Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Pengembangan Desa Wisata Jateng Dipacu Agar Tak Sekedar Viral Lalu Menghilang

Pengembangan desa wisata di Jawa Tengah mendapat perhatian serius. Pendampingan dari kalangan akademisi dibutuhkan

Editor: muh radlis
IST
FGD Dinamika Perkembangan Desa Wisata di Jawa Tengah yang digelar oleh Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata Semarang di Kampus SCU Bendan, Selasa 23 Juli 2024. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengembangan desa wisata di Jawa Tengah mendapat perhatian serius. Pendampingan dari kalangan akademisi dibutuhkan agar potensi sektor pelancong ini tidak mati suri.

Adhyatma Parekraf Ahli Muda Disporapar Jateng, Riyadi Kurniawan, mengatakan pengembangan desa wisata bukan hanya soal infrastruktur namun akan lebih optimal jika ada edukasi kepada warga setempat dalam mengembangan desanya untuk tujuan wisata.

"Soal insfrastruktur dan fasilitas pendukung memang diperlukan, namun itu bukanlah menjadi hal utama. Disinilah peran akademisi untuk memberikan edukasi ke warga bagaimana cara mengelola tempat wisata dan melayani pengunjung agar ada keberlanjutan sebagai desa wisata," jelasnya.

Ia menambahkan, Disporapar Jateng mendukung penuh ketika kelompok warga masyarakat di desa wisata mengembangkan potensi desa sebagai tujuan wisata. Bahkan, Pemprov menggelontorkan anggaran hingga Rp 18 miliar untuk pengembangan desa wisata.

“Tentu kami tidak menutup kemungkinkan untuk memberikan dukungan lagi, sepanjang warga masyarakat bersemangat dan mau maju mengembangkan desanya sebagai destinasi wisata,” tambah dia.
           
Ia menyebutkan sampai saat ini total desa wisata di Jateng berjumlah sekitar 600-an. Namun tidak semuanya bisa berkembang karena berbagai persoalan. Bahkan ada yang mati suri.

"Meski begitu ada beberapa desa wisata yang berprestasi hingga ke tingkat nasional," jelasnya saat acara FGD Dinamika Perkembangan Desa Wisata di Jawa Tengah" yang digelar oleh Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata Semarang di Kampus SCU Bendan, Selasa 23 Juli 2024.

Hadir sebagai pembicara yakni Riyadi Kurniawan, Adhyatma Parekraf Ahli Muda Disporapar Jateng, Haryo Perwito, SE, MA-TRM, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis SCU sekaligus Anggota Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) SCU dan Drs. Andreas Pandiangan, MSi, Kepala Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) SCU serta Rudy Elyadi, SE, MM selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) LPPM SCU.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis SCU sekaligus Anggota Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) SCU Haryo Perwito, SE, MA-TRM menjelaskan semua daerah saat ini mengoptimalkan desa wisata karena potensinya sagat bagus, dengan desa wisata kulinernya laku, homestaynya laku, UMKM laku, dan bisa menyerap tenaga kerja juga.

"Karena potensi inilah kami tergerak untuk melakukan kajian hingga pendampingan agar desa wisata ini sustainable. Sebab tak sedikit yang viral kemudian hilang karena salah pengelolaan," paparnya.

Menurutnya saat ini generasi Z menjadi pasar cukup besar bagi desa wisata di Jateng. Oleh sebab itu, pengelola desa wisata ini semestinya bisa memahami keinginan generasi Z termasuk dalam hal wisata.

"Inilah nanti yang akan kami lakukan dalam pendampingan bagi desa wisata, bagaimana membawa generasi Z makin mencintai desa. Dengan harapan ekonomi desa akan berputar dan dampak positifnya juga ke masyarakat," jelasnya.

Kepala Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) SCU Drs. Andreas Pandiangan, MSi, mengatakan kegiayan ini untuk menerima masukan dari berbagai elemen masyarakat yang kemudian akan dijadikan bahan kajian dan selanjutnya diimplementasikan di lapangan.

"Tentu kami berharap SCU memberi dampak positif khususnya pengembangan desa wisata," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved