Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Mahasiswa KKN UIN Saizu Ikut Serta Bantu Tradisi Tenongan di Desa Derik Banjarnegara

Mahasiswa UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto membantu pelaksanaan Tradisi Tenongan di Desa Derik, Susukan, Banjarnegara.

Editor: raka f pujangga
Dok UIN Saizu
Warga masyarakat Desa Derik Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara melaksanakan Tradisi Tenongan dalam rangka 10 Muharram. 

TRIBUNJATENG.COM - Mahasiswa UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto membantu pelaksanaan Tradisi Tenongan di Desa Derik Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

Tradisi itu digelar dalam rangka 10 Muharram.

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Saizu, Mawi Khusni Albar menyebutkan, Mahasiswa KKN Kelompok 66 Desa Derik terlibat membantu pelaksanaan Tradisi Tenongan dalam rangka 10 Muharram.

Baca juga: Ikuti Lomba Peradilan Semu Tingkat Nasional, Mahasiswa Syariah UIN Saizu Bawa 14.000 Lembar Berkas

Dalam kesempatan itu, Pemerintah Desa Derik, Kecamatan Susukan bersama dengan masyarakat setempat mengadakan sebuah tradisi untuk memperingati bulan Muharram, tepatnya setiap tanggal 10 Muharam.

"Tradisi Tenongan itu sudah dilaksanakan rutin setiap tahunnya, secara turun temurun. Ini merupakan bagian penting dari budaya masyarakat di Desa Derik. Tradisi ini dilaksanakan di Balai Desa Derik," ujarnya dalam keterangan Minggu (21/7/2024).

Tradisi Tenongan melibatkan masyarakat untuk membawa tenong yang di dalamnya berisi makanan atau pangan seperti nasi beserta lauk pauknya, jajanan pasar, buah-buahan, dan makanan-makanan yang lainnya.

Tradisi ini diawali dengan penyampaian sambutan dari Kepala Desa Derik, Mardika Wulan Sari.

Dalam sambutannya, dia mengatakan Tradisi Tenongan dijadikan sebagai ajang silaturrahmi untuk seluruh masyarakat di Desa Derik dan memupuk rasa persaudaraan antar masyarakat.

Kemudian sambutan kedua disampaikan Perwakilan Kepala Dusun di Desa Derik, yang pada saat itu diwakili Kadus 2, Waryan.

Dia menyampaikan Tradisi Tenongan merupakan bentuk syukur kita atas nikmat yang telah Allah berikan dalam bentuk kesehatan dan umur yang panjang serta rezeki yang berlimpah.

Selaras dengan sambutan itu, Ustadz Chabib selaku salah satu tokoh agama di Desa Derik, juga menyampaikan bahwa tradisi Tenongan merupakan sebuah perwujudan dari rasa syukur kita terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT dan diniatkan sebagai sedekah atas rezeki yang kita punya.

Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan doa bersama.

Setelah doa selesai, makanan yang ada di dalam tenong dimakan bersama-sama.

Masyarakat yang berada di situ boleh mengambil makanan yang ada ditenong sesuai yang mereka inginkan secara gratis.

Tenongan ini tidak hanya sebuah tradisi, tetapi juga memiliki makna yang terkandung di dalamnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved