Berita Regional
TKI Tewas dengan 20 Luka Tembak di Perkebunan Sawit Malaysia
Pekerja Migran Indonesia, Gafur, asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, tewas mengenaskan di Malaysia.
TRIBUNJATENG.COM, LOMBOK TIMUR - Pekerja Migran Indonesia, Gafur, asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, tewas mengenaskan.
Pria berusia 30 tahun itu dikabarkan tewas di perkebunan kelapa sawit di Malaysia.
Terdapat 20 luka tembak di tubuhnya.
Baca juga: Viral 30 Jamur Liar Dimakan TKI Asal Cilacap Indonesia di Jepang Hingga Meninggal Dunia
Gafur ditembak mati di perkebunan sawit tempatnya bekerja, di wilayah Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur.

Kepala Desa Waringin, Asikin kepada Kompas.com, Kamis (1/8/2024) mengaku pertama kali mendengar kabar ini dari orangtua Gafur.
Disebutkan, Gafur tewas pada Senin pagi (29/7/2024), dan malamnya kabar itu langsung diteruskan kepada keluarga oeh kakak ipar Gafur yang juga bekerja di tempat yang sama.
Sehingga kabar bisa cepat diterima.
"Keluarga melaporkan Gafur meninggal karena ditembak oleh warga lokal Malaysia atau warga pedalaman Ngu Miri," kata Asikin.
Kabar ini lalu diteruskan kepada Dinas Tenaga Kerja Lombok Timur dan Provinsi NTB.
Disnaker lalu melapor kepada BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia).
"BP3TKI langsung melapor ke KBRI di Malaysia, keluarga diminta menunggu informasi dari KBRI," kata Asikin.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Asikin, saat kejadian ipar Gafur sempat mengejar dua orang warga lokal yang mencuri barang barang milik pekerja Indonesia yang bekerja di tempat tersebut.
"Pencurian itu sering dialami PMI (Pekerja Migran Indonesia), mereka bahkan berani mencuri sampai ke pondok para PMI."
"Saat kejadian itu, korban yang kesal dengan kelakuan warga lokal yang pencuri langsung mengejar mereka sehingga terjadi penembakan tersebut," kata Asikin.
Semula akan dimakamkan di kebun sawit
Asikin menjelaskan, sebagian besar PMI di lokasi itu tidak memiliki dokumen.
Semula jenazah Gafur akan langsung dimakamkan di kebun sawit, karena khawatir semua akan tertangkap polisi Malaysia.
"Tapi aparat datang sendiri ke lokasi tersebut, dan semua PMI yang tidak mengantongi dokumen termasuk ipar korban sudah lari, menghindari polisi, tidak bisa kita kontak lagi ini," ujar dia.
Meskipun keluarga berharap jenazah Gafur segera dipulangkan, namun Kepala Desa ini sempat mengingatkan agar mereka bersabar.
Sebab, prosesnya tidak bisa hanya sehari, harus melalui proses, apalagi status korban sebagai PMI tidak berdokumen.
20 luka tembakan
Sabahurrahman (24) rekan sesama PMI yang bekerja di ladang yang sama dengan Gafur, mengaku awalnya mengetahui kabar duka itu dari media sosial.
"Saya tidak percaya, saya tidak tenang dan langsung menelepon rekan-rekan di sana, termasuk toke (bos) dan benar dia (Gafur) sudah tiada," kata Sabar -demikian dia biasa disapa- yang memilih pulang pada Februari 2024.
Sabar juga langsung bertanya pada keluarga, dan keluarga membenarkan kabar duka itu.
Dari bos di Ladang sawit tersebut, Sabar mendapatkan informasi bahwa di hari kejadian, Gafur berada di pondokan di atas bukit sekitar ladang sawit.
Pada pagi hari sekitar pukul 10.00 waktu Malaysia, dua orang pencuri menyatroni pondokan korban, satu pencuri masuk satu orang bersembunyi.
"Pencuri yang masuk ke pondokan dipergoki saat akan mengambil barang, dan dia langsung mengejar pencuri tersebut, Gafur tidak tahu ada seorang pencuri lagi yang bersembunyi, itulah yang menembak Gafur," sebut Sabar.
Menurut rekan rekannya sesama PMI yang melihat kondisi korban, korban ditembak dari jarak dekat, dengan luka tembakan yang sangat banyak.
"Ada 20 peluru yang ditembakkan ke tubuh korban. Tahu 20 tembakan karena peluru sudah dikeluarkan."
"Paling banyak di tubuhnya terutama bagian perut, dan tiga tembakan di wajah korban, bahkan ada luka didekat mata seperti goresan cangkul," kata Sabar.
Dikatakan, saat mengejar pencuri itu, Gafur memang membawa cangkul untuk melindungi diri atau melawan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi yang dimintai konfirmasi terkait hal itu mengaku masih menunggu informasi resmi dari KBRI.
"Sementara ini kami baru mendapat informasi dari pihak keluarga almarhum Gafur, setelah kami selidiki, benar ada yang meninggal dan kami telusuri identitas yang diberikan keluarga," kata Aryadi.
"Sejauh ini belum ada surat resmi dari KBRI, kami masih menunggu," kata Aryadi lagi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pekerja Migran Asal Lombok Tewas dengan 20 Luka Tembak di Malaysia "
Baca juga: Viral WNI Membegal Perempuan di Jepang, Ini Kata Kemenlu
Mulai Hari Ini! Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Hapus Tunggakan PBB Lewat Peraturan Bupati dan Walikota |
![]() |
---|
Pantas Penggusuran Markas Grib Jaya Tak Dilawan Anak Buah Hercules, Ternyata Ada Orang Dekat Jokowi |
![]() |
---|
Diskotek Markas GRIB Jaya Dirobohkan, Petugas Sempat Diadang dan Dilempari Batu |
![]() |
---|
Suami Kerap Nangis dan Minta Dirukyah, Kata Istri Pelaku Pembunuhan Tiwi Pegawai BPS Asal Magelang |
![]() |
---|
Hubungan Gelap Berawal Perkenalan di TikTok Berakhir Tragis di Penginapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.