaji pemain sudah berkali-kali terjadi di Liga Malaysia, tetapi FAM seolah diam saja.

Terkait hal itu, Pekan Ramli menginformasikan bahwa FAM dan Malaysian Football League (MFL) sebagai penyelenggara Liga Malaysia harus segera menyelesaikan masalah ini.

Pasalnya, masalah tersebut akan memicu FIFA mengambil tindakan berupa skorsing terhadap sepak bola Malaysia.

"Situasi di Liga Malaysia semakin buruk dan mengkhawatirkan, kecuali jika ada tindakan segera dan tegas yang diambil oleh pemangku kepentingan di liga dan FAM," ucap Pekan Ramli.

Dia menambahkan, "Kami berisiko menghadapi sanksi dari FIFA menyusul masalah pembayaran gaji yang tidak bisa diselesaikan."

Jika krisis itu dibiarkan, maka akan memengaruhi kemampuan klub-klub Malaysia dalam menarik pemain asing di musim mendatang yang berdampak pada tim-tim seperti Johor Darul Ta'zim, Terengganu, dan Selangor.

"Meski tim-tim itu tidak terlibat masalah, namun tetap berisiko terkena penalti karena tercorengnya reputasi liga," jelas Pekan.

Menurut aturan FIFA, negara-negara anggota dapat diskors karena salah urus keuangan.

Klub-klub terkait masalah tunggakan gaji juga terancam sanksi dari FIFA.

Paulo Josue Pilihan Kim Pan-gon

Paulo Josue adalah pemain naturalisasi pilihan pelatih Timnas Malaysia saat ini, Kim Pan-gon, tetapi bernasib kurang baik di klubnya.

Dia mulai mencari nafkah di Negeri Jiran itu dengan bergabung ke KL City pada 2 Juli 2017.

Kontribusinya kepada klub itu tergolong bagus, meski dia tak bisa mencegah degradasi dari liga kasta utama pada tahun 2019.

Untuk musim 2020 dia bahkan dipercaya menjadi kapten KL City, sebuah prestasi langka bagi pemain asing.

Setelah lima tahun mengarungi sepak bola di Malaysia, dia akhirnya mendapatkan hak kewarganegaraan negeri itu pada awal 2023.

Debutnya untuk Timnas Malaysia baru dimulai pada usia 34 tahun 10 hari di era Kim Pan-gon.

Mengutip catatan Transfermarkt, Josue sudah tampil 15 kali dan mencetak lima gol untuk Timnas Malaysia.

Dalam laga terakhir Harimau Malaya pada 11 Juni lalu, Josue menjadi starter dan mencetak satu gol dalam kemenangan 3-1 atas Taiwan di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved