Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

IHSG dalam Tren Pelemahan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (30/7), masih melanjutkan tren penurunan, dengan ditutup turun 47,03 poin atau 0,65 persen

KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG
Seorang karyawan melihat pergerakan harga saham pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (30/7), masih melanjutkan tren penurunan, dengan ditutup turun 47,03 poin atau 0,65 persen ke level 7.241,86.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, koreksi dari IHSG itu dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sebagai catatan, rupiah spot kemarin melemah 0,12 persen ke Rp 16.300 per dolar AS, sedangkan rupiah Jisdor turun 0,21 persen ke Rp 16.320 per dolar AS.

Selain itu, dia menambahkan, harga komoditas hari ini juga cenderung bergerak terkoreksi. “Koreksi IHSG hari ini (kemarin-Red) juga sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang juga mayoritas bergerak melemah,” ujarnya, kepada Kontan, Selasa (30/7).

Untuk perdagangan hari ini, Rabu (1/8), IHSG masih rawan bergerak terkoreksi dengan support 7.207 dan resistance 7.272.

“Untuk besok (hari ini-Red), IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data pekerjaan AS dan rilis data manufaktur China,” ucapnya.

Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi dari kondisi ekonomi China setelah pertumbuhan PDB yang di bawah ekspektasi. “Ada kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan PDB China semakin tinggi,” ujarnya, kepada Kontan, Selasa (30/7).

Ia memprediksi, IHSG pada perdagangan esok hari akan bergerak cenderung melemah dalam rentang level support 7.175 dan resistance 7.325, dengan indikator MACD masih menunjukkan pelemahan tren.

Pasar saat ini juga masih menantikan risalah dan pandangan terkait sikap The Fed ke depannya, sehingga membuat mereka cenderung wait and see.

Pasar juga tetap memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga di level 5,5 persen dan akan terjadi pemangkasan di bulan September 2024 sebesar 25 bps.

“Sedangkan dari dalam negeri, pasar juga masih menantikan data inflasi dan manufaktur PMI indeks, sehingga cenderung membuat pasar dalam negeri wait and see,” paparnya.

Audi pun merekomendasikan trading buy untuk ARTO dan BNGA, serta speculative buy untuk MAPI. Sementara, Herditya merekomendasikan investor mencermati saham BRIS, RGAS, dan HEAL. (Kontan/Pulina Nityakanti)

Baca juga: Siap-Siap PLN Lakukan Pemeliharaan Jaringan Pemadaman Listrik 4 Jam Hari Ini Rabu 31 Juli 2024

Baca juga: Terbaru Harga BBM Pertamina Hari Ini Rabu 31 Juli 2024, Mulai Solar hingga Pertalite di Jawa Tengah

Baca juga: Pegadaian Garap Program Pinjaman Bebas Bunga untuk UMKM dan Mahasiswa

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 31 Juli 2024: Libra Jangan Dipendam Sendiri, Pisces Merasa Terhubung

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved